Diabetes Gestasional: Cegah Risiko untuk Kesehatan Ibu dan Bayi!

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Sekar Cesaruni
Diabetes Gestasional: Cegah Risiko untuk Kesehatan Ibu dan Bayi!
Diabetes Gestasional: Cegah Risiko untuk Kesehatan Ibu dan Bayi!

Artis Angelina Jolie pernah mengidap diabetes saat hamil. Kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan ibu serta bayi dalam kandungan. Bagaimana mengenali risiko dan langkah pencegahannya? Yuk, simak lebih lanjut untuk menjaga kesehatan selama masa kehamilan.

Diabetes gestasional adalah diabetes yang berkembang selama kehamilan saat kadar gula darah meningkat secara berlebihan (hiperglikemia). Kondisi ini terjadi karena hormon dari plasenta mengganggu kemampuan tubuh memproduksi atau menggunakan insulin secara optimal. 


Insulin berperan penting menjaga kadar glukosa darah stabil. Kadar glukosa yang terlalu tinggi dapat memicu komplikasi selama kehamilan. 


Diabetes gestasional umumnya muncul di tengah kehamilan, biasanya pada trimester kedua atau ketiga. Perlu diketahui bahwa bila saat hamil mengalami diabetes gestasional saat hamil, bukan berarti Anda sudah menderita diabetes sebelum kehamilan.


Setelah melahirkan, kadar gula darah umumnya akan kembali normal. Namun, pernah menderita diabetes gestasional meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 pada masa depan.


Pada umumnya, diabetes gestasional tidak menunjukkan tanda atau gejala yang mencolok. Jika ada, gejalanya mirip dengan diabetes biasa, yaitu sering merasa haus, lebih sering buang air kecil, mual, dan kelelahan.



Apa akibatnya jika ibu hamil mengalami diabetes gestasional?




Bila ibu hamil tidak menjaga kadar gula darah dalam batas normal, ini dapat menyebabkan komplikasi serius baik bagi ibu maupun bayi.


Diabetes gestasional meningkatkan risiko ibu tidak dapat melahirkan secara normal karena ukuran bayinya yang terlalu besar, serta meningkatkan kemungkinan preeklampsia (keracunan kehamilan).


Bagi bayi, beberapa kondisi yang mungkin terjadi meliputi:


  • Berat badan lahir berlebihan (makrosomia janin).
  • Masalah pernapasan saat lahir.
  • Hipoglikemia. Kondisi ini dapat menyebabkan kejang pada bayi baru lahir.
  • Obesitas, terutama jika berat lahir lebih dari 4.000 gram.
  • Kelahiran prematur.
  • Diabetes tipe 2 di kemudian hari.


Faktor risiko diabetes gestasional


1. Obesitas dan kelebihan berat badan

Penelitian menunjukkan bahwa risiko diabetes gestasional dapat meningkat seiring dengan peningkatan Body Mass Index (BMI). Kelebihan lemak tubuh dapat meningkatkan resistensi insulin, sehingga tubuh mengalami kesulitan mengontrol kadar gula darah.


2. Faktor genetik

Ibu hamil dengan riwayat keluarga diabetes memiliki risiko 3,52 kali lebih besar mengalami diabetes gestasional dibandingkan individu tanpa faktor genetik ini.


3. Riwayat diabetes gestasional

Studi meta-analisis yang diterbitkan di BMJ mengungkapkan bahwa perempuan dengan riwayat diabetes gestasional memiliki risiko 10 kali lebih tinggi mengembangkan diabetes tipe 2 setelah melahirkan.


4. Usia ibu di atas 35 tahun

Risiko diabetes gestasional meningkat pada ibu hamil di atas 35 tahun, terutama bila ada faktor tambahan, seperti hipertensi, obesitas, PCOS, atau riwayat diabetes gestasional, karena sensitivitas insulin menurun atau terjadi resistensi insulin.


5. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)

Perempuan dengan PCOS memiliki resistensi insulin yang lebih tinggi, sehingga berpotensi meningkatkan risiko diabetes gestasional.



Bagaimana mengelola diabetes gestasional?




Kabar baiknya, diabetes gestasional dapat dikelola melalui pola makan sehat, berolahraga, jika diperlukan, obat-obatan. Mengontrol kadar gula darah penting untuk menjaga kesehatan ibu hamil dan bayi, serta mencegah komplikasi saat persalinan.


Mengubah gaya hidup

Gaya hidup Anda, termasuk pola makan dan aktivitas fisik, sangat penting dalam menjaga kadar gula darah tetap sehat.


Berikut beberapa perubahan gaya hidup yang dapat membantu:


Pola makan sehat. Fokus pada buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein rendah lemak — makanan kaya nutrisi, tinggi serat, serta rendah lemak dan kalori. Perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan berwarna, seperti beri-berian.


Minumlah banyak air dan pilih makanan kaya serat untuk mencegah sembelit.


Batasi karbohidrat olahan dan makanan manis, serta waspadai karbohidrat dan gula “tersembunyi”. Baca label nutrisi supaya Anda lebih tahu apa yang Anda konsumsi.


Kurangi asupan garam dengan menghindari makanan olahan dan makan kemasan, serta pilih produk berlabel “rendah garam”.


Hindari makanan dan minuman yang berisiko bagi janin, seperti alkohol, ikan mentah atau setengah matang, ikan dengan kadar merkuri tinggi, daging atau unggas yang belum matang, dan keju lunak yang tidak dipasteurisasi.


Tetap aktif. Aktivitas fisik dapat membantu menurunkan gula darah. Sebagai bonus, olahraga teratur dapat membantu meringankan ketidaknyamanan selama kehamilan, seperti nyeri punggung, kram otot, pembengkakan, sembelit, dan masalah tidur.


Usahakan berolahraga ringan hingga sedang selama 30 menit setiap hari dalam seminggu. Jika Anda belum terbiasa berolahraga, mulailah secara perlahan dan tingkatkan intensitasnya secara bertahap.


Berjalan kaki, bersepeda, dan berenang merupakan pilihan yang aman selama kehamilan. Anda juga bisa tetap aktif dengan kegiatan sehari-hari, seperti pekerjaan rumah dan berkebun.


Memantau gula darah

Periksa gula darah setidaknya empat kali sehari — pagi hari dan setelah makan — untuk memastikan kadar Anda tetap stabil.


Obat-obatan

Jika diet dan olahraga tidak cukup untuk mengelola kadar gula darah, dokter mungkin akan meresepkan suntikan insulin untuk membantu menurunkannya.



Pantau perkembangan bayi Anda




Bagian penting dari pengelolaan diabetes gestasional adalah pemantauan ketat terhadap perkembangan bayi. Dokter mungkin akan melakukan USG atau tes lain untuk memantau pertumbuhan bayi.


Jika Anda tidak melahirkan pada tanggal yang ditentukan — atau jika diperlukan lebih awal — dokter mungkin akan merekomendasikan induksi persalinan untuk mengurangi risiko komplikasi bagi Anda dan bayi. 



**


Diabetes gestasional terjadi ketika hormon kehamilan membuat tubuh menjadi resisten terhadap insulin, sehingga kadar gula darah menjadi tinggi. Kondisi ini dapat menimbulkan risiko bagi ibu hamil dan bayi yang belum lahir.


Mulailah dengan meningkatkan konsumsi sayuran dan buah-buahan. Makan secara teratur juga membantu menghindari gula darah tetap stabil.


Jika Anda mengalami memiliki pertanyaan tentang diabetes gestasional atau mengalami gejalanya, kunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta, untuk konsultasi lebih lanjut.

ReferensiMayo Clinic. Diakses pada 2024. Gestational Diabetes: Symptoms and Causes. Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Gestational Diabetes: Diagnosis and Treatment. Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Gestational Diabetes Diseases. Medical News Today. Diakses pada 2024. Gestational Diabetes Diet: Foods to Eat and Avoid. PubMed. Diakses pada 2024. Independent and combined effects of age, body mass index and gestational weight gain on the risk of gestational diabetes mellitus. PubMed. Diakses pada 2024. Prevalence of Gestational Diabetes Mellitus and Its Associated Risk Factors in Boo-Ali Hospital, Tehran.