Cegah Kanker Liver: Lakukan 8 Langkah Ini!
Mungkin tidak banyak orang memikirkan kesehatan hatinya. Padahal hati adalah salah satu organ terbesar dan terpenting di tubuh kita. Hati bertanggung jawab atas 300 fungsi, seperti mendukung metabolisme, melakukan detoksifikasi, menjaga kekebalan, dan penyimpanan vitamin. Hati memiliki berat 2% dari tubuh kita.
Sayangnya, banyak kebiasaan sehari-hari yang berpotensi meningkatkan risiko penyakit hati. Nah, agar hati tetap sehat, berikut beberapa kebiasaan baik yang perlu kita lakukan:
1. Perhatikan asupan makanan bergizi dan seimbang
Menurut American Cancer Society, orang dengan obesitas memiliki risiko lebih tinggi didiagnosis kanker hati karena mereka rentan terhadap kondisi, seperti diabetes dan penyakit hati berlemak (fatty liver).
Karena itu, penting untuk mengonsumsi makanan kaya antioksidan, seperti sayur, buah, dan biji-bijian. Makanan ini membantu melindungi hati dari kerusakan akibat peradangan dan radikal bebas juga membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan.
Sebaliknya, hindari makanan yang memiliki kandungan gula tinggi:
- lemak jenuh atau lemak trans, seperti daging merah, susu tinggi lemak, dan kue kering;
- gula tambahan, seperti minuman manis, kue, biskuit, dan permen;
- garam, seperti sup kalengan yang kaya natrium, daging olahan, dan keripik kentang;
- aflatoksin, zat beracun yang dikeluarkan dari jamur yang dapat mencemari jagung, kacang-kacangan, beras, dan produk susu;
- alkohol.
Penting juga untuk menghindari konsumsi ikan atau kerang yang kurang matang, seperti tiram mentah atau sushi. Makanan ini mengandung bakteri yang dapat menyebabkan penyakit serius pada orang dengan penyakit hati.
2. Mengurangi garam
Garam secara tidak langsung dapat menyebabkan kerusakan di jaringan hati dengan meningkatkan tekanan darah. Hipertensi yang kronis dapat memperburuk kondisi hati.
Selain itu, hati yang bermasalah dapat menimbulkan penumpukan cairan ekstra di rongga perut yang disebut asites. Menurut American Liver Foundation, garam dapat memperparah masalah ini. Ketika mengonsumsi garam, garam terserap ke dalam aliran darah sehingga dapat memperparah penumpukan cairan di rongga perut.
Menurut Johns Hopkins Medicine, kelebihan air di rongga perut dapat menyebabkan kembung, kesulitan bernapas, gangguan pencernaan, mual, dan muntah.
3. Mengonsumsi obat sesuai anjuran
Obat yang Anda butuhkan bergantung pada penyebab kerusakan pada hati Anda. Misalnya, jika sirosis disebabkan oleh hepatitis virus jangka panjang, Anda mungkin akan diberi resep obat antivirus.
Anda mungkin akan diberi obat untuk meredakan gejala sirosis, seperti:
- diuretik, yang digunakan dalam kombinasi dengan diet rendah garam untuk mengurangi jumlah cairan dalam tubuh, yang membantu mengatasi pembengkakan (edema).
- obat untuk membantu mengatasi tekanan darah tinggi di vena utama yang membawa darah ke hati (hipertensi portal).
- krim resep untuk meredakan gatal-gatal pada kulit.
4. Tetap terhidrasi
Lebih dari separuh tubuh kita adalah air. Karena itu, air dapat menjaga fungsi tubuh tetap sehat. Hal itu berlaku dua kali lipat untuk hati Anda!
Saat mengalami dehidrasi, fungsi hati akan menurun karena tidak memiliki cukup air untuk membantu membuang limbah dari tubuh.
Hidrasi memudahkan darah melewati hati sehingga mempermudah hati menyaring racun, seperti alkohol atau paparan bahan kimia dalam tubuh.
Karena itu, pastikan minum air setelah bangun tidur, sebelum makan, sebelum dan sesudah beraktivitas fisik, dan sebelum tidur. Hal ini dapat memastikan hati memiliki apa yang dibutuhkannya agar berfungsi dengan baik.
5. Berolahraga
Hati yang sehat dapat memecah racun dan obat-obatan, menjaga kadar gula darah, dan mendukung sistem kekebalan tubuh.
Berolahraga dapat membantu mengurangi jumlah lemak di hati. Orang dewasa disarankan berolahraga minimum 150 menit hingga 300 menit setiap minggu, atau selama 75 hingga 150 menit jika melakukan aktivitas berat.
Berolahraga teratur dapat membantu:
- merangsang proses metabolisme hati
- mengurangi peradangan hati
- mengurangi penumpukan lemak di hati, terutama pada NAFLD (nonalcoholic fatty liver diseases)
- meningkatkan pelebaran dan fungsi pembuluh darah
- mengurangi risiko terkena kanker hati dan fibrosis
- mengurangi lemak tubuh yang berlebihan, yang terkait dengan peningkatan risiko penyakit hati tertentu
- meningkatkan suasana hati, yang dapat membantu mencegah masalah kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan.
6. Menjaga berat badan ideal
Obesitas secara langsung memengaruhi banyak hormon yang dapat mencetus pembentukan sel kanker dan menghambat apoptosis (kematian sel). Terlalu banyak lemak di tubuh juga merangsang respons peradangan di tubuh, yang dapat berkontribusi pada inisiasi dan perkembangan beberapa kanker.
Selain itu, obesitas juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya NAFLD yang dapat berkembang menjadi sirosis dan meningkatkan risiko terkena kanker hati.
Oleh karena itu, untuk menjaga berat badan ideal, perlu untuk konsumsi makanan yang sehat dan bergizi serta berolahraga teratur.
7. Menjaga kebersihan pribadi
Jangan berbagi perlengkapan kebersihan pribadi. Misalnya, pisau cukur, sikat gigi, dan pemotong kuku yang dapat membawa darah atau cairan tubuh lain yang mungkin terkontaminasi.
Lakukan hubungan seks yang aman. Berhubungan seks tanpa kondom atau dengan banyak pasangan meningkatkan risiko hepatitis B dan hepatitis C.
Cuci tangan Anda. Gunakan sabun dan air hangat segera setelah menggunakan kamar mandi, setelah mengganti popok, dan sebelum menyiapkan atau makan.
8. Vaksinasi
Lakukan vaksinasi agar terhindar dari hepatitis B. Vaksin hepatitis B aman dan efektif yang direkomendasikan untuk semua bayi saat lahir dan anak-anak hingga usia 18 tahun.
Vaksin hepatitis B juga direkomendasikan bagi orang dewasa yang menderita diabetes dan mereka yang berisiko tinggi terkena infeksi karena pekerjaan, gaya hidup, situasi tempat tinggal, atau negara tempat lahir mereka.
Karena setiap orang berisiko, semua orang dewasa harus mempertimbangkan mendapatkan vaksin hepatitis B untuk perlindungan seumur hidup terhadap penyakit hati kronis.
Vaksin hepatitis B juga dikenal sebagai vaksin "anti-kanker" pertama karena mencegah hepatitis B, penyebab utama kanker hati di seluruh dunia.
Hingga saat ini, vaksin untuk hepatitis C belum tersedia.
Vaksinasi di klinik GWS Medika
Untuk melindungi Anda dan keluarga, Anda dapat melakukan vaksinasi di Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada 2010 merekomendasikan pemberian vaksin Hepatitis B sebanyak tiga kali, yaitu segera setelah lahir, usia 1 bulan, dan usia 6 bulan.
Pemberian vaksin pada bayi dapat dilakukan bersamaan dengan vaksin lain, seperti BCG, DPT, Polio< HB, dan PCV. Anak atau remaja yang belum pernah mendapat vaksin Hepatitis B pada umur yang dianjurkan dapat segera mendapat pemberian vaksin sebanyak 3 dosis interval 0, 1, dan 6 bulan.
**
Hati merupakan organ sekaligus kelenjar yang menjalankan ratusan fungsi vital bagi kehidupan manusia. Banyak kondisi dan penyakit umum yang dapat merusak hati, tetapi Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk melindunginya.