Rasakan Sensasi Terbakar Saat Kencing? Waspada Tanda ISK!
Pernah merasakan sensasi perih dan panas saat buang air kecil? Atau, sering merasa ingin buang air kecil, tapi hanya keluar sedikit urine? Jika ya, hati-hati, bisa jadi Anda mengalami Infeksi Saluran Kemih (ISK).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang menyerang organ-organ dalam sistem kemih, yaitu kandung kemih, uretra, ureter, dan ginjal. Kebanyakan kasus ISK terjadi pada kandung kemih, yang disebut ISK bagian bawah.
ISK biasanya disebabkan oleh bakteri dari kotoran yang masuk ke saluran kemih. Bakteri masuk melalui saluran yang membawa kencing keluar dari tubuh (uretra).
Hal-hal yang meningkatkan risiko bakteri masuk kandung kemih, antara lain berhubungan seks, kehamilan, kondisi yang menghalangi saluran kemih, seperti batu ginjal, dan pembesaran prostat pada pria dan sembelit pada anak-anak.
Kurang menjaga kebersihan area genital dan dehidrasi juga dapat meningkatkan risiko infeksi.
Kejadian ISK pada wanita lebih tinggi dibandingkan pada pria. Hal ini disebabkan anatomi saluran kemih perempuan memiliki uretra lebih pendek dibandingkan pria.
Selain itu, organ perkemihan wanita lebih dekat dengan anus dan vagina, sehingga mikroorganisme mudah masuk ke dalam saluran kemih.
Menurut perkiraan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, jumlah penderita ISK di Indonesia mencapai 90—100 kasus per 100.000 penduduk per tahun atau sekitar 180.000 kasus baru per tahun.
Meskipun tidak selalu menimbulkan gejala, ISK dapat ditandai dengan beberapa keluhan, seperti:
- Keinginan kuat untuk buang air kecil, tetapi hanya sedikit yang keluar.
- Nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil.
- Sering buang air kecil.
- Urine berwarna merah atau merah muda cerah.
- Nyeri panggul, perut bagian bawah atau pinggang.
- Bau urine yang tidak sedap dan menyengat.
Pada beberapa kasus, pasien mungkin juga mengalami:
- menggigil,
- kelelahan,
- demam,
- nyeri panggul di sepanjang sisi tubuh di bawah tulang rusuk.
Mitos dan fakta seputar ISK
Mitos: Hanya wanita yang bisa terkena ISK
Fakta: Meskipun ISK lebih umum terjadi pada wanita, pria juga bisa terkena ISK. Struktur anatomi wanita membuat mereka lebih rentan. Namun, pria yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti pembesaran prostat, juga bisa terkena ISK.
Mitos: ISK hanya menyebabkan gejala di saluran kemih
Fakta: ISK dapat menyebabkan gejala, seperti demam, menggigil, kelelahan, dan nyeri pinggang hingga punggung bagian bawah jika infeksi menyebar ke ginjal (pielonefritis).
Mitos: Menahan buang air kecil tidak meningkatkan risiko ISK
Fakta: Menahan buang air kecil terlalu lama dapat meningkatkan risiko ISK karena bakteri memiliki lebih banyak waktu untuk berkembang biak di kandung kemih.
Mitos: Membersihkan vagina dengan tisu toilet dari belakang ke depan tidak berbahaya
Fakta: Membersihkan vagina dari belakang ke depan dapat memindahkan bakteri dari area rektum ke uretra. Tindakan ini meningkatkan risiko ISK. Disarankan untuk selalu membersihkan dari depan ke belakang.
Mitos: Minum banyak air tidak membantu mengatasi ISK
Fakta: Minum banyak air dapat membantu mengencerkan urin dan mendorong bakteri keluar dari saluran kemih. Hal ini dapat membantu mencegah dan mengurangi gejala ISK.
Mitos: Semua nyeri saat buang air kecil menunjukkan ISK
Fakta: Nyeri saat buang air kecil dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk infeksi menular seksual (IMS), iritasi, atau batu ginjal. Tes medis diperlukan untuk diagnosis yang tepat.
Mitos: ISK hanya terjadi pada orang dewasa
Fakta: ISK dapat terjadi pada semua usia, termasuk anak-anak. Pada anak-anak, gejalanya mungkin kurang spesifik, seperti demam tanpa sebab jelas.
Mitos: Antibiotik selalu diperlukan untuk mengobati ISK
Fakta: Sementara antibiotik seringkali diperlukan untuk mengobati ISK bakteri, beberapa ISK ringan dapat sembuh dengan pengobatan rumahan, seperti hidrasi yang baik dan pengosongan kandung kemih secara teratur. Namun, konsultasi dengan profesional medis selalu dianjurkan.
Mitos: Kebersihan diri cukup untuk cegah ISK
Fakta: Meskipun kebersihan diri yang baik sangat penting, ada banyak faktor lain yang mempengaruhi risiko ISK, termasuk faktor genetik, aktivitas seksual, penggunaan kateter, dan kondisi medis tertentu.
Tips cegah ISK
- Minum air putih minimal dua liter per hari.
- Kurangi konsumsi minuman atau makanan manis karena dapat mendorong pertumbuhan bakteri.
- Sering-sering mengosongkan kandung kemih. Buang air kecil empat hingga delapan kali sehari adalah normal. Jangan menahan buang air kecil.
- Buang air kecil segera setelah berhubungan seksual.
- Selalu bersihkan dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet.
- Jaga area genital tetap kering.
- Hindari menggunakan pakaian ketat karena dapat menciptakan lingkungan lembap yang mendorong pertumbuhan bakteri. Cobalah mengenakan pakaian longgar dan celana dalam berbahan katun untuk mencegah kelembapan menumpuk di sekitar uretra.
Diagnosis ISK
Jika Anda memiliki gejala ISK, hubungi dokter. Dokter akan meninjau gejala Anda dan melakukan pemeriksaan fisik. Untuk memastikan diagnosis ISK, dokter biasanya menguji urine.
Kultur dapat membantu mengidentifikasi penyebab infeksi dan membantu dokter memilih pengobatan.
**
Anda tidak sendirian dalam mengalami ISK. Infeksi ini umum terjadi, terutama pada wanita. Jangan malu mencari bantuan medis. Segera konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan lainnya untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Minumlah antibiotik sesuai resep dan ikuti semua petunjuk dokter untuk memastikan ISK sembuh total dan mencegah komplikasi.
Dengan pengobatan yang tepat, ISK dapat diatasi dengan cepat dan efektif. Jangan ragu bertanya kepada dokter di Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta, jika Anda memiliki pertanyaan terkait ISK.