Inilah Berbagai Alat Kontrasepsi Pria

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Bandoro
Inilah Berbagai Alat Kontrasepsi Pria
Inilah Berbagai Alat Kontrasepsi Pria

Dalam hal penggunaan alat kontrasepsi, wanita menanggung banyak risiko, seperti gangguan keseimbangan hormon, risiko haid tidak teratur, perubahan fisik secara drastis, hingga pendarahan. Sementara, pria, minim risiko bahkan hampir tidak ada. Namun, mengapa hanya sedikit pria bersedia menggunakan alat kontrasepsi?

Pria menghasilkan jutaan sperma tiap hari – sekitar 1.000 per detik. Untuk menghindari terjadinya kehamilan, sperma harus dicegah agar tidak mencapai sel telur.


Salah satu caranya adalah menggunakan alat kontrasepsi. Metode KB yang berbeda memiliki tingkat keberhasilan berbeda. Mirip dengan opsi KB pada wanita.




Data Sistem Informasi Keluarga (New SIGA) BKKBN 2022 menyebutkan, hanya sekitar 2,48% pria bersedia ber-KB. Hal ini karena adanya anggapan dalam masyarakat bahwa ber-KB adalah urusan wanita. Padahal KB untuk pria memiliki risiko minim atau bahkan nyaris tanpa risiko.


Sejauh ini, alat kontrasepsi pria terdiri dari dua macam, yaitu kondom dan vasektomi. Sayangnya, jumlah pria yang ber-KB menggunakan kondom hanya 2,2% dan vasektomi 0,25%.


Berikut pilihan alat kontrasepsi untuk pria sesuai tujuannya:

  • pengendalian kelahiran permanen: vasektomi
  • metode penghalang: kondom
  • perlindungan tambahan: spermisida
  • memantau ovulasi: kesadaran kesuburan

Mari kita kenali satu per satu




1. Vasektomi

Vasektomi adalah alat pengendalian kelahiran permanen. Dokter akan memotong atau mengikat saluran sperma sehingga tidak mencapai testis. Hal ini untuk menghentikan sperma memasuki cairan mani.


Dengan demikian, saat ejakulasi, pria tidak dapat membuahi pasangan.

Vasektomi dapat dilakukan dengan prosedur rawat jalan invasif minimum atau prosedur bedah yang kompleks. Tergantung kebutuhan dan kondisi kesehatannya. Metode ini efektif karena hanya sekitar 15 dari 10.000 pasangan yang hamil dalam setahun.


Vasektomi umumnya efektif setelah tiga bulan. Tingkat keberhasilannya 99%. Orang yang menjalani prosedur ini biasanya mengalami nyeri atau pendarahan. Namun, dalam beberapa kasus, rasa nyeri pada testis dapat berkelanjutan dan memiliki risiko infeksi.


Pemulihan dari operasi ini memakan waktu sekitar satu minggu. Selama itu, sebaiknya menghindari aktivitas seksual dan aktivitas fisik, seperti angkat berat. Jangan khawatir, metode vasektomi tidak akan mengurangi gairah seks atau kemampuan ereksi atau orgasme.


2. Kondom

Kondom digunakan untuk mencegah kehamilan sejak Abad Pertengahan. Alat kontrasepsi ini paling mudah digunakan dan didapatkan. Ada berbagai pilihan dari bentuk, warna, ukuran, tekstur bahkan rasa. 


Beberapa kondom memiliki pelumas spermisida yang juga membantu membunuh sperma. Beberapa kondom menggunakan pelumas untuk memudahkan penetrasi dan mengurangi gesekan, agar tidak robek.


Sebagian besar kondom terbuat dari lateks. Bila alergi terhadap bahan ini, Anda dapat menggunakan kondom berbahan poliuretan atau poliisoprena. Dengan mengikuti panduan penggunaan yang benar, kondom bisa efektif hingga 98%.


Mungkin ada di antara Anda yang tidak paham dengan cara menggunakannya. Cukup mudah, kok. Pasanglah kondom saat penis sedang ereksi. Jangan lupa, gunakan selama hubungan seksual saja! Kondom menghentikan air mani memasuki saluran vagina sehingga tidak membuahi sel telur.


Selain efektif mencegah kehamilan, kondom juga melindungi dari infeksi penyakit menular seksual, seperti HIV, klamidia, gonore, dan sifilis. Namun, kondom dapat lepas atau robek bila tidak dipasang dengan benar. Terkadang kondom lateks dapat menimbulkan alergi.


Gejalanya meliputi gatal dan bengkak setelah berhubungan seks. Kondom yang dilapisi spermisida memang membantu membunuh sperma. Sayangnya, justru dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih pada pasangan.


3. Spermisida

Spermisida adalah zat yang membunuh sperma. Penggunaannya adalah dengan mengoleskannya ke dalam vagina. Efektivitas kontrasepsi ini sekitar 21%. Karena itu, spermisida biasanya digunakan dengan alat kontrasepsi lain, seperti kondom.


4. Suntikan testosteron

Metode ini dilakukan dengan cara menyuntikkan hormon testosteron. Hormon ini berfungsi mencegah pelepasan hormon dari kelenjar pituitari/hipofisis yang memerintahkan testis untuk memproduksi sperma. Suntikan diberikan mingguan atau bulanan.


Metode kontrasepsi hormon untuk pria termasuk suntikan testosteron belum umum digunakan secara luas, serta masih dalam tahap penelitian pengembangan lebih lanjut.


Suntikan ini memiliki efek samping, seperti nyeri di tempat suntikan, jerawat, kenaikan berat badan, kadar lemak darah abnormal, dan efek psikologis. 


5. Kesadaran kesuburan

Metode ini sering disebut metode kalender. Berfokus pada pemantauan siklus menstruasi untuk menentukan kemungkinan waktu ovulasi. Selama masa subur tersebut, pasangan menghindari hubungan seksual.


Efektivitas kesadaran kesuburan sangat bervariasi. Jika seorang wanita memiliki siklus menstruasi teratur dan dapat diprediksi, kemungkinan besar akan efektif. Tingkat kegagalannya sekitar 2–23% per tahun.



Cara lain untuk mengurangi risiko kehamilan


Berikut beberapa metode lain untuk mengurangi risiko kehamilan yang tidak disengaja. Namun, metode ini seringkali memiliki tingkat kegagalan lebih tinggi.


1. Ejakulasi di luar (coitus interruptus)

Metode ini dilakukan dengan cara menarik penis dari vagina sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak memasuki vagina. Efektivitas metode ini sekitar 78%.


Metode coitus interruptus bebas hormon dan biaya, namun tidak seefektif metode yang lain. Penggunaannya akan optimal bila pasangan memiliki komitmen bersama.


2. Outercourse

Outercourse berarti memberi dan menerima kenikmatan seksual dengan menggunakan cara-cara yang tidak akan mengakibatkan kehamilan, seperti oral seks, saling masturbasi, atau menggunakan vibrator. Selama air mani tidak bersentuhan dengan vagina, tidak ada kemungkinan kehamilan.


Namun, tetap ada risiko tertular penyakit menular seksual tertentu, terutama jika seseorang bersentuhan dengan cairan tubuh pasangannya, termasuk air mani atau cairan vagina.


Inilah beberapa pilihan KB untuk pria. Memang tidak sebanyak alat KB untuk wanita. Namun, itu tidak menghalangi pria untuk ikut andil dalam pencegahan kehamilan. Ingat ya, pencegahan kehamilan tidak hanya tanggung jawab wanita.


Bila ingin berkonsultasi tentang metode KB yang cocok bagi Anda, silakan klik WhatsApp atau kunjungi Klinik GWS Medika terdekat.


ReferensiBKKBN. Diakses pada 2023. Optimalkan Aplikasi New Siga BKKBN Perkuat Peran Penyuluh Keluarga Berencana. NIH. Diakses pada 2023. Male Contraceptive Disable Sperm. WebMD. Diakses pada 2023. His Turn: 8 Options in The Pipeline for Male Birth Control.