Normalkah Keputihan Saya?

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Muthia Trisa Nindita
Normalkah Keputihan Saya?
Normalkah Keputihan Saya?

Keputihan merupakan hal normal bagi perempuan. Namun, tak jarang, banyak perempuan merasakan keputihan berlebihan. Normalkah hal ini?

Keputihan adalah cairan bening atau putih yang keluar dari vagina. Cairan tersebut sebenarnya adalah lendir dan bakteri. Fungsinya, menjaga vagina tetap bersih dan lembap. Teksturnya bisa kental atau tipis. 


Keputihan yang sehat dapat mengering dan biasanya berwarna bening, putih, serta tidak berbau. Jumlah keputihan pun dapat bervariasi pada setiap orang.


Namun, pernahkah Anda tiba-tiba mendapati keputihan menjadi abnormal? Perubahan jumlah, konsistensi, warna atau bau dapat mengindikasikan adanya infeksi atau masalah lain.


Bila hal ini terjadi, biasanya kita buru-buru bertindak. Misalnya, membersihkan vagina dengan sabun kewanitaan atau antiseptik. Padahal tindakan ini tidak tepat karena justru memperparah infeksi. 




Perlu Anda ketahui, vagina memiliki keasaman. Artinya, ia sebenarnya dapat melindungi dirinya sendiri dari infeksi bakteri jahat. Penggunaan sabun kewanitaan atau antiseptik justru dapat mengganggu keseimbangan pH dalam vagina dan membunuh bakteri baik. Jadi, buru-buru bertindak justru merugikan, bukan?


Jika bakteri baik terbunuh, vagina tidak lagi memiliki pertahanan yang kuat untuk melawan bakteri jahat. Padahal menjaga kebersihan vagina bukan hal yang sulit dilakukan.


Cukup membasuhnya dengan air hangat di bagian luarnya. Hindari membasuh bagian dalam vagina. Saat membasuh vagina, usaplah dari bagian depan ke bagian belakang agar bakteri anus tidak masuk ke dalam vagina.



Yuk, cek warna keputihan Anda!




  • Kuning, abu-abu atau hijau: kemungkinan terinfeksi penyakit menular seksual (IMS).

  • Cokelat atau merah: biasanya berkaitan dengan menstruasi yang tak teratur atau kehamilan (pendarahan implantasi). Jika keputihan berwarna cokelat atau merah dan itu bukan menstruasi, mungkin mengindikasikan adanya masalah.

  • Bening atau putih: keputihan berwarna putih, tetapi tampak lebih kental dari biasanya atau menyebabkan gatal, mungkin itu adalah infeksi jamur.


Tanda-tanda keputihan normal vs. abnormal


1. Tekstur

Keputihan normal memiliki tekstur dari encer hingga lengket, serta kental dan pucat. Perbedaan tersebut disebabkan adanya perubahan hormon. 


Namun, faktor infeksi dapat mengubah teksturnya. Keputihan yang kental, berbusa, atau disertai rasa gatal dan perubahan warna dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Waspadai tanda ini!


2. Warna

Keputihan normal berwarna bening, putih susu, atau putih pudar. Bila warnanya menjadi kuning tua, cokelat, hijau, atau abu-abu, hal ini mengindikasikan adanya infeksi atau masalah lain.


3. Bau

Keputihan juga memunculkan bau, tetapi tidak kuat. Jika keputihan berbau busuk, amis, disertai perubahan tekstur atau warna, Anda mungkin mengalami infeksi.


4. Jumlah

Jumlah keputihan bervariasi. Faktor-faktor tertentu, seperti penggunaan pil KB atau ovulasi, dan kehamilan dapat memengaruhinya.


Beberapa infeksi terjadi karena berhubungan seksual dengan orang yang juga terinfeksi. Namun, Anda akan lebih berisiko terinfeksi bila:


  • berganti pasangan seksual atau berhubungan seksual tanpa menggunakan pelindung;
  • mengidap diabetes yang tidak diobati;
  • mengonsumsi pil KB atau antibiotik;
  • terinfeksi HIV;
  • menggunakan sabun, semprotan;
  • douching vagina.


Apa penyebab keputihan abnormal?




Keputihan abnormal ditandai rasa gatal, terbakar, dan bau yang kuat. Beberapa penyebabnya, antara lain:


1. Infeksi jamur

Vagina bisa mengalami infeksi ketika ada jamur tertentu di sana. Infeksi jamur membuat tekstur keputihan kental dan berwarna putih, seperti keju. 


Akibatnya, vagina terasa bengkak dan gatal. Berhubungan seks juga terasa menyakitkan. Dokter biasanya mengatasinya dengan obat antijamur.


2. Trikomoniasis atau "trich"

Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual (PMS) akibat berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi. Parasit Trichomonas vaginalis adalah penyebabnya.


Trikomoniasis ditandai dengan keputihan berwarna hijau, kuning atau abu-abu dan berbuih atau berbuih saja. Biasanya dokter memberikan antibiotik untuk mengobatinya.


3. Vaginosis bakterialis

Vaginosis bakterialis terjadi karena adanya keseimbangan bakteri normal di vagina. Dapat ditularkan melalui hubungan seksual.


Biasanya ditandai dengan keputihan berwarna putih atau abu-abu berbau busuk dan amis. Infeksi ini dapat diobati dengan antibiotik.


4. Gonore dan chlamydia

Chlamydia dan gonore adalah dua penyakit menular seksual yang disebabkan berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi. Kedua infeksi dapat diobati dengan antibiotik.


Perempuan yang mengalami infeksi akan mendapati keputihannya berwarna keruh, kuning atau hijau. Jika tidak mendapatkan pengobatan, infeksi dapat menyebar dan menyebabkan radang panggul yang ditandai dengan rasa nyeri.


Selain karena infeksi, keputihan dapat disebabkan oleh hal lain. Perubahan keseimbangan hormon dan gairah seksual juga dapat menyebabkan keputihan.


Hal-hal lain yang dapat meningkatkan risiko keputihan, seperti

  • Tampon di dalam vagina.
  • Iritasi atau ruam dari sesuatu, seperti sabun atau antiseptik.
  • Vaginitis atrofi, yaitu terjadinya penurunan estrogen. Biasanya pada perempuan yang mengalami menopause.
  • Kehamilan. Keputihan biasanya lebih banyak dari kondisi normal karena berfungsi melindungi dari infeksi.
  • Ovulasi. Pada masa ini keputihan sangat licin dan basah.


Tips mengatasi keputihan




Lalu, bagaimana cara mengatasi keputihan? Agar terhindar dari keputihan abnormal, kita perlu menjaga kesehatan vagina.


Mempraktikkan tips sederhana berikut dapat mengurangi risiko terkena infeksi vagina:


  1. Gunakan celana dalam katun. Katun lebih mudah menyerap keringat sehingga menjaga vagina tetap kering.
  2. Hindari mengenakan pakaian ketat.
  3. Hindari douche vagina
  4. Hindari menggunakan minyak pelumas atau jeli ke dalam vagina. Hal ini mempermudah bakteri berkembang biak.
  5. Tidak melakukan hubungan seksual selama pengobatan vagina.
  6. Tidak menggaruk area gatal karena akan mengakibatkan radang.
  7. Hindari berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Setialah kepada pasangan Anda.

Namun, menjaga kebersihan area vagina, tidur cukup, mengatur pola makan yang baik merupakan hal-hal baik menjaga vagina tetap sehat.


Infeksi vagina dapat diobati dengan obat-obatan tertentu. Membiarkan gejalanya akan memperparah infeksi. Jika mengalami masalah ini, kunjungi Klinik GWS Medika, klinik di Jakarta, untuk mendapatkan peawatan.

ReferensiCleveland Clinic. Diakses pada 2023. Vaginal Discharge: Causes, Colors, What’s Normal and Treatment. Medical News Today. Diakses pada 2023. What do different types of vaginal discharge mean? Verywell Health. Diakses pada 2023. Prevent Vaginal Discharge Infection.