PPOK: Emfisema dan Bronkitis Kronis

oleh Agnes Krisantibullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Bandoro
PPOK: Emfisema dan Bronkitis Kronis
PPOK: Emfisema dan Bronkitis Kronis

Polusi udara tak hanya buruk bagi saluran pernapasan atas, tapi juga memicu terjadinya PPOK loh! Yuk, kenali PPOK!

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit paru-paru yang menyebabkan hambatan aliran udara kronis dan masalah pernapasan yang persisten alias penyakit paru-paru kronis.


PPOK dapat menghalangi aliran udara di dalam paru-paru. Membuat pengidapnya kesulitan bernapas. PPOK sering kali melibatkan kombinasi emfisema dan bronkitis kronis, tetapi kedua kondisi ini tidak selalu ada secara bersamaan dalam setiap kasus PPOK.



Emfisema


Mayoritas penderita emfisema adalah perokok dan orang-orang yang secara terus-menerus menghirup zat-zat penyebab iritasi. Gejala awal dapat berupa sesak napas. Awalnya hanya saat olahraga, tapi terus memburuk hingga sulit bernapas bahkan saat istirahat.


Emfisema adalah kondisi rusaknya alveoli, atau kantung udara dalam paru-paru. Kerusakan diawali dengan melemahnya dinding alveoli (kantung udara) yang jika dibiarkan dapat menyebabkan pecahnya dinding-dinding tersebut. Pada akhirnya, emfisema bisa menyebabkan paru-paru kehilangan elastisitasnya.


Pecahnya kantung udara menyebabkan area permukaan paru-paru berkurang, begitu pun jumlah oksigen yang akan didistribusikan lewat darah. Bagi penderita, hal ini menyebabkan sulit napas, terutama saat beraktivitas fisik.


Emfisema tidak bisa disembuhkan. Pengobatan yang dilakukan biasanya bertujuan memperlambat perkembangan penyakit dan meminimalkan gejala.



Bronkitis Kronis


Sama seperti emfisema, bronkitis kronis biasanya berhubungan dengan kebiasaan merokok dan paparan polusi udara. Bronkitis merupakan peradangan lapisan saluran bronkial—saluran yang membawa udara masuk ke paru-paru.


Saat membran saluran ini teriritasi, terjadilah pembengkakan dan penebalan yang menyebabkan penyempitan saluran udara. Membuat penderitanya sesak napas.


Bronkitis dinyatakan kronis jika gejalanya berlangsung selama setidaknya 3 bulan dalam setahun dan terjadi selama dua tahun berturut-turut.


Peradangan terus-menerus ini meningkatkan produksi lendir lengket hingga menumpuk di saluran udara sehingga udara sulit masuk dan keluar paru-paru.


Gejala umum bronkitis kronis meliputi batuk yang persisten (tak kunjung sembuh), keluar lendir berwarna kuning, hijau, atau putih saat batuk, mengi, rasa tidak nyaman di dada.



PPOK





Jadi, penyebab utama PPOK adalah kerusakan dan penyumbatan pada jaringan paru-paru. Faktor risiko yang meningkatkan perkembangan penyakit meliputi:


  • Kebiasaan merokok atau terpapar asap rokok dalam waktu lama.
  • Paparan polusi udara yang mengandung debu, asap, dan zat kimia tertentu.
  • Menderita penyakit asma sejak kanak-kanak.
  • Memiliki kondisi genetik langka. Misalnya, kekurangan protein tertentu.

PPOK baru akan muncul ketika paru-paru sudah rusak dan cukup parah. Gejala pun akan terus memburuk seiring waktu. Gejala tersebut meliputi:


  • Sesak napas, terutama saat beraktivitas fisik.
  • Batuk kronis disertai dahak, dahak dapat disertai darah.
  • Mudah lelah.
  • Mengi.
  • Turun berat badan tanpa sebab yang jelas.
  • Kaki dan betis bengkak.
  • Perut terasa penuh dan begah.

PPOK belum bisa disembuhkan. Meski begitu, pengobatan tetap diperlukan untuk meringankan gejala, meningkatkan harapan hidup, dan mencegah komplikasi.


Penderita PPOK berisiko tinggi mengalami komplikasi kesehatan lain, seperti infeksi paru-paru (flu atau pneumonia), kanker paru-paru, masalah jantung, otot lemah dan tulang rapuh, serta depresi dan kecemasan.


Dokter biasanya akan menyarankan perawatan, seperti

  1. Obat-obatan. Dokter umumnya meresepkan obat bronkodilator untuk melancarkan pernapasan. Selain itu, untuk meringankan peradangan paru-paru dapat diresepkan pula obat kortikosteroid.

  2. Terapi oksigen.Diberikan kepada penderita dalam kondisi parah dan kesulitan bernapas. Oksigen diberikan melalui alat bantu, seperti masker, ventilator, dan tabung oksigen.

  3. Perubahan gaya hidup. Dokter dapat pula menyarankan pasien untuk menerapkan gaya hidup lebih sehat, seperti berhenti merokok, menghindari polusi udara, mengonsumsi makanan sehat, dan rutin berolahraga.

  4. Operasi. Prosedur ini dilakukan jika pengobatan lain tidak efektif lagi. Tujuannya adalah mengurangi volume paru (LVRS), bullectomy, (atau transplantasi paru.

Jaga kesehatan sistem pernapasan Anda dengan menerapkan gaya hidup sehat. Melindungi anak-anak dari paparan asap dan debu sama pentingnya dengan menjaga diri kita sendiri. Mari lebih sadar dan saling menjaga.

ReferensiHealthline. Diakses pada 2023. Emphysema: Symptoms, Causes, and Risk Factors. Healthline. Diakses pada 2023. Understanding Chronic Bronchitis. Siloam Hospital. Diakses pada 2023. Apa Itu Penyakit Paru Obstruktif Kronis. WHO. Diakses pada 2023. Chronic obstructive pulmonary disease (COPD).