Hati-hati Jika Tubuh Anda Menunjukkan Gejala Stroke
Anda dapat mencegah stroke dengan membuat pilihan hidup sehat dan mengendalikan kondisi kesehatan. Ingat, stroke bisa menimpa siapa saja dan kapan saja. Tak pandang usia.
Mengalami stroke sama seriusnya dengan serangan jantung. Sama-sama bahayanya. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2020, stroke menjadi penyebab kematian kedua dan penyebab kecacatan ketiga di dunia.
Di Indonesia, pada 2021, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melaporkan bahwa stroke menempati urutan ketiga sebagai penyakit penyebab kematian.
Setiap menit sangat berharga bagi seorang yang mengalami serangan stroke. Tindakan cepat, idealnya tiga jam, dapat secara signifikan mengurangi risiko kerusakan otak dan bahkan mungkin menyelamatkan nyawa.
Sebagai pengingat gejala stroke, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengedukasi masyarakat melalui slogan “SegeRa Ke RS”, yang mengingatkan pada gejala-gejala berikut:
- Senyum tidak simetris atau mencong, tersedak, sulit menelan air.
- Gerak seluruh anggota tubuh melemah tiba-tiba.
- Bicara pelo atau tiba-tiba tidak dapat berbicara atau tidak mengerti pembicaraan.
- Kebas atau baal pada separuh tubuh.
- Rabun. Pandangan satu mata tiba-tiba kabur.
- Sakit kepala hebat tanpa penyebab yang jelas atau kehilangan keseimbangan.
Apa itu stroke?
Stroke sering kali dikaitkan dengan hipertensi. Ya, karena hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya stroke.
Hipertensi menyebabkan gangguan dalam sirkulasi darah tubuh (hemodinamik) yang bisa mengakibatkan penebalan pembuluh darah serta pertumbuhan otot jantung yang (hipertrofi). Kebiasaan merokok, serta mengonsumsi makanan tinggi lemak dan garam dapat memperburuk kondisi ini.
Stroke terjadi ketika ada perubahan aliran darah menuju otak. Darah membawa oksigen dan nutrisi ke sel-sel otak, dan kurangnya pasokan ini dapat menyebabkan kerusakan dan kematian sel-sel otak. Inilah sebabnya orang stroke mungkin mengalami kesulitan berpikir, berjalan, atau berbicara.
Terdapat dua jenis stroke, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Sekitar 87% kasus stroke adalah stroke iskemik. Ditandai adanya penggumpalan darah atau penyempitan pembuluh darah (arteri) sehingga mengurangi aliran darah ke otak.
Stroke iskemik biasanya terjadi karena adanya gumpalan di pembuluh darah otak atau leher (trombosis), perpindahan gumpalan darah dari bagian lain tubuh, seperti dari jantung ke otak (emboli), dan penyempitan pembuluh darah otak akibat penumpukan lemak di dinding arteri (stenosis).
Jenis kedua adalah stroke hemoragik. Ditandai oleh pecahnya pembuluh darah sehingga darah bocor ke dalam atau di sekitar otak. Hal ini mengakibatkan sel otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel otak mati.
Nah, dari kedua jenis stroke di atas, ada stroke lain yang berlangsung singkat. Bisa dalam hitungan menit atau jam. Ini disebut peringatan stroke. Gejalanya bisa mencakup lemas tiba-tiba, sakit kepala, kesulitan berjalan, gangguan penglihatan, atau kebingungan.
Tanda-tanda ini tidak boleh diabaikan karena dapat berkembang menjadi stroke iskemik atau hemoragik. Walaupun memiliki potensi untuk pulih, beberapa penderita stroke dapat mengalami cacat fisik hingga kematian.
Ketika sel-sel otak mati, berbagai fungsi otak juga hilang. Penderita stroke mungkin tidak dapat melakukan hal-hal yang dikendalikan otak. Misalnya, bergerak, berbicara, makan, berpikir dan mengingat, mengendalikan kandung kemih, mengontrol emosi, serta mengatur fungsi vital lainnya.
Turunkan risiko stroke
Usia dan riwayat keluarga merupakan beberapa faktor risiko yang tak dapat dihindari. Namun, Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegah risiko stroke.
1. Kontrol tekanan darah
Hipertensi sering kali tidak menimbulkan gejala yang nyata. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa tekanan darah secara teratur.
Mengonsumsi obat secara teratur juga dapat membantu mengurangi risiko stroke dan penyakit jantung.
2. Kendalikan kolesterol
Kadar kolesterol yang tinggi (200—239 mg/dL) dapat mengakibatkan penumpukan plak di dalam arteri yang kemudian dapat menghambat aliran darah dan berpotensi menyebabkan stroke.
3. Kendalikan diabetes
Diabetes yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan penyempitan arteri.
4. Kendalikan berat badan
Memiliki berat badan berlebih atau obesitas meningkatkan risiko stroke. Cobalah untuk makan tidak lebih dari 1.500—2.000 kalori per hari.
5. Konsumsi makanan sehat dan rutin berolahraga
Memilih makanan dan kudapan sehat dapat mengurangi risiko stroke. Anda dapat memilih makanan rendah kolesterol dan lemak jenuh. Tambahkan buah dan sayuran ke dalam makanan sehari-hari. Membatasi asupan garam dalam diet Anda dapat menurunkan tekanan darah.
Jadikan aktivitas fisik sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Rutin berolahraga minimum 30 menit setiap hari dapat membantu menjaga berat badan, serta menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah.
Apa yang terjadi bila stroke?
Stroke dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Tergantung bagian otak yang mengalami kerusakan. Seorang yang pernah stroke sering kali mengalami kelumpuhan pada satu bagian sisi tubuh, kesulitan berbicara atau masalah menelan.
Pemulihan stroke dimulai dari rumah sakit yang dilanjutkan dengan perawatan di rumah. Beberapa jenis terapi yang digunakan untuk membantu pemulihan pasien stroke, meliputi:
1. Terapi fisik
Bertujuan memulihkan kelumpuhan fisik yang mungkin dialami penderita stroke. Dalam terapi ini, penderita stroke akan mempelajari kembali aktivitas-aktivitas sederhana, seperti berjalan, duduk, berdiri, atau berbaring.
2. Terapi okupasi
Membantu mempelajari aktivitas sehari-hari, seperti makan, minum, menelan, mandi dan berpakaian, membaca dan menulis.
3. Terapi wicara
Membantu penderita mempelajari bahasa dan keterampilan berbicara.
Untuk menghindari stroke, orang dengan hipertensi dan diabetes harus selalu menjaga tekanan darah dan kadar gula dalam darah agar terkendali dengan baik.