Yuk, Ketahui Penyebab Diare

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Muthia Trisa Nindita
Yuk, Ketahui Penyebab Diare
Yuk, Ketahui Penyebab Diare

Diare adalah masalah kesehatan yang umum, tetapi dampaknya bisa serius jika tidak ditangani dengan tepat. Gejala yang tampak sederhana, seperti sakit perut dan feses cair dapat berkembang menjadi kondisi yang berbahaya seperti dehidrasi. Penting untuk memahami gejala, penanganan, dan pencegahan diare agar dapat melindungi diri dan keluarga dari risiko yang lebih besar.

Diare ditandai dengan feses yang lembek atau berair dan membuat penderitanya lebih sering ke kamar mandi. Berdasarkan durasinya, diare dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu diare akut, persisten, dan kronis.


Diare akut adalah diare yang paling umum terjadi. Biasanya berlangsung 1—2 hari dan sering kali sembuh dengan sendirinya. Diare persisten berlangsung lebih lama, sekitar 2—4 minggu. Sementara, diare kronis berlangsung lebih dari 4 minggu dan bisa menjadi indikasi masalah kesehatan yang lebih serius.


Salah satu penyebab utama diare adalah masuknya kuman ke dalam saluran pencernaan. Entah melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.


Virus, seperti Rotavirus, sering menjadi penyebab utama, tetapi bakteri Campylobacter, Salmonella, Shigella, dan E coli juga dapat menyebabkan diare. Penularan diare dari satu orang ke orang lain juga bisa terjadi, terutama di lingkungan dengan sanitasi buruk.


Selain itu, beberapa jenis pengobatan tertentu, seperti antibiotik, juga bisa memicu diare.


Reaksi terhadap obat-obatan, masalah metabolisme, seperti gangguan tiroid, atau penyakit usus, seperti radang usus juga bisa menjadi penyebab. Alergi dan intoleransi makanan, misalnya terhadap susu, kedelai, telur, atau makanan laut, sering kali menjadi pemicu diare kronis.


Diare juga bisa dialami saat melakukan perjalanan, terutama jika mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri atau parasit. Kondisi ini dikenal sebagai Traveler's diarrhea yang sering disebabkan oleh standar kebersihan yang berbeda di tempat tujuan.



Apa saja gejalanya?




Gejala diare dapat bervariasi pada setiap orang. Gejala umum meliputi sakit perut, perut terasa melilit, kembung, mual, dorongan mendesak untuk buang air besar, atau feses lebih cair dari biasanya.


Pada kasus yang lebih parah, feses bisa disertai darah. Diare juga dapat menyebabkan dehidrasi, yang ditandai dengan gejala, seperti rasa haus berlebihan, jarang buang air kecil dan urin berwarna gelap, mulut dan lidah kering, kelelahan, pusing atau bahkan pingsan.



Bagaimana jika mengalami diare?




1. Minum minuman elektrolit, air, atau jus buah tanpa tambahan gula.

Hindari konsumsi susu dan produk olahannya, alkohol, kopi, soda, atau minuman berkafein dan berkarbonasi.


Minuman olahraga memang mengandung elektrolit yang membantu mengatasi dehidrasi, tetapi sering kali mengandung tambahan gula atau pemanis buatan.Sebagai alternatif yang lebih baik, pilihlah air kelapa atau oralit untuk membantu mengatasi diare.


2. Setiap selesai buang air besar, ganti cairan tubuh dengan minum minimal secangkir air.


3. Konsumsi makanan dan cairan tinggi kalium, seperti jus buah yang diencerkan, kentang tumbuk, atau pisang.


4. Hindari makanan yang digoreng, berlemak, dan berminyak, serta makanan yang dapat menghasilkan gas karena dapat memperparah diare.


5. Hindari mengonsumsi buah jeruk dan buah-buahan, seperti nanas, ceri, ara, kismis, dan anggur.


6. Konsumsi makanan dan cairan tinggi natrium, seperti kaldu, sup, dan minuman isotonik.


7. Hindari makanan pedas karena dapat mengiritasi usus.



Bagaimana jika mengalami dehidrasi ringan?




Diare yang tidak segera membaik akan menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi ini bisa ringan, sedang, atau berat. Komplikasi dapat mencakup kelelahan, demam, kadar elektrolit rendah, kejang, sengatan panas, infeksi saluran kemih, batu ginjal, dan bahkan gagal ginjal.


Pada anak-anak, selain menimbulkan kesakitan dan risiko kematian, diare juga menjadi salah satu penyebab utama stunting. Infeksi berulang yang menyebabkan diare mengakibatkan tubuh kehilangan banyak cairan dan zat gizi penting, seperti vitamin dan mineral.


Akibatnya, anak mengalami malnutrisi yang menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan otak.


Dalam kasus paling serius, dehidrasi dapat memberi tekanan pada jantung dan paru-paru, sehingga menyebabkan syok yang dapat mengancam jiwa.


Untuk mencegahnya, penderita diare dianjurkan untuk mengganti cairan yang hilang dengan lebih banyak minum air atau oralit. Oralit efektif menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang dari tubuh akibat diare dan biasanya efektif setelah 3—4 jam dikonsumsi.


Selama masa ini, penting untuk memantau apakah ada efek samping atau reaksi alergi yang muncul akibat penggunaan oralit.


Air adalah zat yang baik untuk menggantikan cairan, tetapi tidak mengandung garam dan elektrolit — mineral, seperti natrium dan kalium — yang penting agar tubuh tetap berfungsi dengan baik.


Anda dapat membantu mempertahankan kadar elektrolit dengan meminum jus buah untuk menggantikan kalium atau mengonsumsi sup untuk menambah natrium.



Apakah diare bisa dicegah?




Diare dapat dicegah dengan beberapa tindakan berikut:


  1. Rutin mencuci tangan dengan sabun, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet. Mencuci tangan dengan benar dapat mencegah Anda dan orang-orang di sekitar Anda dari diare.

  2. Vaksinasi. Rotavirus adalah salah satu virus penyebab diare yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Vaksin Rotavirus biasanya diberikan kepada bayi usia 2, 4, dan 6 bulan. Vaksin ini efektif memberikan perlindungan pada bayi dari diare yang disebabkan oleh Rotavirus.

  3. Menyimpan makanan dengan benar. Pastikan tidak mengonsumsi makanan basi. Simpan makanan yang akan dikonsumsi pada suhu yang tepat dan tangani semua makanan dengan aman.
     
  4. Mengonsumsi makanan dan minuman yang dicuci dan dimasak dengan cara yang aman.

^^


Jika diare tidak membaik dan disertai gejala-gejala, seperti feses berdarah, demam, mual atau muntah, berlangsung lebih dari 2 hari, serta nyeri hebat terutama di bagian kanan bawah atau belakang, segera klik WhatsApp atau kunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta.


ReferensiHopkins Medicine. Diakses pada 2023. Diarrhea. Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Diarrhea. Medical News today. Diakses pada 2023. What You Should Know About Diarrhea.