Pil KB: Kekurangan dan Kelebihannya

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Muthia Trisa Nindita
Pil KB: Kekurangan dan Kelebihannya
Pil KB: Kekurangan dan Kelebihannya

Beberapa bulan terakhir, Nirina menggunakan pil sebagai alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan. Sejak saat itu, ia sering mengalami sakit kepala, jerawat yang parah, serta rambutnya mulai rontok. Bahkan, terkadang ia mengalami spotting (pendarahan ringan di luar jadwal menstruasi). Apa yang sebenarnya dialami Nirina? Yuk, baca lebih lanjut.

Pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi hormonal. Hormon dalam pil ini tidak hanya mencegah ovulasi, tetapi juga mencegah sel telur yang telah dibuahi menempel di rahim.


Beberapa jenis alat kontrasepsi hormonal juga membuat lendir di serviks (lubang rahim) menjadi kental dan lengket, sehingga sperma lebih sulit bergerak untuk mencapai sel telur.


Pil KB memiliki efektivitas hingga 99% dalam mencegah kehamilan jika diminum secara teratur setiap hari. Selain itu, pil ini mengandung hormon yang membantu mengatur siklus menstruasi, mengurangi gejala PMS, menurunkan risiko kanker ovarium dan rahim, mengatasi jerawat, dan membantu mengobati endometriosis.


Namun, efek dari kontrasepsi hormonal dapat bervariasi pada setiap orang. Meski memberikan banyak manfaat, beberapa pengguna juga bisa mengalami efek samping seperti yang dialami Nirina. Beberapa manfaat tersebut seperti:


1. Memengaruhi sistem reproduksi

Ovarium secara alami memproduksi hormon estrogen dan progestin pada wanita. Kedua hormon ini dapat dibuat secara sintetis dan digunakan dalam alat kontrasepsi.


Kadar estrogen dan progestin yang lebih tinggi dari biasanya dapat mencegah ovarium melepaskan sel telur. Tanpa sel telur, sperma tidak memiliki apa pun untuk dibuahi.


Selain itu, progestin juga mengubah tekstur lendir serviks, membuatnya kental dan lengket, sehingga sperma lebih sulit mencapai rahim.


2. Mengurangi kram menstruasi

Menggunakan alat kontrasepsi hormonal tertentu, seperti IUD hormonal (berisi hormon progestin) dapat membuat periode menstruasi menjadi lebih ringan dan lebih pendek.


Selain itu, kram menstruasi dan gejala pramenstruasi juga berkurang. Bahkan, beberapa jenis kontrasepsi hormonal mampu mengurangi nyeri menstruasi secara signifikan.


3. Mengurangi risiko kanker

Penggunaan alat kontrasepsi berbasis hormon juga dapat menurunkan risiko kanker endometrium, kolorektal, dan ovarium, bahkan setelah menghentikan penggunaannya.


Namun, perlu diingat bahwa kontrasepsi hormonal mungkin meningkatkan risiko kanker payudara dan serviks pada wanita yang menggunakan pil kontrasepsi oral.



Efek samping


Seperti halnya semua obat, kontrasepsi hormonal memiliki manfaat serta potensi risiko yang berbeda pada setiap individu.


Kebanyakan perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal tidak mengalami efek samping sama sekali atau hanya mengalami efek samping yang ringan. Untuk efek samping ringan dan sementara umum terjadi pada siklus pertama kontrasepsi hormonal dan biasanya menghilang setelah periode ini, tanpa masalah apa pun.


Bila seseorang mengalami efek samping, maka efek samping yang dialami dapat bervariasi, dan penting untuk mempertimbangkan dampak ini sebelum memutuskan penggunaannya. Misalnya



1. Bercak di antara periode menstruasi




Meskipun alat kontrasepsi memiliki banyak manfaat, alat ini juga dapat menimbulkan efek samping. Bercak di antara periode menstruasi, atau spotting, umum terjadi.


Bercak ini lebih sering terjadi pada pengguna alat kontrasepsi hormonal dengan dosis sangat rendah dan rendah, seperti IUD hormonal, implan, dan pil KB. Alat kontrasepsi juga dapat menimbulkan efek samping lainnya pada sistem reproduksi, seperti


  • gangguan menstruasi, seperti amenore (tidak menstruasi) atau perdarahan ekstra
  • iritasi vagina
  • nyeri payudara atau pembesaran payudara
  • perubahan berat badan

Efek samping ini bisa berbeda-beda pada setiap individu. Ada beberapa kondisi yang meningkatkan terjadinya spotting, seperti ketidakteraturan penggunaan kontrasepsi hormonal, infeksi klamidia dan kebiasaan merokok. Penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika merasakan tidak nyaman atau merasakan gejala yang mengganggu.



2. Masalah kardiovaskular




Bagi sebagian wanita, penggunaan pil dan koyo KB dapat meningkatkan tekanan darah. Hormon tambahan dalam alat kontrasepsi juga dapat meningkatkan risiko terjadinya pembekuan darah.


Banyak faktor lain yang dapat memicu efek samping ini, seperti obesitas, riwayat merokok, riwayat darah tinggi sebelumnya atau di keluarga, riwayat diabetes dan riwayat kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia).


Meskipun efek samping ini jarang terjadi, jika muncul, efek tersebut bisa sangat serius. Itulah sebabnya metode KB hormonal memerlukan resep dokter dan pemantauan rutin untuk memastikan penggunaannya aman.


Jika Anda mengalami berbagai gejala di bawah ini, segera hubungi tim medis:


  • nyeri dada
  • kesulitan bernapas
  • sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba
  • nyeri mendadak di punggung atau rahang disertai mual, kesulitan bernapas, atau berkeringat

Pemantauan dan konsultasi rutin dengan dokter penting untuk mengurangi risiko komplikasi kardiovaskular.



3. Perubahan mood




Beberapa wanita mungkin mengalami perubahan suasana hati dan depresi saat menggunakan alat kontrasepsi hormonal.


Ketika tubuh berusaha menjaga keseimbangan hormon, tambahan hormon dari alat kontrasepsi tersebut dapat menyebabkan gangguan, yang berpotensi memicu perubahan suasana hati.



4. Sakit kepala dan migrain




Bagi perempuan yang sering mengalami migrain, kandungan estrogen pada alat kontrasepsi dapat memperparah serangan migrain. Migrain juga dapat terjadi pada perempuan yang menggunakan KB yang hanya mengandung progesteron karena fluktuasi estrogen dapat terjadi.


Penting untuk memantau gejala-gejala nyeri kepala dan berkonsultasi dengan tenaga medis jika terjadi perubahan yang mengganggu kesehatan.



5. Perubahan berat badan




Pada beberapa orang, menggunakan implan dan suntik KB dapat menyebabkan kenaikan berat badan.


Beberapa wanita mengalami perubahan nafsu makan dan berat badan saat menggunakan kontrasepsi hormonal. Namun, penelitian menunjukkan bahwa koyo, cincin, dan IUD tidak mungkin menyebabkan perubahan berat badan.



6. Mual




Beberapa wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal mungkin mengalami efek samping, seperti mual dan kembung. Efek samping ini biasanya mereda setelah beberapa minggu, ketika tubuh mulai terbiasa dengan tambahan hormon.


Mengonsumsi pil bersama makanan dapat membantu mengatasi mual. ​​Beralih ke pil dengan estrogen yang lebih sedikit juga bisa menjadi solusi.


Namun, jika Anda mengalami nyeri hebat, muntah, atau tanda-tanda penyakit serius, seperti kulit dan mata menguning (penyakit kuning), air seni berwarna gelap atau tinja berwarna terang, segera temui dokter karena ini bisa menjadi tanda efek samping yang serius.



7. Jerawat




Bagi banyak wanita, alat kontrasepsi dapat membantu mengatasi jerawat. Namun, beberapa pengguna mungkin mengalami jerawat atau tidak merasakan perubahan sama sekali. Karena setiap tubuh dan kadar hormon berbeda, efek samping dari alat kontrasepsi hormonal dapat bervariasi dan sulit diprediksi.



8. Pertumbuhan rambut




Terkadang, hormon dalam alat kontrasepsi dapat memicu pertumbuhan rambut yang tidak biasa. Namun, yang lebih umum, alat kontrasepsi justru membantu mengatasi pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan.


Pil kontrasepsi oral bahkan merupakan salah satu pengobatan utama untuk hirsutisme, suatu kondisi yang menyebabkan rambut kasar dan gelap tumbuh di area wajah, punggung, dan perut.



9. Keputihan




Perubahan pada keputihan juga bisa terjadi saat menggunakan pil KB. Ini dapat berupa peningkatan atau penurunan pelumasan vagina, serta perubahan pada tekstur atau jumlah keputihan.


Meskipun perubahan ini biasanya tidak berbahaya, perubahan warna atau bau pada keputihan dapat menjadi tanda adanya infeksi dan perlu diperiksakan ke dokter lebih lanjut.


**


Pil KB mengandung hormon yang dapat memengaruhi tubuh. Efek sampingnya dapat berbeda pada setiap perempuan, tergantung kondisi tubuh dan jenis pil yang dikonsumsi. Namun, efek samping ini mereda dalam waktu 2—3 bulan setelah mulai menggunakannya.


Jika efek sampingnya parah, mengganggu kehidupan sehari-hari, atau berlangsung lebih dari 3 bulan, sebaiknya bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan tentang metode kontrasepsi yang berbeda.


Anda juga dapat mengonsultasikan masalah ini atau mendiskusikan kontrasepsi yang sesuai dengan mengunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta. Tim medis kami akan dengan senang hati membantu Anda memilih alat kontrasepsi yang sesuai.


ReferensiCleveland Clinic. Diakses pada 2024. Birth Control Pill Healthline. Diakses pada 2024. The Effects of Hormonal Birth Control on Your Body. Medical News Today. Diakses pada 2024. 10 Most Common Birth Control Pill Side Effects. National Library of Medicine. Diakses pada 2024. Contraception: Hormonal contraceptives. Verywell Mind. Diakses pada 2024. Benefits and Side Effects of Hormonal Birth Control.