Bagaimana Jika Pasangan Positif HIV?
Malu berobat dan stigma terhadap HIV-AIDS membuat orang yang terinfeksi menyembunyikan diri. Padahal beberapa penyebabnya adalah faktor yang tak dapat dihindari. Berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom masih menjadi penyebab tertinggi.
HIV belum bisa disembuhkan. Namun, kasusnya terus meningkat. Dinas Kesehatan kabupaten Bandung mencatat pada 2022 terdapat kasus baru sebanyak 233 orang positif HIV-AIDS. Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya 225 orang.
Apa gejalanya?
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sel darah putih dan menghancurkan sel CD4, yaitu jenis sel darah putih yang merupakan bagian penting sistem kekebalan tubuh. Dengan berkurangnya sel CD4, kekebalan tubuh akan menurun dan meningkatkan risiko terkena infeksi.
Dalam jangka panjang, pengidap HIV berisiko terkena AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Setiap orang yang terinfeksi HIV cepat atau lambat akan mengalami tahap AIDS ini. AIDS merupakan gejala yang muncul ketika infeksi HIV mencapai stadium paling berat.
Gejala awal HIV atau dikenal dengan istilah sindrom retroviral akut, antara lain
- sakit kepala;
- demam;
- mual;
- sering diare;
- nyeri sendi;
- nyeri otot;
- ruam;
- badan terasa tidak nyaman;
- tidak nafsu makan;
- kelenjar getah bening bengkak;
- sakit tenggorokan;
- kerap muncul sariawan;
- muncul borok atau luka bernanah di alat kelamin;
- berkeringat di malam hari padahal cuaca tidak panas;
- badan mudah lelah, padahal tidak melakukan banyak aktivitas dan cukup tidur.
Pengidap HIV bisa saja tampak sehat. KAPETA Foundation menyatakan pengidap HIV merasa sehat-sehat saja setelah terkena HIV. Bahkan banyak di antara mereka tidak merasakan gejala apa pun.
Namun, tidak perlu menunggu hingga gejala muncul. Penanganan yang cepat memberikan lebih banyak alternatif perawatan dan pengobatan.
Bagaimana bila pasangan positif HIV ?
Saat pasangan terdiagnosis HIV, berbagai pertanyaan pasti muncul di benak. Apakah kami masih dapat hidup bersama? Apakah saya tertular? Bagaimana dengan berbagi makanan atau sikat gigi? Apa yang dapat saya lakukan untuk mengurus diri sendiri dan pasangan?
Penting bagi Anda dan pasangan untuk segera mendapatkan perawatan dan pengujian. Dukungan juga akan membantu mengatasi kekhawatiran dan melindungi kesehatan.
1. Beri tahu dokter
Pastikan memberi tahu dokter bahwa pasangan terinfeksi HIV. Dokter akan menghubungkan dengan konselor HIV atau sumber daya lain yang membantu.
Gejala HIV biasanya muncul 3—12 minggu setelah terinfeksi. Jika Anda dan pasangan aktif secara seksual, pastikan segera melakukan pemeriksaan. Hal ini penting agar dapat segera memutuskan langkah selanjutnya.
HIV tidak selalu langsung muncul pada beberapa tes. Kesenjangan antara infeksi dan munculnya virus disebut window period. Sekalipun Anda sudah terinfeksi, hasil yang Anda peroleh mungkin negatif selama jangka waktu tersebut. Bila hasil tes pertama masih negatif, lakukan tes ulang setelah tiga bulan untuk memastikannya.
Pengobatan HIV dapat menjaga kesehatan pasangan Anda. Dokter dapat meresepkan obat antiretroviral (ARV) untuk membantu melindungi dari HIV. Obat HIV secara cepat dapat menurunkan virus dalam darah.
Dalam waktu tiga bulan setelah mengonsumsi obat ini, viral load (jumlah virus dalam darah) bisa menurun bahkan dapat tidak terdeteksi setelah tes. Karena itu, pastikan untuk meminumnya setiap hari pada waktu yang sama agar obat ini bekerja optimal.
Kabar buruknya, virus HIV hidup menetap dalam tubuh manusia. Obat-obatan hanya memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan harapan hidup.
2. Pilih seks yang lebih aman
Satu-satunya cara jitu mencegah HIV adalah tidak berhubungan seks atau berbagi jarum suntik. Namun, ada banyak cara untuk menurunkan risiko ketika pasangan terkena HIV.
Temukan cara yang paling menyenangkan dalam berhubungan satu sama lain. Gunakan kondom bila melakukan hubungan seks. Tetap gunakan kondom walaupun pasangan sedang menjalani pengobatan bahkan saat viral load sudah tidak terdeteksi.
Hanya kondom yang membantu Anda dan pasangan terhindar juga dari penyakit menular seksual lainnya, seperti chlamydia, sifilis, gonore, dan herpes.
3. Dukung pasangan agar hidup lebih sehat
Makan dengan baik adalah kunci menjaga kekuatan, energi, dan sistem kekebalan tubuh. HIV menyerang sistem kekebalan tubuh. Karena itu, keamanan dan kebersihan layak diperhatikan agar terhindar dari infeksi.
Konsumsi banyak protein, sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Hindari makan daging atau ikan mentah atau setengah matang. Makanan ini mengandung kuman yang dapat membahayakan tubuh. Bila ingin memakannya, sebaiknya yang sudah dimasak hingga matang.
Makanan manis, soft drinks, dan makanan dengan tambahan gula sebaiknya juga dikurangi atau dihindari.
Orang dengan HIV terkadang juga menghadapi masalah, seperti
- Perubahan metabolisme tubuh.
- Obat-obatan yang dapat menyebabkan gangguan perut.
- Infeksi yang menyebabkan masalah makan dan menelan.
Salah satu dari masalah ini memengaruhi kemampuan tubuh menyerap nutrisi yang dibutuhkan agar tetap sehat.
Selain makanan, keamanan dan kebersihan air minum juga penting diperhatikan. Gunakan air matang untuk keperluan minum dan memasak.
Orang dengan HIV tetap dapat beraktivitas seperti orang sehat pada umumnya. Mengidap HIV tidak otomatis membuat hidup berhenti.
Segera konsultasi ke dokter ketika Anda atau pasangan memiliki gejala terinfeksi virus HIV. Jika Anda memiliki pertanyaan terkait HIV, klik WhatsApp atau kunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta.