Setelah Makan, Sebaiknya Minum Apa ya?

oleh Agnes Krisantibullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Zamzam, dr. Koh Hau-Tek & Puspa W. Cahyono
Setelah Makan, Sebaiknya Minum Apa ya?
Setelah Makan, Sebaiknya Minum Apa ya?

Saat makan di luar, minuman apa yang biasanya Anda pesan? Teh, jus, atau kopi? Di Indonesia, ketiga minuman tersebut umumnya masuk daftar menu sebagai pelengkap hidangan. Jenis minuman yang kita pilih menentukan efektivitas penyerapan nutrisi makanan. Jadi, sebaiknya minum apa, ya?

Tiap bangsa memiliki kebiasaan makan masing-masing. Begitupun Indonesia. Salah satunya, jenis minuman yang dikonsumsi setelah makan.


Mungkin kita bisa dengan yakin mengatakan minuman tersehat adalah air putih. Dan memang benar. Air putih adalah minuman terbaik untuk mengantar makanan yang ditelan ke sistem pencernaan.


Lalu, bagaimana dengan minuman lainnya? Mari lihat satu per satu jenis-jenis minuman yang biasa dikonsumsi orang Indonesia setelah makan.


1. Teh setelah makan



Es teh di hari yang panas dan teh hangat saat hujan. Kombinasi yang cocok dengan makanan yang disantap, kan? Sayangnya, minum teh segera setelah makan bukan pilihan tepat.


Teh mengandung tanin. Senyawa kimia yang memberi rasa sepat dan pahit, serta warna tertentu pada teh. Senyawa ini, faktanya, menghambat penyerapan zat besi jika dikonsumsi setelah makan.


Mengonsumsi teh sebelum makan atau dalam kondisi perut kosong juga tidak dianjurkan. Selain membuat makanan tidak berasa, tanin memicu mual dan konstipasi, serta menghambat penyerapan protein.

Sisi baiknya, tanin dalam teh dapat menjadi antioksidan dan antiradang. Tentu bermanfaat bagi kesehatan. Namun, hal ini perlu diteliti lebih lanjut.


Waktu terbaik minum teh adalah setengah jam sebelum atau setengah jam setelah makan. Pilih teh berwarna terang. Misalnya, teh hijau atau teh herbal. Jika harus minum obat setelah makan, hindari menelan obat dengan teh (kecuali dokter Anda memperbolehkannya).


2. Air jeruk setelah makan



Sebagai minuman setelah makan, air jeruk lebih baik daripada teh. Apalagi jika bahan utama makanan adalah daging. Sebab, serat dalam jeruk dapat menurunkan kolesterol jahat. Risiko penyakit jantung pun turun.


Jika tanin menghambat penyerapan zat besi, vitamin C dalam air jeruk justru memperlancarnya. Mengoptimalkan pembentukan sel darah merah sehingga tubuh mendapatkan cukup oksigen. Hasilnya, kita tak akan merasa lemas dan mengantuk karena kenyang.


Jeruk juga mengandung antioksidan yang memelihara kesehatan pembuluh darah dan jantung. Membuat tekanan darah lebih stabil. Terlebih lagi, air jeruk tanpa gula tambahan tidak akan menambah asupan kalori Anda. Sebab jeruk manis hanya mengandung sekitar 62 kalori.


Selama pandemi COVID-19, kita sering mendapat anjuran mengonsumsi vitamin C untuk memperkuat imun tubuh. Nah, jeruk adalah sumber vitamin C yang sempurna. Sebagai antioksidan, vitamin ini mampu menangkal radikal bebas dan mengurangi risiko peradangan.


Minum jeruk setelah makan memang baik. Tapi, perhatikan juga kondisi tubuh Anda, terutama jika memiliki masalah lambung. Jangan pula mengonsumsi air jeruk berlebihan. Jika terjadi efek samping, segera hentikan konsumsi dan periksakan diri ke dokter.


3. Jus buah atau sayur setelah makan



Beberapa restoran memasukkan jus buah atau sayur dalam menu minuman. Jus, seperti yang kita tahu, merupakan hasil pencacahan dan pelumatan buah, sayur, atau keduanya. Biasanya disajikan dingin-dingin dalam gelas cantik.


Banyak orang mengira minum jus setelah makan lebih sehat dari teh atau kopi. Bagaimana tidak? Asalnya kan dari buah dan sayur. Nah, di sinilah kita harus waspada. Sebab selama pembuatannya, sebagian besar nutrisi penting dari buah dan sayur justru hilang.


Kita seharusnya mendapatkan serat dari buah dan sayur. Serat memperlancar pencernaan dan mempertahankan rasa kenyang. Namun, dalam pembuatan jus, serat ikut hancur bahkan hilang.


Karena itulah, jika Anda sedang dalam misi menurunkan berat badan, hindari minum jus setelah makan. Alih-alih turun, kalori Anda justru akan bertambah. Apalagi jika menambahkan gula, madu, kental manis, boba, es krim ke dalam jus.


Penambahan berat badan hingga obesitas juga menjadi penyebab masalah kesehatan lain. Misalnya, hipertensi, stroke, dan diabetes. Daripada minum jus, makanlah buah dan sayur dalam bentuk aslinya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.


4. Kopi setelah makan



Ada banyak jenis kopi. Tiap orang memiliki cara sendiri menikmati kopinya. Kopi menimbulkan reaksi berbeda pada tiap orang. Dari fakta-fakta ini, baik atau tidaknya mengonsumsi kopi setelah makan tentu tak bisa diseragamkan.


Kopi adalah sumber kafein terbesar. Secangkir kopi kira-kira mengandung 95 mg kafein. Jumlah ini bervariasi tergantung jenis dan merek kopi. Namun, kisarannya antara hampir 0 sampai 500 mg.


Umumnya, minum kopi setelah makan dapat menggagalkan penyerapan zat besi hingga 80%. Penyerapan mineral, seperti zinc, magnesium, dan kalsium pun menurun karena kopi meningkatkan pergerakan usus. Membuat pencernaan berjalan lebih cepat.


Meski kopi tinggi antioksidan, tidak semua orang memiliki sistem pencernaan yang bisa menahan efek kafein dalam jumlah besar. Beberapa orang bahkan bisa langsung sakit setelah menyesap kopi.


Karena itu, kita mesti tahu bagaimana reaksi tubuh kita terhadap kopi. Jika berdampak negatif, sebaiknya hindari. Jangan pula minum kopi lebih dari 2 sajian per hari. Ini akan menghindarkan kita dari gejala-gejala, seperti cemas, gelisah, gangguan tidur, jantung berdebar.


5. Susu setelah makan



Anda tentu tak asing dengan slogan Empat Sehat Lima Sempurna, bukan? Ini adalah bagian kampanye pemerintah Indonesia sejak 1955. Tujuannya, membuat masyarakat memahami pola makan yang benar. Makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah, dan susu.


Pertanyaannya, Haruskah “empat sehat lima sempurna” ada dalam tiap porsi makan kita? Apakah minum susu setelah makan betul-betul menyempurnakan? Mari selisik lebih dulu.


Menurut pengobatan Ayurveda, sistem kesehatan alternatif India, susu paling baik dikonsumsi saat malam. Susu kaya nutrisi sehingga tubuh sulit mencernanya. Akibatnya? Ngantuk. Nah, jadi tidak aneh, kan kalau kita merasa sangat kenyang dan mengantuk jika minum susu setelah makan?


Di sisi lain, tidak semua orang bisa menikmati susu. Beberapa bahkan intoleran atau alergi. Akibatnya, bukan protein dan kalsium yang didapat, melainkan sakit perut, mulas, hingga reaksi alergi. Artinya, susu memunculkan reaksi berbeda pada tiap orang.


Jika Anda ingin menurunkan berat badan atau membentuk otot, minumlah susu setelah olahraga fisik. Namun, jangan berlebihan juga, ya. Perhitungkan jumlah dan jenis makanan lain yang Anda konsumsi.


Di antara lima minuman di atas, tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk untuk memuaskan dahaga. Meski begitu, kami tetap merekomendasikan air putih sebagai minuman terbaik. Konsumsilah secukupnya untuk sehat seterusnya.

ReferensiCleveland Clinic. Diakses pada 2023. The Best Foods for Kidneys. Everyday Health. Diakses pada 2023. Chronic Diseases: Are You at Risk? Healthline. Diakses pada 2023. What Are Tannins in Tea, and Do They Have Benefits? Healthline. Diakses pada 2023. How Much Caffeine in a Cup of Coffee? A Detailed Guide Health Shots. Diakses pada 2023. You’ll be bamboozled to know what happens to your body when you drink juice daily Klikdokter. Diakses pada 2023. Tak Cuma Segar, Ini Manfaat Minum Jeruk Setelah Makan Daging. NIH. Diakses pada 2023. Eating Right for Chronic Kidney Diseases.