Batuk Kronis Pertanda TBC?
Pernahkah Anda mengalami batuk berkepanjangan? Biasanya berlangsung selama delapan minggu atau lebih. Akibatnya, tidur tak nyenyak. Mental dan fisik lelah. Bahkan menimbulkan resah. Interaksi sosial terganggu karenanya.
Batuk merupakan respons tubuh yang lumrah terjadi. Dari bayi hingga lanjut usia pasti pernah mengalaminya.
Ya, karena batuk merupakan cara standar tubuh membersihkan kerongkongan, sekresi dari paru-paru, dan mencegah infeksi. Tak begitu mengkhawatirkan bila terjadi dalam 1—2 hari. Penyebabnya terkadang ada sesuatu yang “salah jalan” masuk ke saluran pernapasan.
Bagaimana bila batuk tak kunjung sembuh? Kita pasti mengkhawatirkan penyebabnya.
Batuk dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu batuk akut dan batuk kronis. Batuk akut biasanya berlangsung selama kurang dari tiga minggu. Dalam beberapa kasus, setelah infeksi saluran pernapasan, batuk bertahan 3—8 minggu. Ini disebut batuk subakut.
Sementara, batuk disebut kronis bila berlangsung lebih dari 8 minggu pada orang dewasa dan 4 minggu pada anak-anak.
Batuk kronis yang berkepanjangan dapat sembuh bila ditemukan masalah yang mendasarinya. Batuk kronis terjadi karena ada pemicunya, seperti merokok, postnasal drip, asma, atau refluks asam.
Penyebabnya seringkali terkait masalah medis. Pada kasus yang jarang, batuk berkepanjangan juga merupakan gejala kanker.
Penyebab
Umumnya, penyebab batuk kronis tidak hanya satu hal, tetapi merupakan kombinasi dari beberapa hal, seperti
1. Tetesan postnasal atau postnasal drip
Kondisi ini terjadi saat lendir pada hidung berlebihan. Lendir itu menetes ke belakang tenggorokan sehingga memicu refleks batuk. Ini disebut sindrom batuk saluran pernapasan atas.
2. Asma
Batuk yang berkaitan dengan asma merupakan salah satu penyebab tersering batuk kronis pada orang dewasa, biasanya memburuk ketika Anda terpapar udara dingin, bahan kimia atau wewangian tertentu. Batuk bisa terjadi secara terus-menerus atau waktu tertentu seperti pada pagi atau malam hari.
3. Penyakit refluks GERD
Kondisi ini terjadi disebabkan asam lambung yang mengalir kembali dari lambung naik ke kerongkongan hingga tenggorokan. Asam lambung dapat mengiritasi saluran napas atas atau saluran napas bawah melalui aspirasi. Iritasi ini memicu refleks batuk sebagai respons perlindungan untuk membersihkan saluran pernapasan.
4. Infeksi
Batuk dapat bertahan lama setelah gejala pneumonia, flu, pilek, atau infeksi saluran pernapasan atas lainnya hilang. Batuk kronis dapat terjadi karena adanya infeksi jamur pada paru-paru, pertusis atau batuk rejan, infeksi tuberkulosis (TB) atau infeksi paru-paru dengan organisme mikobakteri non tuberkulosis.
5. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
Penyakit radang paru-paru kronis menyebabkan terhambatnya aliran udara dari paru-paru, termasuk bronkitis kronis dan emfisema.
Bronkitis kronis dapat menyebabkan batuk yang mengeluarkan dahak berwarna. Emfisema menyebabkan sesak napas dan merusak kantung udara di paru-paru (alveoli). Batuk karena PPOK biasanya dialami perokok atau mantan perokok.
6. Obat tekanan darah tinggi
Penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE), yang biasanya diresepkan untuk tekanan darah tinggi dan gagal jantung, diketahui menyebabkan efek samping batuk kronis pada beberapa orang. Misalnya, captopril, benazepril, ramipril.
Pada kasus yang parah, batuk kronis menyebabkan muntah, pusing, pingsan, kehilangan kontrol kandung kemih, bahkan patah tulang rusuk.
Apakah gejala TBC?
Batuk terus-menerus bisa menjadi tanda adanya masalah pada saluran pernapasan. Penyakit yang salah satu gejalanya menimbulkan keluhan batuk adalah TBC. TBC ditularkan melalui droplet dari batuk atau bersin dari orang yang terinfeksi.
Namun, keluhan batuk TBC dan batuk biasa berbeda. Penyakit TBC disebabkan infeksi Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan saluran pernapasan.
Bakteri ini bisa juga menyerang organ lain di dalam tubuh, seperti tulang belakang, selaput otak, kelenjar getah bening hingga saluran pencernaan. Penyakit ini sangat mudah menular melalui udara, apalagi jika penderita TBC tidak menutup mulut saat batuk atau bersin.
Batuk yang mengindikasikan adanya penyakit TBC biasanya memiliki gejala, seperti batuk lebih dari tiga minggu. Hal ini karena bakteri penyebab TBC sulit dilawan sistem kekebalan tubuh sehingga batuk tidak kunjung sembuh. Berbeda dari batuk biasa yang bisa sembuh dalam beberapa hari.
Saat batuk, kita mengeluarkan lendir yang disebut dahak. Pada batuk biasa, dahak umumnya berwarna bening. Sementara, dahak pada TBC berwarna hijau atau kuning karena tercampur bakteri. Atau, pada kasus yang lebih parah bisa disertai darah.
Berbeda dari batuk biasa, batuk TBC disertai gejala lain, seperti kehilangan nafsu makan, penurunan badan drastis, demam, berkeringat pada malam hari, dan sesak napas.
**
Berkonsultasilah kepada dokter bila Anda mengalami batuk dan gejala lainnya. Tergantung gejala Anda, dokter mungkin akan melakukan tes tertentu, seperti
- Spirometri: Tes fungsi paru-paru dengan mengukur aliran udara masuk dan keluar dari paru-paru.
- Endoskopi: Pemeriksaan dengan endoskopi untuk melihat ke dalam kerongkongan, lambung, dan usus kecil.
- Kultur dahak: Untuk memeriksa lendir apakah terdapat bakteri dan infeksi lainnya.
- Tes fungsi paru: mengukur seberapa baik paru-paru bekerja.
- Tes pencitraan: Misalnya, sinar-X dan CT scan untuk melihat dada dan saluran udara.
- Tes alergi: Mendiagnosis alergi lingkungan yang dapat menyebabkan reaksi.
- Tes darah: Mencari tanda-tanda infeksi atau kondisi lainnya.
Tips mengatasi batuk
Bergantung pada penyebabnya, tips berikut dapat membantu meredakan batuk:
- Minum banyak air. Cairan ekstra akan melonggarkan dan mengencerkan lendir. Cairan hangat, seperti teh dan kaldu bisa melegakan tenggorokan.
- Jika mengalami refluks asam, hindarilah makan berlebihan dan makanlah dalam waktu 2 hingga 3 jam sebelum tidur. Menurunkan berat badan juga membantu jika kelebihan berat badan berkontribusi terhadap gejala.
- Nyalakan pelembap udara untuk meningkatkan kelembapan suhu ruangan, atau mandi air panas dan hirup uapnya.
- Gunakan semprotan hidung saline atau alat irigasi hidung, seperti neti pot. Air garam akan mengencerkan dan membantu mengeringkan lendir yang membuat Anda batuk.
- Jika Anda merokok, berhentilah atau pertimbangkan meminta nasihat dokter tentang cara menghentikannya.
Temui dokter Anda jika mengalami batuk selama lebih dari beberapa minggu. Jika Anda mengalami gejala, seperti berat badan turun drastis, demam, batuk darah, atau sulit tidur, klik WhatsApp atau kunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta.