Makanan untuk Cegah Kanker Payudara
Pada 2022, sekitar 2,3 juta perempuan terdiagnosis kanker payudara dan 670 ribu perempuan meninggal dunia akibat kanker ini (WHO).
Data WHO menunjukkan bahwa perempuan lebih berisiko terkena kanker payudara. Sekitar 99% kanker payudara terjadi pada perempuan dan 0,5–1% kanker payudara terjadi pada pria.
Ada beragam penyebab kanker payudara. Misalnya, kerusakan DNA, mutasi gen tertentu, seperti BRCA1 dan BRCA2. Gaya hidup dan pola makan turut berkontribusi, diperkirakan sekitar 30%--40%.
Penelitian mengaitkan kebiasaan merokok, paparan estrogen, minum alkohol berat, dan mengonsumsi makanan olahan — ikut meningkatkan risiko kanker payudara.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa tidak ada makanan atau pola makan yang 100% dapat mencegah kanker payudara. Namun, beberapa jenis makanan dapat membantu membuat tubuh lebih sehat, meningkatkan imun tubuh, dan menurunkan risiko dari kanker payudara.
Kelebihan berat badan juga meningkatkan risiko kanker payudara. Karena itu, penting untuk menurunkan berat badan atau mempertahankan berat badan yang sehat melalui olahraga dan pola makan seimbang.
Menurut National Cancer Institute, berolahraga selama empat jam atau lebih dalam seminggu juga dapat menurunkan kadar hormon dan membantu menurunkan risiko kanker payudara.
Berikut beberapa tips menjaga berat badan dan menurunkan risiko kanker:
1. Mengonsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan
Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat, antioksidan, dan fitokimia yang dapat mengurangi risiko kanker dan melindungi tubuh dari penyakit kronis, seperti diabetes dan penyakit jantung.
Sayuran berwarna gelap, hijau, dan berdaun, seperti kangkung dan brokoli, serta buah-buahan, terutama beri dan persi kaya akan flavonoid dan karotenoid yang bermanfaat bagi kesehatan.
Cobalah mengonsumsi sayuran dan buah-buahan dengan variasi warna setiap harinya. Sebagai contoh: merah (apel, tomat, dan kol merah), oranye (blewah, wortel, dan jeruk), kuning (pisang, lemon, dan nanas), hijau (brokoli dan sayuran hijau, seperti bayam, kale, dan kubis hijau), biru/ungu (bit, anggur, bluberi, dan rhubarb).
2. Amankah mengonsumsi kedelai?
Kedelai merupakan sumber protein, serat, vitamin B, zat besi, kalsium, dan isoflavon yang sangat baik. Isoflavon dalam kedelai mungkin dapat membantu mengikat estrogen dan dapat mengurangi risiko kanker terkait hormon, seperti payudara dan prostat.
Studi terbaru termasuk data dari studi Women's Healthy Eating and Living (WHEL) telah mengonfirmasi bahwa mengonsumsi kedelai (hingga 3 porsi per hari) dari makanan utuh, seperti edamame, kacang kedelai, tahu, dan susu kedelai untuk semua jenis kanker payudara mungkin aman.
3. Berhati-hatilah dengan gula
Batasi makanan manis pekat, gula tambahan dari makanan olahan, dan minuman manis karena makanan ini mengandung banyak kalori, tetapi memiliki sedikit nutrisi. Asupan gula yang tinggi dapat meningkatkan kadar insulin dan memicu penambahan berat badan, yang keduanya berpotensi menyebabkan kanker.
Gula tambahan dapat ditemukan dalam banyak produk, seperti roti, kerupuk, sebatang granola, saus salad, dan yogurt. Sementara, gula alami pada buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, produk susu, dan susu kedelai merupakan sumber karbohidrat terbaik.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyarankan batas konsumsi gula per orang per hari adalah 50 gram atau setara 4 sendok makan.
4. Hindari mengonsumsi daging merah dan daging olahan
Beberapa penelitian menemukan hubungan antara daging merah dan peningkatan risiko kanker payudara.
Sebuah studi pada 2019 mengamati konsumsi daging pada lebih dari 42.000 wanita dengan riwayat keluarga kanker payudara. Para peneliti menemukan bahwa wanita yang paling banyak mengonsumsi daging merah memiliki risiko 23% lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan wanita yang mengonsumsinya lebih sedikit. Cara memasak daging tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko ini.
Daging olahan, seperti hotdog, sosis, bacon, dan potongan daging dingin, cenderung tinggi lemak, garam, dan pengawet. Hal ini mungkin sedikit meningkatkan risiko kanker payudara.
5. Pertimbangkan suplemen vitamin D
Rendahnya kadar vitamin D dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara, usus besar, dan prostat. Hanya sedikit makanan yang secara alami mengandung vitamin D meskipun beberapa produk, seperti susu kedelai dan almon, mungkin diperkaya vitamin D.
Paparan sinar matahari (saat memakai tabir surya!) dapat membantu meningkatkan kadar vitamin D dalam tubuh.
6. Konsumsi makanan tinggi serat
Makanan tinggi serat membuat Anda merasa kenyang lebih lama sehingga mencegah Anda tidak mencari camilan 10 menit setelah selesai makan siang. Penelitian menunjukkan makanan kaya serat melepaskan molekul anti-nafsu makan yang disebut asetat, yang mengirimkan sinyal ke otak bahwa tubuh sudah kenyang.
Makanan berserat tinggi termasuk sereal gandum utuh, polong-polongan dan lentil, kacang-kacangan, bluberi, dan apel.
7. Kurangi lemak
Batasi asupan lemak harian Anda, idealnya 67 gram per hari, untuk menjaga berat badan tetap terkendali. Pilih lemak sehat, seperti almon, selai kacang, alpukat, dan hummus.
8. Aktif secara fisik
Aktivitas fisik didefinisikan sebagai setiap gerakan yang melibatkan otot rangka dan memerlukan lebih banyak energi dibandingkan istirahat.
Aktivitas fisik dapat mencakup bekerja, berolahraga, melakukan pekerjaan rumah tangga, dan aktivitas waktu senggang, seperti berjalan kaki, jogging, berlari, yoga, hiking, bersepeda, dan berenang.
Menghabiskan banyak waktu untuk duduk atau berbaring juga dapat meningkatkan risiko kanker.
Bagaimana cara memeriksa kanker payudara?
Pada prinsip nya “lebih cepat lebih baik”, skrining dan deteksi dini dapat mencegah dan mengurangi risiko terkena kanker payudara dan mencegah keparahan stadium lanjut.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain:
- Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
- Periksa payudara klinis (SADANIS).
- USG payudara dan mamografi skrining.
Bisakah kanker disembuhkan dengan diet?
Tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan pola makan apa pun dapat mengobati kanker. Namun, untuk menghindarinya, kita dapat menerapkan pola makan sehat karena bermanfaat untuk:
- membantu tubuh memperbaiki dirinya sendiri
- memperkuat sistem kekebalan tubuh
- melindungi sel-sel sehat dari kerusakan lingkungan.
“Membuat perubahan apa pun itu sulit. Namun menetapkan tujuan kecil yang dapat dicapai membuat tujuan besar lebih mudah dicapai.”
**
Jaga kesehatan sebelum terlambat! Atur pola makan sehat dan cegah risiko kanker bersama tim medis kami di Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta. Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, jangan tunda untuk berkonsultasi.
Kunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehahtan, sekarang dan dapatkan panduan terbaik untuk menjaga kesehatan Anda. Jadwalkan janji temu Anda hari ini!