Bagaimana Mengelola Diabetes Jika Anda Memiliki Faktor Genetik?

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Sekar Cesaruni
Bagaimana Mengelola Diabetes Jika Anda Memiliki Faktor Genetik?
Bagaimana Mengelola Diabetes Jika Anda Memiliki Faktor Genetik?

Dina, seorang ibu, khawatir tentang putrinya. Kekhawatirannya bukan tanpa sebab mengingat diabetes sudah menjadi bagian dari keluarga suaminya, termasuk suaminya sendiri. Pertanyaan yang menghantui Dina: Apakah putri semata wayangnya juga akan mengidap diabetes seperti ayahnya?

Saat ini, diabetes telah menjadi penyakit yang umum dalam keluarga. Menurut International Diabetes Federation (IDF), angka diabetes di Indonesia meningkat pesat. Pada 2021, sebanyak 19,5 juta orang terdiagnosis diabetes, dan jumlah ini diproyeksikan mencapai 28,6 juta pada 2045. Sebagian besar penyebabnya adalah pola makan tidak sehat




Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi batas normal. Kadar gula darah sewaktu dianggap normal jika di bawah 200 mg/dl, sedangkan kadar gula darah puasa normal berada di bawah 126 mg/dl.


Meski pola makan tidak sehat menjadi penyebab utamanya, ada faktor lain yang turut memicu munculnya diabetes, seperti riwayat keluarga dan genetika.


Pada diabetes tipe 1, jika salah satu orangtua mengidap diabetes, risiko anak diabetes tipe 1 berkisar 6-9 %, sedangkan jika kedua orangtua memiliki diabetes, risiko naik menjadi 20-25%.


Pada diabetes tipe 2, jika salah satu orangtua memiliki diabetes, risiko anak diabetes tipe 2 menjadi 30-40%, sedangkan jika kedua orangtua memiliki diabetes, risiko naik menjadi 70-80%.


Faktor genetika memang meningkatkan risiko terkena diabetes, tetapi Anda tetap memegang kendali atas langkah-langkah yang diambil untuk mencegah dan mengelolanya.


Pilihan ada di tangan Anda. Anda bisa memantau kesehatan dan mengadopsi gaya hidup sehat untuk meminimalkan risiko, atau mengabaikannya dan melanjutkan pola makanan serta gaya hidup yang justru meningkatkan kemungkinan terkena penyakit ini.


Jika pilihan Anda adalah membentuk kebiasaan hidup sehat, berikut tips untuk Anda.


1. Konsumsi lebih banyak makanan sehat



Saat kita masih kecil, orang tua atau kakek-nenek kita selalu mengingatkan kita untuk makan dengan benar. “Jangan terlalu banyak makan atau minum manis-manis.” Ternyata mereka benar.


Kebiasaan makan memang memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan kita secara keseluruhan, baik atau buruk. Pilihan makanan Anda sangat penting terutama jika ada memiliki genetik diabetes. Diet diabetes adalah rencana makan sehat yang membantu mengendalikan gula darah. Jadi, apa yang harus Anda lakukan?


  • Menjaga keseimbangan dalam diet.
  • Mengonsumsi lebih banyak makanan utuh dan sayuran.
  • Mengendalikan porsi dan memperhatikan asupan karbohidrat.
  • Membatasi asupan makanan manis dan makanan olahan.

2. Rutin berolahraga




Jika Anda cenderung malas bergerak, ada kabar buruk: gaya hidup sedenter bisa meningkatkan risiko diabetes, serta beberapa kondisi kronis lain, seperti obesitas, tekanan darah tinggi, dan masalah kolesterol.


Namun, berolahraga dapat menjadi cara efektif untuk menjaga kesehatan dan mencegah atau mengelola diabetes. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Harvard Health yang menyatakan bahwa berolahraga dapat membantu mengontrol berat badan, menurunkan tekanan darah, LDL (kolesterol jahat) serta kecemasan.


Selain itu, berolahraga juga memperkuat otot dan tulang, serta meningkatkan HDL (kolesterol baik). Bagi penderita diabetes, aktivitas fisik dapat menurunkan kadar glukosa darah, meningkatkan sensitivitas insulin, dan melawan resistensi insulin.


Waktu terbaik untuk berolahraga dapat berbeda pada tiap orang. Namun, cobalah beraktivitas sekitar satu hingga tiga jam setelah makan. Lakukan gerakan ringan setiap 30 menit atau lebih.


Jika Anda memiliki diabetes atau berisiko, pertimbangkan berolahraga selama dua hingga tiga jam per minggu. Anda dapat membaginya dalam empat hingga lima hari. Ingat, berlari, bersepeda, berenang, menari, dan bahkan jalan cepat semuanya termasuk olahraga!


3. Hindari merokok dan alkohol

Merokok dan mengkonsumsi alkohol berlebihan sama-sama dapat meningkatkan risiko diabetes. Merokok dapat mengganggu kerja insulin, yang berujung pada resistensi insulin. Sementara itu, alkohol dapat mengacaukan kadar gula darah, sehingga menyulitkan tubuh mengatur glukosa.


4. Waspadai risiko genetik

Memahami kecenderungan genetik dapat membantu mengendalikan dan mengambil langkah pencegahan. Jadi, untuk memahami risiko genetik diabetes, pertimbangkan:


  • Pengujian genetik untuk memahami kecenderungan genetik terhadap diabetes.
  • Menyesuaikan gaya hidup dengan risiko dan kebutuhan kesehatan.
  • Membuat perencanaan keluarga untuk meminimalkan risiko diabetes pada generasi berikutnya.

5. Memantau kadar gula darah




Baik memiliki riwayat keluarga diabetes maupun tidak, pemeriksaan kesehatan rutin sangat penting. Salah satunya adalah memantau kadar gula darah. Pemeriksaan ini dapat membantu mendeteksi faktor risiko sejak dini dan memungkinkan perawatan tepat waktu.


Selain mencegah munculnya diabetes, pemeriksaan rutin juga membantu mengelola kondisi ini dengan lebih baik. Karena itu, kita perlu menjadwalkan cek kesehatan rutin untuk memantau kadar gula darah.


Ingatlah bahwa kita tidak bisa mengubah genetika. Namun, pilihan gaya hidup dapat membuat perbedaan besar. Dengan keputusan yang tepat – seperti menerapkan pola makan sehat dan kebiasaan hidup aktif -- Anda dapat secara signifikan menurunkan risiko diabetes.


6. Jaga tekanan darah tetap normal




Berapa pun usia Anda, penting untuk menjaga tekanan darah Anda di bawah 120/80 mmHg. Tekanan darah ideal memang dapat bervariasi seiring bertambahnya usia. Namun, angka ini dapat menjadi patokan awal yang baik. Jika tekanan darah mulai mendekati batas ini, risiko terkena diabetes dapat meningkat.


Beberapa tips di atas, mungkin tidak sepenuhnya cocok diterapkan pada anak-anak. Ibu Dina dapat melakukan beberapa cara berikut untuk mencegah dan mengelola diabetes sejak anak-anak:


  • Aktif bersama. Ajaklah anak-anak bermain di luar, berjalan-jalan ke taman, mengajak anjing jalan-jalan, atau bermain bersama saudara. Aktivitas bersama seperti ini dapat meningkatkan kesehatan fisik dan menyenangkan bagi anak.

  • Berikan camilan bergizi. Sediakan camilan tinggi serat dan rendah gula tambahan atau karbohidrat olahan. Ganti pilihan makanan olahan, seperti keripik dan permen dengan buah segar dipadukan selai kacang, sayuran dengan saus kacang, smoothie, parfait yogurt, atau pizza dari gandum utuh.

  • Batasi waktu menonton layar. Tetapkan batas waktu menonton setiap hari, termasuk duduk di depan komputer atau TV. Ajaklah anak melakukan aktivitas lain, seperti bermain di luar ruangan atau membuat kerajinan tangan. Jadikan momen makan bersama keluarga sebagai kebiasaan dan hindari makan di depan TV.

**


Memiliki riwayat keluarga penderita diabetes tidak selalu berarti Anda pasti akan mengidapnya. Diabetes berkembang karena kombinasi kecenderungan genetik dan faktor lingkungan atau gaya hidup yang memicu kondisi ini.


Pengujian genetik dapat membantu dokter memberikan diagnosis yang lebih akurat dan meresepkan perawatan yang tepat sesuai dengan jenis diabetes yang dialami.


Jika Anda merasa berisiko terkena diabetes, konsultasikan dengan tim dokter di Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta, untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.


ReferensiHealthline. Diakses pada 2024. 11 Ways to Prevent Type 2 Diabetes. Jurnal Pengabdian kefarmasian Volume 5, No. 1. Mei 2024. Nutrisense. Diakses pada 2024. How to Prevent or Lessen Your Risk of Developing Diabetes If It Runs in Your Family. Redcliffelabs. Diakses pada 2024. Family History and Genetics Can You Prevent Diabetes If It Runs in The Family? Verywell Health. Diakses pada 2024. Is Diabetes Genetic?