Kanker Serviks dan Pencegahannya

Kanker Serviks dan Pencegahannya

Pada 2020 lalu, Indonesia kehilangan satu aktris senior unggulannya, Ria Irawan, akibat kanker serviks. Bermula dari serviks, kanker menyebar ke getah bening, endometrium, paru-paru, hingga kepala. Meski akhirnya tubuh Ria menyerah, tak pernah ia tampak mengeluh dan putus asa dalam perjuangannya. Apa sebenarnya kanker serviks itu? Mari pelajari! Reproduksi & Seks

Berita Terkini

Setelah Makan, Sebaiknya Minum Apa ya?

Setelah Makan, Sebaiknya Minum Apa ya?

Saat makan di luar, minuman apa yang biasanya Anda pesan? Teh, jus, atau kopi? Di Indonesia, ketiga minuman tersebut umumnya masuk daftar menu sebagai pelengkap hidangan. Jenis minuman yang kita pilih menentukan efektivitas penyerapan nutrisi makanan. Jadi, sebaiknya minum apa, ya?
Stop Rambut Rontok dengan Makanan Ini!

Stop Rambut Rontok dengan Makanan Ini!

Siapa tak panik mendapati helaian rambut di mana-mana. Sisir. Lantai. Saluran pembuangan di kamar mandi. Eits, jangan panik dulu! Kepala orang dewasa rata-rata memiliki 100.000—150.000 helai rambut. Rambut rontok 50—100 helai per hari masih normal, lo!
Ukuran Payudaraku Berubah! Normalkah Ini?

Ukuran Payudaraku Berubah! Normalkah Ini?

Pamela Peeke, penulis buku Body-for-Life for Women mengatakan, “Mengenali kondisi payudara akan membuat kita merasakan ketika ada sesuatu yang berbeda.” Payudara mengalami perubahan saat menstruasi, hamil, menyusui, pubertas, dan menopause. Tapi, adakah perubahan normal lainnya di luar waktu-waktu ini? Kapan harus ke dokter?
Dapatkah Diabetesi Makan Normal?

Dapatkah Diabetesi Makan Normal?

Penderita diabetes atau diabetesi tetap dapat menikmati makanan seperti orang tanpa diabetes. Prinsipnya adalah menjaga pola makan dengan gizi seimbang dan sesuai kebutuhan harian.
Menjadi Pejuang Kanker Bersama Buah Hati

Menjadi Pejuang Kanker Bersama Buah Hati

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan setiap tahun terjadi 400.000 kasus kanker anak di seluruh dunia. Di Indonesia, kanker menjadi penyebab kematian kedua terbesar pada anak rentang usia 5—14 tahun. Sebagian penyebabnya adalah deteksi yang terlambat.