Osteoporosis dan Osteoartritis: Dua Penyakit Tulang yang Sering Tertukar

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Muthia Trisa Nindita
Osteoporosis dan Osteoartritis: Dua Penyakit Tulang yang Sering Tertukar
Osteoporosis dan Osteoartritis: Dua Penyakit Tulang yang Sering Tertukar

Banyak orang sering kali bingung membedakan osteoporosis dan osteoartritis. Keduanya memang terdengar mirip karena memiliki awalan "osteo", yang artinya tulang. Namun, keduanya berbeda secara signifikan, baik dalam penyebab, gejala, maupun penanganannya.

Apa itu osteoporosis?



Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan penurunan massa dan kepadatan tulang. Kondisi tersebut menyebabkan tulang menjadi lemah dan rentan patah.


Patah tulang akibat osteoporosis paling sering terjadi di pinggul, pergelangan tangan, atau tulang belakang. Menariknya, osteoporosis sering kali disebut sebagai "silent disease" karena tidak menimbulkan gejala hingga terjadi patah tulang.


Faktor risiko utama osteoporosis adalah usia dan jenis kelamin. Perempuan, terutama yang telah memasuki masa menopause, memiliki risiko lebih tinggi karena penurunan produksi estrogen—hormon penting yang membantu menjaga kepadatan tulang.


Selain itu, merokok dan penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat kanker payudara, juga dapat meningkatkan risiko.


Pemeriksaan sinar-X dan pemindaian kepadatan tulang sering dilakukan untuk mendeteksi osteoporosis. Gejala yang paling umum adalah postur tubuh yang membungkuk, penurunan tinggi badan, dan nyeri punggung yang bisa sangat parah.


Untuk menjaga kesehatan tulang, pola hidup sehat menjadi kunci. Olahraga seperti berjalan, berlari, melompat, dan angkat beban sangat bermanfaat.


Asupan kalsium dan vitamin D yang cukup juga diperlukan untuk memperkuat tulang. Perempuan di atas 50 tahun dianjurkan mengonsumsi 1.200 miligram kalsium per hari, sedangkan laki-laki mulai memerlukan jumlah yang sama pada usia 70 tahun.



Apa itu osteoartritis?




Osteoartritis adalah jenis artritis atau radang sendi yang paling umum, terutama menyerang orang dewasa di atas 55 tahun. Penyakit ini terjadi ketika tulang rawan yang melindungi ujung-ujung tulang di dalam sendi mulai aus atau rusak. Tanpa bantalan ini, tulang-tulang bergesekan langsung satu sama lain, yang menyebabkan rasa sakit dan kekakuan.


Osteoartritis tidak hanya menyerang sendi, tetapi juga memengaruhi jaringan di sekitarnya, menyebabkan pembengkakan dan peradangan. Gejala umumnya meliputi nyeri sendi, kekakuan, peradangan, hingga munculnya taji tulang atau benjolan tulang tambahan yang biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.


Kondisi ini cenderung semakin memburuk seiring waktu, menyebabkan keterbatasan gerak dan menurunkan kualitas hidup penderitanya. Meski tidak dapat disembuhkan, osteoartritis dapat dikelola dengan modifikasi gaya hidup, penggunaan obat-obatan, dan dalam kasus yang lebih parah, melalui operasi penggantian sendi.



Perawatan dan pencegahan




Osteoporosis dapat diobati dengan perubahan gaya hidup, seperti memperhatikan asupan kalsium dan vitamin D, serta melakukan olahraga penahan beban yang teratur. Dalam beberapa kasus, obat-obatan juga diperlukan untuk mengurangi risiko patah tulang.


Pada kasus yang lebih serius, patah tulang akibat osteoporosis, terutama di pinggul, memerlukan pembedahan, seperti penggantian pinggul atau penggunaan pin dan pelat.


Osteoartritis, di sisi lain, ditangani melalui kombinasi perawatan yang mencakup perlindungan sendi, pengurangan beban kerja pada sendi, olahraga, obat penghilang rasa sakit, hingga terapi panas dan dingin.


Kontrol berat badan berlebih dengan gaya hidup sehat juga diperlukan untuk mengurangi beban pada sendi. Jika kondisinya parah, operasi penggantian sendi, seperti penggantian lutut atau pinggul, bisa menjadi solusi.



Menjaga kesehatan tulang dan sendi




Olahraga merupakan salah satu cara terbaik untuk menjaga kesehatan tulang dan sendi. Bagi penderita osteoporosis, olahraga menahan beban seperti berjalan dan angkat beban sangat bermanfaat untuk menjaga kepadatan tulang.


Sementara, bagi penderita osteoartritis, jenis olahraga harus disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakitnya. Latihan ringan, seperti berenang atau bersepeda bisa membantu menjaga fleksibilitas sendi tanpa memberikan tekanan berlebihan.


Selain olahraga, pola makan seimbang yang kaya kalsium dan vitamin D juga sangat penting. Mengurangi konsumsi makanan yang dapat memicu peradangan dan memperbanyak makanan nabati bisa membantu penderita osteoartritis. Tidak kalah penting, berhenti merokok dan menjaga berat badan ideal dapat mengurangi risiko terkena kedua penyakit ini.


Langkah terpenting? Cegah jatuh dan cedera. Patah tulang atau cedera pada sendi dapat memperparah kondisi dan memengaruhi mobilitas jangka panjang.


**


Meski sering tertukar, osteoporosis dan osteoartritis adalah dua penyakit yang berbeda. Osteoporosis menyerang tulang, membuatnya rapuh dan mudah patah, sementara osteoartritis menyerang sendi, menyebabkan nyeri, kekakuan, dan peradangan. 


Keduanya dapat dikelola dengan perubahan gaya hidup, olahraga, dan perawatan medis yang tepat. Semakin dini Anda mengenali tanda-tanda dan mengambil tindakan pencegahan, semakin besar peluang Anda untuk mempertahankan mobilitas dan kualitas hidup yang baik.


Atasi nyeri sendi Anda sekarang! Kunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan terdepan di Jakarta, untuk mendapatkan perawatan nyeri sendi yang tepat. Miliki sendi yang sehat dan tetap aktif bergerak!






ReferensiHealthline. Diakses pada 2024. What’s the Difference Between Arthritis and Osteoporosis? Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Osteoporosis. Osteoporosis. Diakses pada 2024. Osteoporosis and Osteoarthritis. UchigoMedicine. Diakses pada 2024. What’s the difference between osteoporosis and osteoarthritis?