11 Penyakit Berbahaya yang Disebabkan Kelebihan Berat Badan

Studi terbaru yang dirilis oleh The Lancet menunjukkan bahwa pada tahun 2022, lebih dari 1 miliar orang di dunia hidup dengan obesitas. Sejak tahun 1990, angka obesitas pada orang dewasa meningkat lebih dari dua kali lipat. Data tersebut juga menunjukkan bahwa 43% orang dewasa mengalami kelebihan berat badan.
Apa itu obesitas dan kelebihan berat badan?

Obesitas dan kelebihan berat badan (overweight) sering disamakan, tetapi sebenarnya berbeda.
- Obesitas adalah penyakit kronis yang kompleks, ditandai dengan penumpukan lemak berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Menurut WHO asia pasifik Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 25 dikategorikan sebagai obesitas.
- Kelebihan berat badan adalah kondisi di mana terjadi akumulasi lemak yang berlebihan. Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 23 dikategorikan sebagai kelebihan berat badan.
Kedua kondisi ini dapat memicu berbagai penyakit serius. Berikut adalah 11 penyakit yang dapat terjadi akibat kelebihan berat badan atau obesitas:
1. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 terjadi akibat peningkatan kadar glukosa darah yang tidak terkontrol karena gaya hidup yang tidak sehat. 9 dari 10 penderita diabetes tipe 2 mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Kondisi ini dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, gangguan ginjal, kerusakan saraf, dan gangguan mata.
2. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Obesitas meningkatkan risiko tekanan darah tinggi karena jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah tinggi dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan penyakit ginjal.
3. Penyakit jantung
Obesitas meningkatkan risiko penyakit jantung karena dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan kadar glukosa darah tinggi. Kondisi ini membuat jantung bekerja lebih keras, meningkatkan risiko serangan jantung, gagal jantung, dan aritmia.
4. Stroke
Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu akibat pembuluh darah tersumbat atau pecah. Obesitas meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, faktor utama penyebab stroke. Menurunkan berat badan dapat membantu mengurangi risiko ini.
5. Sindrom metabolik
Sindrom metabolik adalah sekelompok kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke.
Diagnosis sindrom metabolik dilakukan jika seseorang memiliki tiga atau lebih dari kondisi berikut:
- Lingkar pinggang besar
- Kadar trigliserida tinggi
- Tekanan darah tinggi
- Kadar glukosa darah tinggi saat puasa
- Kadar kolesterol HDL rendah
6. Penyakit hati berlemak
Obesitas dapat menyebabkan penumpukan lemak di hati, yang berisiko berkembang menjadi sirosis atau gagal hati. Penyakit ini termasuk Penyakit Hati Berlemak Nonalkohol (NAFLD) dan Steatohepatitis Nonalkohol (NASH).
7. Kanker
Obesitas dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, seperti:
- Pria: kanker usus besar, rektum, dan prostat.
- Wanita: kanker payudara, endometrium, dan kandung empedu.
- Jenis kanker lainnya: tiroid, hati, pankreas, ginjal, adenokarsinoma esofagus, dan multiple myeloma.
8. Gangguan pernapasan
Lemak berlebih di sekitar dada dan perut dapat membatasi gerakan paru-paru, menyebabkan kesulitan bernapas dan meningkatkan risiko penyakit paru-paru kronis.
9. Apnea tidur
Obesitas meningkatkan risiko apnea tidur obstruktif, yaitu kondisi di mana saluran napas tersumbat saat tidur. Hal ini dapat menyebabkan dengkuran, gangguan tidur, dan risiko penyakit jantung.
10. Asma
Studi menunjukkan bahwa obesitas meningkatkan risiko asma dan memperburuk gejalanya. Lemak berlebih dapat menyebabkan peradangan dan mempersempit saluran udara.
11. Osteoartritis
Obesitas meningkatkan risiko osteoartritis karena memberikan tekanan ekstra pada sendi, terutama lutut, pinggul, dan pergelangan kaki. Kelebihan lemak juga dapat menyebabkan peradangan yang memperburuk kondisi ini.
**
Obesitas dan kelebihan berat badan dapat menyebabkan berbagai penyakit serius yang mengancam kesehatan.
Mengadopsi gaya hidup sehat, seperti mengatur pola makan, berolahraga, dan menjaga berat badan ideal, dapat membantu mengurangi risiko penyakit ini.
Pola makan sehat

Gantilah pola makan tidak sehat dan berenergi tinggi, seperti makanan cepat saji, makanan olahan, dan minuman manis dengan pilihan makanan yang lebih sehat.
Pola makan sehat terdiri dari:
- Buah dan sayuran.
- Makanan berbahan dasar kentang, roti, nasi, pasta, dan makanan bertepung lainnya (pilih jenis makanan tinggi serat dan gandum utuh).
- Sebagian susu dan produk olahan susu atau alternatif susu.
- Sebagian daging, ikan, telur, kacang-kacangan, dan sumber protein non-susu lainnya.
- Sedikit makanan dan minuman tinggi lemak dan gula.
- Hindari makanan tinggi garam karena dapat meningkatkan tekanan darah.
- Periksa informasi kalori untuk setiap jenis makanan dan minuman yang Anda konsumsi.
Olahraga

Mengurangi jumlah kalori dalam diet Anda akan membantu menurunkan berat badan, tetapi mempertahankan berat badan yang sehat memerlukan aktivitas fisik untuk membakar energi.
Selain membantu Anda mempertahankan berat badan yang sehat, aktivitas fisik juga memiliki manfaat kesehatan. Misalnya, aktivitas fisik dapat membantu mencegah dan mengelola lebih dari 20 kondisi, seperti mengurangi risiko diabetes tipe 2 hingga 40%.
Orang dewasa disarankan melakukan aktivitas intensitas sedang minimal 150–300 menit seminggu. Misalnya, 5 sesi latihan selama 30–45 menit seminggu. Bahkan melakukan latihan selama 10 menit saja sudah bermanfaat. Olahraga dapat dilakukan 3-5 kali dalam seminggu.
Aktivitas intensitas sedang meliputi: jalan cepat, bersepeda, dan berenang.
Anda juga harus melakukan latihan kekuatan dan keseimbangan dua hari dalam seminggu. Penting juga untuk membagi waktu duduk dengan berdiri dan bergerak.