Mengapa Saya Perlu Pap Smear
Pada pap smear, penyedia layanan kesehatan mengambil sel dari leher rahim Anda untuk diperiksa di bawah mikroskop apakah ada tanda-tanda kanker. Pap smear juga dapat mendeteksi infeksi dan peradangan tertentu. Nama “pap” diambil dari nama seorang dokter di Amerika yang mengembangkan tes ini, yaitu Dr. George Papanicolaou.
Apa itu pap smear?
Mirip dengan tes IVA dan tes HPV, pap smear merupakan salah satu tes untuk mendeteksi kanker serviks dan sel-sel yang berpotensi menjadi prakanker di serviks, serta Human papillomavirus (HPV) dan infeksi menular seksual (IMS) umum yang meningkatkan risiko kanker serviks.
Sementara, tes HPV digunakan untuk “mencari” virus HPV yang dapat menyebabkan perubahan sel pada leher rahim. Mendeteksi kanker sejak dini memperbesar potensi untuk sembuh.
Perempuan berusia di bawah 21 tahun tidak perlu melakukan skrining. Sementara, perempuan berusia 21—65 tahun sebaiknya melakukan tes rutin tiga tahun sekali. Namun, di Indonesia, mulai 2020, disarankan satu tahun sekali mengingat kanker serviks menjadi penyebab kedua kematian perempuan.
Setelah berusia 30 tahun dan telah melakukan tes ini tiga kali berturut-turut dengan hasil normal, kita dapat melakukannya setiap lima tahun sekali. Nah, pada usia 65—70 tahun, kita dapat berhenti melakukan tes ini.
Bagaimana prosedurnya?
Tes HPV dan pap smear dapat dilakukan di klinik maupun rumah sakit. Selama pap smear, dokter akan menggunakan alat plastik atau logam, yang disebut spekulum, untuk melihat ke dalam vagina.
Dokter memeriksa vagina dan leher rahim, serta mengumpulkan beberapa sel dan lendir dari leher rahim dan daerah sekitarnya. Selanjutnya, sel-sel tersebut dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.
Pap smear tidak berlangsung lama. Hanya 10—20 menit. Juga tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi hanya sedikit rasa tidak nyaman. Mungkin kram atau nyeri. Namun, jika terjadi nyeri atau pendarahan berkelanjutan atau lebih dari 24 jam, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Untuk melakukan pap smear, tidak perlu persiapan khusus. Agar hasil tes akurat, perhatikan hal-hal berikut
- Hindari berhubungan seksual selama dua hari sebelum tes.
- Hindari douching (membersihkan vagina dengan cairan tertentu) atau obat-obatan vagina atau busa spermisida setidaknya dua hari sebelum tes.
- Jika sedang menstruasi, lakukan lima hari setelahnya atau setelah bersih.
- Pada 24 minggu pertama kehamilan kita masih bisa melakukan pap smear. Namun, bila usia kehamilan lebih dari itu, sebaiknya hindari. Anda dapat melakukannya setelah 12 minggu melahirkan.
Hasil tes
Anda mungkin bertanya-tanya dengan hasilnya. Perlu waktu setidaknya tiga minggu untuk mendapatkan hasil tes. Jika hasil tes normal, kemungkinan terkena kanker serviks dalam beberapa tahun ke depan sangat rendah.
Dokter akan memberi tahu kapan perlu melakukan tes skrining kanker serviks berikutnya. Namun, kita tetap harus pergi ke dokter secara teratur untuk pemeriksaan.
Hasil tes yang tidak normal pun tidak serta-merta menunjukkan Anda menderita kanker serviks. Mungkin saja hanya ada sel-sel abnormal di leher rahim, seperti
- Sel skuamosa atipikal
Mengacu pada sel abnormal yang tumbuh di lapisan luar leher rahim. Keadaan ini dapat mengindikasikan infeksi HPV, infeksi jamur, atau pertumbuhan tumor tidak ganas, seperti kista atau polip. - Lesi intraepitel skuamosa
Merujuk pada sel-sel epitel abnormal yang berpotensi menjadi sel kanker dengan kecepatan bervariasi, tergantung tingkat keparahan. - Sel glandular atipikal
Merupakan sel abnormal yang menghasilkan lendir. Sel ini tumbuh di saluran serviks dan di dalam rahim. Namun, belum dapat dipastikan apakah sel-sel ini akan berubah menjadi kanker atau tidak. - Kanker sel skuamosa dan adenokarsinoma
Mengindikasikan adanya sel-sel kanker yang terdeteksi di leher rahim. Jika hasil pap smear menunjukkan adanya kanker, dokter akan memberikan pengobatan dan tindak lanjut yang sesuai.
Dari hasil tes tersebut, dokter mungkin akan meningkatkan frekuensi pap smear atau melihat lebih dekat jaringan serviks dengan prosedur kolposkopi.
Selama pemeriksaan kolposkopi, dokter menggunakan cahaya dan pembesaran untuk melihat secara lebih jelas jaringan vagina dan serviks. Dalam situasi tertentu, dokter mengambil sampel jaringan serviks melalui prosedur biopsi.
Penting untuk diingat bahwa hasil pap smear harus ditafsirkan oleh penyedia layanan kesehatan berpengalaman. Mereka akan memberikan informasi lebih rinci tentang hasil pap smear dan merekomendasikan tindakan selanjutnya.