Dampak Kurang Tidur Terhadap Kesehatan Jantung

Edo selalu bangga dengan produktivitasnya. Sebagai penulis lepas, malam adalah waktu terbaiknya berkarya. Bergelas-gelas kopi, mata yang tetap terjaga hingga fajar, dan tenggat waktu yang selalu terkejar. Tapi semua itu berubah saat dokter memintanya duduk dan berkata, “Jantung Anda dalam kondisi serius.”
Bergadang demi karier, berujung gagal jantung
Tak pernah terpikirkan oleh Edo bahwa kebiasaan bergadang bisa menyeretnya pada masalah besar. “Saya pikir, yang penting masih kuat,” katanya. Tapi tubuh menyimpan catatannya sendiri.
Kurang tidur selama bertahun-tahun bukan hanya membuatnya lelah. Tubuhnya kehilangan waktu pemulihan, detak jantungnya terus dipaksa bekerja lebih keras, dan stres jadi sahabat lama yang tak disadari.
Baca juga: Kenali Gejala Penyakit Jantung Sebelum Terlambat.
Para ahli sepakat: tidur malam kurang dari 6 jam secara konsisten bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, bahkan gagal jantung.
Apa yang terjadi saat kita kurang tidur?

Tanpa kita sadari, kurang tidur mengganggu dua aspek besar dalam tubuh:
- Faktor biologis: Tubuh memproduksi lebih banyak hormon stres (kortisol) yang membuat tekanan darah naik. Jantung bekerja lebih keras setiap malam.
- Faktor gaya hidup: Kurang tidur membuat kita malas bergerak, cenderung makan tak sehat, dan cepat marah. Semuanya memperburuk kesehatan jantung.
Dan ini bukan hanya soal dewasa. Anak-anak dan remaja yang kurang tidur juga lebih rentan mengalami obesitas dan tekanan darah tinggi di kemudian hari.
Gangguan tidur dan risiko gagal jantung
Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak mampu memompa darah secara efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh. Kondisi ini bisa sangat dipengaruhi oleh kualitas tidur.
Sebuah studi observasional terhadap lebih dari 400.000 orang menemukan adanya hubungan kuat antara masalah tidur dan risiko gagal jantung.
Dalam studi tersebut, orang yang tidur berkualitasnya kurang dari tujuh jam per malam memiliki risiko gagal jantung yang lebih tinggi.
Risiko ini semakin meningkat pada mereka yang memiliki indikator tidur tidak sehat, seperti gejala insomnia, rasa kantuk berlebih di siang hari, kebiasaan mendengkur, dan sering bergadang.
Semakin banyak indikator tidur buruk yang dimiliki seseorang, semakin besar kemungkinan mereka mengalami gagal jantung.
Kurang tidur dan serangan jantung
Serangan jantung (infark miokard) terjadi ketika aliran darah ke otot jantung tersumbat.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kurang tidur meningkatkan risiko serangan jantung secara signifikan.
Salah satu studi menunjukkan bahwa orang yang tidur kurang dari enam jam per malam memiliki risiko 20% lebih tinggi terkena serangan jantung dibandingkan mereka yang tidur cukup.
Selain itu, tidur yang kurang berkualitas, seperti sering terbangun di malam hari juga bisa menyebabkan lonjakan tekanan darah dan detak jantung saat bangun.
Hal ini dapat menyebabkan stres pada jantung dan dapat memicu serangan jantung.
Gangguan tidur lain yang berdampak pada jantung

Berbagai jenis gangguan tidur dapat memperburuk kesehatan kardiovaskular:
1. Insomnia
Merupakan gangguan tidur paling umum yang ditandai dengan sulit tidur atau sering terbangun di malam hari.
Insomnia seringkali menyebabkan kurang tidur kronis dan berhubungan erat dengan peningkatan risiko penyakit jantung.
2. Apnea Tidur Obstruktif atau Obstructive Sleep Apnea (OSA)
OSA adalah gangguan pernapasan saat tidur akibat penyumbatan saluran napas.
Kondisi ini mengurangi kadar oksigen dalam darah karena saluran napas yang obstruktif/tertutup. Hal ini bisa memperparah tekanan pada sistem kardiovaskular.
OSA diketahui berkaitan erat dengan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, obesitas, dan diabetes.
3. Gangguan Gerakan Saat Tidur
Contohnya termasuk sindrom kaki gelisah dan gangguan gerakan tungkai periodik.
Meskipun mekanismenya belum sepenuhnya dipahami, kondisi ini diduga memicu aktivasi abnormal sistem saraf dan menyebabkan fluktuasi tekanan darah serta denyut jantung, yang dapat berdampak buruk pada jantung.
4. Gangguan Ritme Sirkadian atau Jam Biologis Tubuh
Terjadi saat jam biologis tubuh tidak selaras dengan siklus siang dan malam, seperti pada orang yang bekerja shift malam.
Ada Harapan: Tidur Bisa Dipulihkan
Setelah diagnosis, Edo mulai mengubah hidupnya. Ia tidur lebih awal, membatasi kafein, dan membiasakan olahraga ringan setiap sore.
Hasilnya perlahan terasa. Detak jantungnya lebih stabil, dan tubuhnya tak lagi terasa “berisik” di dalam.
Jika Anda juga sering merasa lelah meski tidur, atau mengalami gangguan tidur lain, cobalah tips berikut:
- Tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari
- Matikan dan jauhkan gawai minimal satu jam sebelum tidur
- Ciptakan suasana kamar yang gelap dan sejuk
- Hindari makan berat, alkohol, dan kafein di malam hari
- Dapatkan paparan sinar matahari pagi
- Rutin berolahraga, meski hanya 30 menit jalan kaki
Tubuh selalu memberi sinyal. Jangan tunggu sampai jantung Anda berteriak seperti jantung Edo. Mulailah dari hal paling mendasar: tidur yang cukup.
Jika Anda mengalami gejala seperti mendengkur keras, sesak saat tidur, atau sering terbangun tengah malam, jangan tunda untuk konsultasi ke dokter.
Karena tidur bukan tanda kemalasan. Tidur adalah bentuk perawatan paling alami yang bisa Anda berikan kepada jantung Anda.