Hidup Sehat dan Kuat di Usia Paruh Baya
Memasuki paruh kedua, biasanya orang merasa “lebih” tua. Uban mulai penuh di kepala. Keriput di wajah mulai merajalela. Bagaimanapun, manusia memang akan menua. Namun, menua tak serta merta renta bila kesehatan dijaga.
Tak ada kata terlambat untuk mengubah gaya hidup. Tak ada terlalu tua untuk mengadopsi kesehatan baru yang sehat. Berapa pun usia Anda, penting untuk merawat dan menjaga tubuh tetap sehat.
Pada usia paruh kedua, penyakit sesederhana flu saja dapat menjadi lebih parah dan mengakibatkan komplikasi. Misalnya, pneumonia, bronkitis, infeksi telinga, atau infeksi sinus.
Mau tak mau, hidup lebih sehat harus jadi pilihan. Tujuannya, tubuh lebih sehat sehingga berbagai penyakit tak hinggap. Harapan hidup lebih lama. Jadi, meski menua, tetap sehat jiwa-raga.
Harvard TH Chan School of Public Health melakukan studi terhadap paruh baya pada 2020 lalu. Studi tersebut mengungkapkan bahwa paruh baya yang melakukan kebiasaan-kebiasaan sehat, “tahun-tahun” hidup bebas dari diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan kanker lebih tinggi. Artinya, mereka memiliki harapan hidup lebih tinggi dibanding paruh baya yang tidak melakukan kebiasaan sehat.
Mari kita pelajari satu per satu berbagai kebiasaan hidup sehat tersebut.
1. Mengonsumsi makanan sehat
Perbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak. Sayuran dan buah-buahan mengandung antioksidan yang mampu meningkatkan imun, serta mencegah bakteri dan virus penyebab masalah kesehatan.
Perbanyak juga makanan berserat. Serat membuat kenyang lebih lama. Hal ini mengurangi kolesterol sehingga menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kanker usus. Asupan serat yang cukup menghindarkan dari sembelit.
Batasi konsumsi gula, makanan berlemak, mentega, gula, garam, dan makanan kemasan. Banyak penelitian mengungkapkan diet ini membantu Anda hidup lebih lama. Anda juga memiliki sedikit risiko terkena penyakit jantung, kanker, Parkinson, dan Alzheimer.
2. Tetap aktif
Lakukan aktivitas fisik. Terus bergerak akan meningkatkan imun. Targetkan berjalan 20—30 menit setiap hari. Jika merasa terlalu lama, bagilah menjadi jalan-jalan singkat. Olahraga cepat mungkin membuat lebih cepat lelah.
Namun, sebuah penelitian mengungkap fakta bahwa olahraga cepat justru menjaga sel-sel otak tetap sehat karena mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen. Rutin melakukan aerobik mampu menunda atau memperbaiki gejala penyakit Alzheimer.
3. Tetap terhubung
Kesepian berbahaya bagi kesehatan. Kesepian meningkatkan risiko demensia atau depresi. Juga memiliki lebih banyak masalah dengan aktivitas sehari-hari, seperti mandi atau naik tangga.
Orang kesepian memiliki kadar hormon stres lebih tinggi. Hormon stres yang tinggi menyebabkan peradangan atau pembengkakan, radang sendi dan diabetes.
Karena itu, berusahalah agar terus terhubung dengan orang lain. Miliki teman, aktif dalam kegiatan keagamaan, atau lakukan kegiatan sukarela sekadar membantu seseorang yang membutuhkan.
4. Berhenti merokok dan tidak minum alkohol
Kesepian dan kesendirian menimbulkan efek buruk lain. Misalnya, merokok dan minum alkohol. Tembakau merusak hampir setiap organ tubuh. Kandungan nikotinnya memicu penyakit jantung, kanker, paru-paru dan gusi, serta masalah kesehatan lain.
Namun, tak ada kata terlambat untuk berhenti. Berita baiknya, tubuh mulai pulih dalam waktu 20 menit setelah rokok terakhir. Peluang terkena serangan jantung langsung turun. Dalam setahun, bisa turun setengahnya. Hidup lebih lama pun menanti di depan mata.
Terlalu banyak mengonsumsi alkohol membahayakan organ hati dan menyebabkan beberapa jenis kanker. Batas maksimum bagi laki-laki adalah dua gelas sehari; perempuan seharusnya tidak lebih dari satu gelas.
5. Optimistis
Hidup menguji kita dalam banyak hal. Orang tercinta tiba-tiba meninggal. Di-PHK. Masalah kesehatan meningkat. Berpikirlah positif karena membuat Anda lebih kuat. Saat Anda berpikir positif, pikiran dan tubuh akan merespons dengan baik.
Seseorang yang optimistis memiliki harapan hidup lebih lama. Juga memiliki sedikit risiko mendapat serangan jantung dan depresi. Sebuah penelitian mengungkapkan berpikir positif dapat meningkatkan harapan hidup hingga 7,5 tahun. Namun, hal ini terkait dengan jenis kelamin, kekayaan, dan kesehatan secara keseluruhan.
Berpikir positif juga membantu berolahraga lebih banyak dan makan lebih baik. Pada akhirnya, hal ini membuat lebih bahagia.
Optimistis tidaklah sulit. Hanya perlu waktu dan latihan. Caranya?
- Tersenyumlah, bahkan mungkin senyum palsu. Tersenyum mampu menurunkan stres.
- Ingatlah kembali hal-hal baik yang membuat bahagia.
- Buatlah jurnal rasa syukur.
- Lakukan hal-hal baik untuk orang lain.
- Bertemanlah dengan orang-orang yang membuat semangat.
- Ikhlas menerima hal-hal yang tak dapat diubah.
6. Dapatkan kualitas tidur yang baik
Orang dewasa yang lebih tua sering terkena insomnia. Lebih sulit tertidur. Karena itu, buatlah jadwal bangun dan tidur. Patuhilah! Hal ini menghindarkan dari insomnia.
Kondisikan hal-hal berikut sebelum tidur:
- Upayakan kamar tidur minim cahaya. Matikan TV, ponsel, dan laptop.
- Jangan mengonsumsi kafein atau alkohol pada malam hari.
- Jika tidur siang, upayakan tidak lebih dari 20 menit.
7. Tantang pikiran Anda
Lakukan kegiatan rutin untuk menantang dan mengasah otak. Teka-teki silang, sudoku, catur, atau membaca buku adalah beberapa kegiatan untuk meningkatkan kekuatan otak. Berbagai “permainan otak” ini membantu menurunkan peluang terkena penyakit Alzheimer.
Tua adalah kepastian. Tapi, bahagia adalah pilihan. Jangan biarkan usia menghentikan Anda. “… secara mengejutkan tidak banyak perbedaan antara otak berusia 18 tahun dan 100 tahun,” kata Argye Hillis, M.D., Direktur Divisi Serebrovaskular di Fakultas Kedokteran Johns Hopkins.
Anggap itu sebagai inspirasi bahwa Anda tidak pernah terlalu tua untuk mengadopsi kebiasaan baru yang sehat.