PMO: Gairah Sesaat, Berhentinya Berat
PMO ramai diperbincangkan. Banyak konten media sosial yang menyerukan dan mengedukasi tentang PMO. Apa itu PMO dan seperti apa dampaknya?
PMO singkatan dari Porn, Masturbate, dan Orgasm. Siklus yang terjadi saat seseorang memuaskan diri sendiri dengan menonton film porno, melakukan masturbasi, dan mendapatkan orgasme.
Pornografi (porn) adalah bahan yang sengaja dibuat untuk membangkitkan nafsu berahi. Foto, video, atau suara adalah beberapa medianya.
Masturbasi (masturbation) adalah aktivitas merangsang alat kelamin untuk kenikmatan seksual. Menurut International Social for Sexual Medicine, tidak ada frekuensi “normal” untuk masturbasi. Selama tidak berdampak negatif pada diri sendiri dan hubungan sekitar, masturbasi masih dikatakan aman.
Nah, orgasme (orgasm) adalah tujuan dari masturbasi. Puncak kenikmatan seksual. Mengapa ini bisa terjadi? Aktivitas seksual berhubungan dengan sel hormon dopamin dan oksitosin di otak. Kedua hormon tersebut bertugas mengatur suasana hati sehingga memunculkan perasaan senang.
Faktanya, PMO dapat memicu kecanduan pada pelakunya. Dr. Mike Anderson, Pakar Seks dan Hubungan, mendukung hal ini. Dia mengatakan, “Menonton konten pornografi disertai masturbasi dan orgasme akan meningkatkan respons kimiawi dan hormonal. Dampaknya, muncul keinginan untuk mengulangi perilaku tersebut.”
Kecanduan bukan sekadar perasaan atau dorongan kuat untuk melakukan sesuatu yang disukai. Hal ini termasuk ketidakmampuan berhenti dari perilaku tersebut. Artinya, kecanduan PMO tidak hanya keinginan untuk melakukannya saja. Namun, juga saat terasa sulit lepas dari siklus tersebut.
Hingga saat ini, kecanduan PMO bukanlah kondisi yang didiagnosis secara klinis. Tapi, bukan berarti ini tidak nyata!
Saat PMO tidak terkendali
Masturbasi umum terjadi. Orang yang sedang atau tidak menjalin hubungan romantis bisa melakukan masturbasi. Elizabeth Waterman, Psikolog Adiksi, mengatakan kecanduan masturbasi merupakan cara untuk mengurangi kecemasan, mencari kenyamanan, serta mengatasi rasa kesepian dan kesedihan.
Namun, PMO bisa menjadi masalah ketika Anda:
- tidak bisa mengendalikan keinginan dan nafsu untuk melakukan masturbasi;
- sengaja melewatkan beberapa aktivitas agar bisa melakukan masturbasi;
- menjadwalkan atau merencanakan waktu untuk melakukan masturbasi;
- melakukan masturbasi saat sedang tidak bernafsu atau terangsang;
- menghabiskan banyak waktu, energi, dan biaya untuk masturbasi;
- merasa marah dan kesal saat diminta berhenti masturbasi.
Bahaya menanti dari PMO
Kepercayaan, agama, budaya, atau spiritual dapat membuat beberapa orang merasa bersalah melakukan PMO. Beberapa orang lainnya mencemaskan PMO bagi kesehatan. Ada juga yang bertanya-tanya, manakah lebih berbahaya, menonton film porno atau melakukan masturbasi?
Apa pun yang berlebihan itu berbahaya.
Ketika melihat pornografi, tubuh mengeluarkan hormon dopamin. Semakin sering melihat pornografi, dopamin akan terus keluar.
Prefrontal cortex adalah bagian otak yang mengatur fungsi eksekutif, yaitu merencanakan, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan lain-lain. Prefrontal cortex yang dibanjiri dopamin akan menjadi rusak. Dampaknya, sulit mengendalikan diri dan membuat keputusan. Misalnya, perilaku impulsif dan kompulsif.
Meskipun membutuhkan penelitian lebih lanjut, studi menunjukkan masturbasi memicu perkembangan depresi. Selain rasa bersalah, keyakinan bahwa “masturbasi itu salah” adalah penyebabnya.
Pornografi juga menimbulkan ekspektasi yang tidak realistis. Biasanya dialami laki-laki. Dr. Joseph Alukal, Direktur Kesehatan Reproduksi Pria di New York University mengatakan, mereka takut apabila kehidupan seks di dunia nyata tidak sesuai fantasi yang difilmkan.
Terakhir, masturbasi berlebihan menyebabkan masalah fisik. Misalnya, kulit teriritasi, pembengkakan pada kelamin, atau kram. Kondisi ini terjadi ketika seseorang hanya fokus pada hasrat seksual. Tidak memedulikan faktor keamanan.
Tips hentikan siklus PMO
1. Hindari pemicu
Coba ingat dan perhatikan. Apa yang biasanya memicu PMO? Jika Anda merasa media sosial sebagai pemicunya, batasi penggunaan media sosial.
2. Cari kesibukan
Ada banyak kesibukan untuk mengalihkan dorongan PMO. Cari aktivitas yang menenangkan diri dan menarik. Misalnya, lakukan meditasi saat muncul dorongan untuk melakukan masturbasi.
3. Cari strategi
Jangan menyendiri. Kesendirian menggoda Anda melakukan PMO. Kenakan pakaian tebal saat malam hari sehingga ada halangan untuk menyentuh diri sendiri.
4. Hidup sehat
Diet sehat dan olahraga, seperti lari sangat bermanfaat. Kegiatan ini menguatkan tubuh dan melepaskan hormon endorfin. Anda pun merasa lebih bahagia dan rileks sehingga mengurangi keinginan masturbasi.
5. Cari komunitas
Anda tidak sendiri. Di luar sana, ada orang yang mengalami hal serupa. Komunitas membantu untuk saling berbagi informasi dan menguatkan.
6. Minta bantuan profesional
Hubungi dokter, psikolog, atau psikiater yang terspresiasilisasi dalam bidang kesehatan seksual. Mereka akan memberikan penanganan dan memberikan rekomendasi.
7. Kurangi secara bertahap
Sesuaikan dengan kondisi yang dialami. Jika biasanya melakukan masturbasi lima kali seminggu, kurangi menjadi tiga kali seminggu. Begitu seterusnya. Beri apresiasi pada diri sendiri ketika berhasil melewati tantangan!
Berhenti PMO butuh proses. Tidak mudah menghentikannya. Anda harus mengubah perilaku yang telah menjadi “kebiasaan sehari-hari”. Tentu, perilaku ini tidak akan bisa terbentuk dan berakhir dalam semalam. Anda bisa melakukannya!
Jika ada pertanyaan terkait porn, masturbate, and orgasm, klik WhatsApp atau kunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta.