Daging Merah Vs Daging Putih: Mana Lebih Sehat?

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Bandoro
Daging Merah Vs Daging Putih: Mana Lebih Sehat?
Daging Merah Vs Daging Putih: Mana Lebih Sehat?

Perhatikan deretan makanan berikut. Steak, kebab, beef burger, rendang, sate, bakso, kornet, sosis. Apakah persamaan dari berbagai jenis makanan tersebut? Ya, bahan dasarnya sama, yaitu daging. Daging merah dan daging putih. Manakah yang lebih sehat dikonsumsi?

Ngomong-ngomong soal makan daging, hal yang sering kali dihindari adalah mengonsumsi daging merah. Katanya, daging merah itu tinggi kolesterol sehingga daging putih lebih sehat dikonsumsi karena mengandung lebih tinggi protein.


Faktanya, daging merah merupakan sumber protein, vitamin, dan mineral bagi tubuh. Konsumsi harian yang disarankan adalah 50—70 gram atau 350—500 gram per minggu.



Apa itu daging merah?





Daging berwarna merah dalam keadaan mentah disebut daging merah. Namun, daging disebut “merah” karena tinggi mioglobin, yaitu sejenis protein berwarna merah tua yang terdapat pada daging.


Semakin merah tua warnanya, semakin banyak kandungan mioglobin pada daging. Daging sapi, kambing, kelinci, dan domba termasuk dalam kelompok daging merah ini.


Daging merah mengandung banyak nutrisi, seperti vitamin B12 dan zat besi. Tubuh memerlukannya untuk menghasilkan sel darah merah baru. Daging merah juga tinggi protein. Protein penting untuk membangun otot, tulang, jaringan lain, dan enzim.


Daging merah sering kali mengandung lebih banyak lemak jenuh daripada daging putih. Lemak jenuh ini dapat berguna bagi tubuh, tetapi jika mengonsumsinya berlebihan berpotensi meningkatkan kadar kolesterol dan lemak dalam darah.


Mengonsumsi daging merah secara berlebihan juga dikaitkan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung, kanker kolorektal, diabetes tipe 2, dan Alzheimer. Namun, Anda tidak perlu takut bila mengonsumsinya dalam batas yang disarankan.


Jika Anda suka mengonsumsi daging merah, pilihlah daging merah segar, bukan olahan. Ciri-ciri daging merah segar, antara lain berwarna merah cerah, teksturnya padat, kuat, dan kenyal, serta tidak berbau tengik.


Sementara, daging merah olahan telah mendapat berbagai tambahan, seperti garam, lemak, atau pengawet berlebih. Bahan-bahan tersebut biasanya ditambahkan saat pengasapan, pengawetan, atau pengasinan. Mengonsumsi daging olahan meningkatkan risiko kanker usus (kolorektal).


Penyimpanan daging merah juga perlu diperhatikan agar tidak terkontaminasi bakteri yang dapat membuatnya beracun. Ingatlah untuk memisahkan daging merah matang dan mentah. Daging matang disarankan hanya dipanaskan satu kali.


Agar tetap menyehatkan, cara memasak daging merah juga perlu diperhatikan. Menggoreng daging merah akan meningkatkan kandungan asam lemak jenuh.



Apa itu daging putih?





Daging putih adalah daging yang memiliki warna pucat sebelum dan sesudah dimasak. Biasanya, warna lebih terang terlihat pada dada. Daging putih memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih rendah sehingga sering dianggap lebih sehat.


Kelompok unggas termasuk pada kelompok daging putih. Misalnya, ayam, burung, dan bebek. Beberapa hewan laut yang termasuk kelompok ini adalah ikan, kerang, udang, lobster, dan kepiting. Eh, ular dan biawak juga termasuk kelompok ini!


Daging putih kaya protein serta kalsium dan fosfor, yang meningkatkan kesehatan tulang, gigi, hati, ginjal, jantung, dan sistem saraf pusat. Mengonsumsi daging putih membantu mencegah osteoporosis dan radang sendi. 


Vitamin B2 dalam daging putih dapat mengurangi masalah kulit, lidah sakit, bibir pecah-pecah, dan meremajakan kulit kering dan rusak. Vitamin B6 menjaga enzim dan pembuluh darah tetap kuat, serta mempertahankan tingkat energi yang tinggi. Ini juga memperkuat metabolisme.


Vitamin D juga ditemukan pada daging putih. Fungsinya adalah membantu penyerapan kalsium. Fosfor pada daging putih membantu menjaga kesehatan tulang, fungsi otak, perawatan gigi, dan fungsi metabolisme.


Semua daging putih merupakan sumber protein yang baik untuk tulang, kuku, rambut, dan hormon alami.


Kandungan lemak jenuh dan kolesterol pada daging putih cenderung rendah sehingga membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Memasak daging putih dengan merebus atau memanggangnya turut menjaga kandungan lemaknya tetap rendah.


Namun, tidak hanya jenis daging yang penting, tetapi juga pola makan secara keseluruhan. Penting untuk mengonsumsi beragam sumber protein dan menjaga keseimbangan nutrisi dalam diet sehari-hari.


Memilih daging rendah lemak, mengurangi konsumsi daging olahan, dan menggabungkannya dengan pilihan makanan sehat lainnya, seperti sayuran, biji-bijian, dan buah-buahan, adalah langkah-langkah yang penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.


Jika ada kekhawatiran khusus tentang kondisi kesehatan tertentu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk rekomendasi yang lebih spesifik atau klik WhatsApp.


ReferensiMedical News Today. Diakses pada 2023. Is Red Meat Bad for You? NHS. Diakses pada 2023. Meat in Your Diet. Nutrition Advance. Diakses pada 2023. Red Meat VS. White Meat: Which Is Healthier?