Dapatkah Anemia Dicegah?

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Muthia Trisa Nindita
Dapatkah Anemia Dicegah?
Dapatkah Anemia Dicegah?

Kelelahan – merasa terlalu lelah beraktivitas – merupakan gejala anemia yang paling mudah terlihat. Anda pernah mengalaminya? Yuk, ketahui lebih lanjut tentang berbagai gejala anemia dan bagaimana mengatasinya.

Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak dapat atau tidak cukup memproduksi sel darah merah sehat yang berfungsi membawa oksigen dari paru-paru ke semua organ lain dalam tubuh.


Jumlah sel darah merah sehat atau hemoglobin yang tidak memadai ini membuat tubuh kekurangan oksigen. Akibatnya, kita merasa lemah, letih, lesu, ngantuk, atau sulit berkonsentrasi.


Anemia sering dipandang remeh karena hampir setiap orang biasa mengalaminya. Karena itu, anemia menjadi masalah kesehatan serius masyarakat global. Prevalensi anemia pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki.


Anemia terutama menyerang anak-anak dan remaja perempuan yang sedang menstruasi, serta perempuan hamil dan pasca persalinan.


WHO memperkirakan 40% anak usia 6–59 bulan, 37% perempuan hamil, dan 30% perempuan usia 15–49 tahun di seluruh dunia menderita anemia.


Tiga negara penyumbang anemia terbesar adalah Afrika Barat, Asia Tengah, dan Afrika Tengah.


Bila tidak ditangani, anemia akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan.


  • Pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak terlambat.
  • Kelelahan, serta penurunan kapasitas dan produktivitas kerja. Pada keadaan yang lebih parah, orang yang mengalami anemia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
  • Anemia parah pada ibu hamil dapat menyebabkan bayi lahir prematur.
  • Anemia berat pada lanjut usia dapat menyebabkan kadar oksigen rendah pada beberapa organ vital, seperti jantung. Kondisi ini dapat menyebabkan gagal jantung.


Apa saja gejalanya?


Seorang yang mengalami anemia biasanya merasakan beberapa gejala, seperti

  • kelelahan dan keletihan yang tidak biasa;
  • sakit kepala atau pusing;
  • sulit berkonsentrasi atau berpikir;
  • mudah marah;
  • kehilangan selera makan;
  • mati rasa, serta kesemutan pada tangan dan kaki

Jika dibiarkan, anemia akan menjadi lebih parah. Anemia parah memiliki tanda-tanda, seperti

  • warna biru pada bagian putih mata;
  • kuku rapuh;
  • detak jantung tidak teratur, seperti melompat-lompat;
  • mendengar suara mendesis yang datang dan pergi;
  • warna kulit pucat;
  • sesak napas saat beraktivitas ringan atau bahkan saat istirahat;
  • lidah sakit atau meradang;
  • terdapat luka pada mulut;
  • hilangnya gairah seksual pada pria.


Bagaimana anemia bisa terjadi?


Ada beragam jenis anemia. Yang paling sering terjadi adalah anemia defisiensi besi. Salah satu penyebab paling umum adalah kurangnya asupan nutrisi, seperti zat besi, vitamin B12, dan asam folat.


Selain itu, anemia dapat terjadi karena beberapa sebab, seperti terjadinya perubahan lapisan lambung atau usus yang memengaruhi penyerapan nutrisi dan diet yang buruk.


Anemia juga bisa terjadi akibat kehilangan banyak darah. Biasanya karena berbagai hal, seperti penyakit kanker, mengonsumsi obat-obatan tertentu (aspirin atau ibuprofen), menstruasi berat, atau menjalani operasi.


Sistem imun yang kurang baik atau adanya racun dalam tubuh juga dapat menghancurkan sel darah merah. Kondisi ini dapat menyebabkan anemia.



Bagaimana saya mengatasi anemia?


Beberapa jenis anemia tidak dapat dicegah. Jika gejala anemia mulai mengganggu, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter. Biasanya dokter akan memeriksa apakah anemia Anda disebabkan oleh pola diet yang buruk atau masalah kesehatan yang lebih serius.


Jika Anda mengalami anemia yang diakibatkan kurangnya nutrisi, seperti zat besi, dokter akan menyarankan Anda mengubah pola makan atau mengonsumsi suplemen. Misalnya


1. Makanan kaya zat besi



Makanan kaya zat besi, misal daging sapi dan jenis daging lain, kacang-kacangan, lentil, sereal yang diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau tua, dan buah kering.


2. Makanan tinggi folat




Asam folat dapat ditemukan pada buah-buahan dan jus buah, sayuran berdaun hijau tua, kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, dan produk roti, sereal, pasta, dan nasi.


3. Vitamin B12 dan vitamin C




Makanan kaya vitamin B-12 termasuk daging, produk susu, serta produk sereal dan kedelai. Sementara, kebutuhan vitamin C bisa diperoleh dari buah-buah, seperti jeruk, melon, dan stroberi, serta sayuran, seperti brokoli dan tomat. Berbagai makanan ini membantu penyerapan zat besi.


4. Membatasi konsumsi kopi atau teh saat makan




Minum kopi atau teh saat makan akan mengurangi penyerapan zat besi.


5. Minum cukup air agar tetap terhidrasi




Salah satu penyebab anemia adalah dehidrasi. Minum cukup air putih tidak hanya mencegah dehidrasi, tetapi juga meningkatkan volume darah dalam tubuh sehingga tekanan darah juga meningkat.


6. Cukup berolahraga




Penderita anemia tetap boleh berolahraga ringan, seperti berenang, berlari, atau bersepeda. Rutin berolahraga akan membantu tubuh lebih fit karena pasokan oksigen lebih lancar. Memicu jantung memompa darah lebih banyak darah ke seluruh tubuh sehingga peredaran darah lancar.


Jika pola makan sehat tidak cukup memperbaiki kondisi anemia, dokter mungkin memberikan perawatan, seperti melakukan transfusi darah;

memberikan obat lain menekan sistem kekebalan tubuh atau membantu sumsum tulang membuat lebih banyak sel darah.


Untuk menegakkan diagnosis anemia, dokter melakukan serangkaian tes. Salah satunya adalah tes hitung darah lengkap. Tes ini dilakukan untuk menghitung jumlah sel darah merah yang terkandung dalam darah (hematokrit) dan hemoglobin.


Pada orang dewasa, nilai hematokrit bervariasi. Umumnya, 40%—52% pada laki-laki, dan 35%—47% pada perempuan. Sementara, hemoglobin pada laki-laki dewasa 14—18 g/dL dan 12—16 g/dL pada perempuan.


Bila anemia Anda memburuk, segera konsultasikan dengan dokter agar mendapat penanganan tepat. Jangan lupa juga selalu menjaga pola makan dan hidup sehat.


Jika Anda mengalami gejala anemia atau kondisi Anda memburuk, klik WhatsApp atau kunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta.

ReferensiCleveland Clinic. Diakses pada 2023. Anemia: Causes, Symptoms, and Treatment. Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Anemia-Symptoms and Causes. Penn Medicine. Diakses pada 2023. What is Anemia? WHO. Diakses pada 2023. Anaemia.