Apakah Saya Berisiko? Tips Kenali dan Atasi Penyakit Menular Seksual

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Muthia Trisa Nindita
apa-gejala-PMS
apa-gejala-PMS

Penyakit menular seksual (PMS), atau Infeksi Menular Seksual (IMS), adalah infeksi yang menyebar melalui kontak seksual atau cairan tubuh. Indonesia menempati peringkat ke-5 sebagai negara dengan risiko PMS tertinggi di Asia.

PMS sangat menular. Infeksi biasanya ditandai rasa gatal dan terbakar, serta keluarnya cairan di area genital. Beberapa PMS bahkan tidak bergejala. Jika aktif secara seksual, Anda dapat tertular (dan menularkan) penyakit ini tanpa menyadarinya.



Penyebab




Lebih dari 30 jenis bakteri, virus, dan parasit dapat menularkan PMS melalui hubungan seksual, termasuk hubungan seks vaginal, anal, dan oral. Beberapa PMS dapat menular dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.


Penularan juga dapat terjadi melalui jarum suntik yang terkontaminasi, seperti saat melakukan tato, tindik, atau penggunaan obat suntik bersama.


Jenis-jenis PMS paling umum adalah klamidia, herpes kelamin, kutil kelamin, gonore, hepatitis B, HIV/AIDS, HPV (Human Papillomavirus), kutu kemaluan, sifilis, trikomoniasis, vaginitis.



Gejala




Gejala PMS sangat bervariasi tergantung jenis infeksinya. Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala sama sekali. Jika ada gejalanya, biasanya melibatkan area genital dan dapat meliputi:


  • Benjolan, luka, atau kutil pada atau di dekat penis, vagina, mulut, atau anus.
  • Pembengkakan atau rasa gatal parah di area genital.
  • Keluarnya cairan dari penis.
  • Keluarnya cairan atau keputihan dari vagina yang berbau tidak sedap, menyebabkan iritasi, atau warna atau jumlahnya yang tidak biasa.
  • Pendarahan vagina di luar siklus menstruasi.
  • Nyeri saat berhubungan seksual.
  • Nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil.

Gejala lain yang dapat terjadi di seluruh tubuh, meliputi ruam kulit, penurunan berat badan, diare, keringat malam, nyeri otot dan sendi, demam atau menggigil, serta penyakit kuning.



Pemeriksaan PMS




Jika mengalami gejala-gejala di atas, penderita perlu melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menentukan apakah menderita PMS.


Ada berbagai pemeriksaan untuk setiap jenis PMS, antara lain:


1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendiagnosis beberapa jenis PMS, seperti herpes dan kutil kelamin. Dokter akan mengevaluasi kondisi ruam atau luka, benjolan, atau tanda-tanda PMS lainnya pada tubuh.


2. Tes darah dan urine

Tes ini dilakukan untuk mendeteksi sebagian besar jenis PMS, seperti gonore, klamidia, sifilis, trikomoniasis, herpes, HIV/AIDS, serta hepatitis.


Penyedia layanan kesehatan akan mengambil sedikit sampel darah dari pembuluh darah di lengan . Atau, melalui tusukan di ujung jari.


Sementara itu, untuk pengambilan tes urine, Anda akan diberi wadah steril untuk menampung urine.


3. Swab test

Tes usap digunakan untuk menguji klamidia, gonore, HPV, dan herpes . Caranya adalah dengan menggunakan kapas kecil untuk mengambil sampel lendir.


Pada wanita, sampel dapat diambil dari vagina atau serviks. Pada pria, sampel dapat diambil dari penis atau uretra, saluran yang menyalurkan urine keluar dari tubuh.


4. Tes pap (pap smear)

Tes pap diperlukan untuk mengidentifikasi virus HPV. Beberapa tipe virus HPV dapat mengakibatkan kanker rahim atau kutil kelamin.


5. Pungsi lumbal

Tes ini jarang dilakukan pada pemeriksaan PMS. Biasanya dilakukan untuk penderita yang diduga menderita sifilis stadium lanjut atau jika infeksi herpes telah memengaruhi otak atau sumsum tulang belakang.


Saat menjalani tes, tim medis akan menyuntikkan anestesi ke punggung sehingga Anda tidak akan merasakan nyeri selama prosedur.


Setelah area tersebut mati rasa, petugas akan memasukkan jarum tipis berongga di antara dua ruas tulang belakang di tulang belakang bagian bawah.



Bagaimana pengobatannya?




Kabar baiknya, semua jenis PMS dapat diobati. Beberapa bahkan dapat sembuh. Namun, hal itu tidak mencegah penderitanya terinfeksi lagi jika tidak mengambil langkah-langkah untuk mencegah infeksi.


Pengujian PMS dapat membantu mendiagnosis dan mengobati sehingga Anda dapat menghindari komplikasi serius.


Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan pemeriksaan atau pengujian PMS secara teratur jika Anda aktif secara seksual.


PMS yang tak diobati dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang, serta menularkan ke pasangan seksual. Misalnya, HIV dapat berkembang menjadi AIDS. Sifilis dapat merusak organ, sistem saraf, dan menginfeksi janin yang berkembang.


Pada perempuan, komplikasi ini bisa menyebabkan penyakit radang panggul, kehamilan ektopik, infertilitas, dan nyeri panggul kronis.


Komplikasi yang terjadi pada laki-laki biasanya infeksi pada uretra atau prostat, testis bengkak dan nyeri, serta infertilitas.



Pencegahan




Bagaimana cara menurunkan risiko terkena infeksi menular seksual?


  • Setia kepada pasangan.
  • Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks untuk melindungi diri dari infeksi. 
  • Lakukan pemeriksaan PMS secara teratur. Hal ini membantu mencegah penyebaran PMS ke orang lain.
  • Hindari alkohol atau narkoba sebelum berhubungan seks. Pengaruh alkohol atau narkoba dapat meningkatkan risiko perilaku seksual yang tak aman.
  • Kenali tanda dan gejala PMS. Jika melihat gejala, segera kunjungi penyedia layanan kesehatan.
  • Vaksinasi. Beberapa vaksin yang tersedia adalah vaksin untuk mencegah human papillomavirus (HPV), serta hepatitis A dan hepatitis B.
    Vaksin HPV dapat diberikan mulai usia 9 tahun. Sementara, vaksin hepatitis B diberikan kepada bayi baru lahir, serta usia 1 bulan dan 6 bulan. Booster dapat diberikan pada orang yang berisiko tinggi tertular pada usia dewasa. Vaksin hepatitis A bisa mulai diberikan untuk anak berusia 1–2 tahun.


**


Infeksi menular seksual umum terjadi. Jika Anda merasa tidak nyaman, seperti terbakar atau gatal di sekitar alat kelamin atau tanda-tanda lain dari kemungkinan PMS, konsultasikan dengan dokter.


Antibiotik biasanya dapat mengobati infeksi tanpa komplikasi jangka panjang. Dalam beberapa kasus, seperti pada HIV, penderita mungkin memerlukan perawatan seumur hidup.


Jika memiliki gejala-gejala di atas atau ingin melakukan skrining kesehatan seksual, kunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta. Di Klinik GWS Medika, Anda juga dapat melakukan vaksinasi HPV maupun Hepatitis A dan B.


ReferensiCleveland Clinic. Diakses pada 2025. Sexually Transmitted Infections. Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Sexually Treatment Disease Symptoms. WHO. Diakses pada 2025. Sexually Transmitted Infections.