Gaya Hidup Tak Sehat? Waspada Risiko Kanker Hati Meningkat

oleh Agnes Krisantibullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Muthia Trisa Nindita
Gaya Hidup Tak Sehat? Waspada Risiko Kanker Hati Meningkat
Gaya Hidup Tak Sehat? Waspada Risiko Kanker Hati Meningkat

Hati berperan menghancurkan toksin dalam tubuh. Jika hati hancur karena kanker, tubuh akan kacau balau. Di Indonesia, kasus kanker hati termasuk lima besar penyakit kanker tertinggi (Globocan, 2020).

Organ hati terletak di perut bagian atas berdekatan dengan usus, empedu, dan pankreas. Hati memiliki 4 lobus: 2 lobus di depan dan 2 lobus berukuran kecil di belakang (tidak terlihat).


Di bagian dalam terdapat tabung kecil yang merupakan saluran empedu intrahepatic, yaitu saluran yang membawa cairan empedu ke dalam hati.


Hati berukuran besar, sesuai dengan perannya bagi tubuh manusia. Fungsi hati mencakup eliminasi “limbah” atau hasil metabolisme, absorbsi nutrisi, hingga menyembuhkan luka. Organ ini juga bertugas memproduksi cairan empedu yang memperlancar pencernaan lemak, vitamin, dan nutrisi lainnya.


Jika Anda penasaran mengapa masih bisa beraktivitas maksimal berjam-jam setelah makan, atau saat sedang berpuasa, berterima kasihlah pada hati Anda.


Dialah yang membantu menyimpan kelebihan glukosa dalam tubuh. Membuat metabolisme tetap berjalan dan menghasilkan energi saat Anda tidak makan.



Tipe-tipe kanker hati


Ketika kanker berkembang di organ hati, sel-sel hati (hepatosit) rusak sehingga memengaruhi kemampuan organ secara keseluruhan. Berdasarkan asal dari sel kanker, kanker hati bisa diklasifikasikan menjadi primer dan sekunder. 


Kanker hati primer dimulai di sel-sel hati. Kanker hati sekunder adalah sel-sel kanker dari organ lain yang menyebar ke hati (metastasis) dan berkembang. Misalnya, dari usus besar, paru-paru, atau dada.


Berikut tipe-tipe kanker hati primer yang umum.


1. Hepatocellular carcinoma (HCC)

Kondisi yang juga disebut hepatoma ini adalah tipe yang paling umum terjadi. HCC paling banyak disebabkan oleh hepatitis kronis yang disebabkan oleh virus hepatitis B atau C dan sirosis hati.


Sirosis sendiri bisa disebabkan oleh infeksi hepatitis B atau C, konsumsi alkohol dalam jumlah banyak dan lama, atau penyakit pada hati karena timbunan lemak (fatty liver).


2. Cholangiocarcinoma

Disebut juga kanker saluran empedu, yakni kanker yang berkembang dari sel-sel di saluran empedu. Kanker yang muncul di bagian dalam saluran disebut kanker intrahepatic, sedangkan jika muncul di bagian luar saluran disebut kanker extrahepatic.


3. Liver angiosarcoma

Kanker ini sangat berbahaya karena terbentuk di dalam pembuluh darah hati. Jika terbentuk, kanker akan berkembang sangat cepat sehingga biasanya baru terdeteksi ketika mencapai stadium lanjut. Kanker ini termasuk jarang terjadi.


4. Hepatoblastoma

Kanker ini paling banyak ditemukan pada anak-anak, terutama yang berusia di bawah 3 tahun. Dengan operasi dan kemoterapi, kemungkinan hepatoblastoma disembuhkan bisa mencapai 70%.



Gejala kanker hati




Pada stadium awal, kanker hati umumnya tak terlihat dan tak terasa. Seiring tumbuhnya sel kanker, pengidap baru akan merasakan beberapa gejala berikut.


  • Rasa tak nyaman di perut bagian atas sebelah kanan. 
  • Perut bengkak.
  • Benjolan keras di sebelah kanan, di bawah tulang rusuk.
  • Rasa sakit di tulang belikat kanan atau di punggung.
  • Jaundice (kulit dan sklera menguning).
  • Mudah memar dan berdarah.
  • Kelelahan yang tidak biasa.
  • Mual dan muntah.
  • Hilang nafsu makan.
  • Berat badan turun drastis secara tiba-tiba.

Gejala-gejala di atas bisa saja mengindikasikan penyakit lain. Karena itu, periksakan diri Anda ke dokter dan dapatkan diagnosis yang tepat.



Penyebab dan faktor risiko




Fakta lain tentang kanker hati adalah tipe HCC lebih banyak diidap pria daripada wanita. Berikut faktor-faktor risikonya:


1. Infeksi virus hepatitis B (HBV)

HBV menular lewat darah, air mani, dan cairan tubuh lainnya. Infeksi bahkan bisa diturunkan dari ibu ke bayi selama persalinan. Alat, seperti jarum suntik, yang digunakan bergantian juga dapat menjadi media penularan HBV. 


Infeksi HBV menyebabkan peradangan hati dan memicu muncul serta berkembangnya kanker. Vaksinasi HBV dapat mencegah infeksi secara efektif.


2. Infeksi virus hepatitis C (HCV)

Sama seperti HBV, HCV juga menular melalui cara yang sama. Bisa dari hubungan seksual dengan orang yang telah terinfeksi, berbagi penggunaan jarum suntik, pertukaran cairan tubuh antara ibu dan bayi yang baru dilahirkan, hingga proses transfusi darah atau transplantasi organ.


Infeksi kronis dapat meningkatkan risiko kanker hati. Deteksi dan pengobatan dini dari infeksi hepatitis C dapat mencegah terjadinya kemungkinan kanker dan kerusakan hati yang lebih lanjut.


3. Sirosis

Sirosis terjadi ketika jaringan hati yang sehat digantikan oleh jaringan parut. Jaringan yang memblokade aliran darah melalui hati sehingga menghambat kinerjanya. Alkoholisme kronis dan infeksi hepatitis kronis menjadi penyebab utama sirosis.


Pengidap sirosis terkait HCV berisiko lebih tinggi terkena kanker hati daripada pengidap sirosis terkait HBV atau pengonsumsi alkohol.


4. Konsumsi alkohol berlebih

Berkaitan dengan poin sebelumnya, jika konsumsi alkohol berlebihan—banyak dan sering—kemungkinan terjadi sirosis pun meningkat. Apalagi jika juga memiliki sirosis.


Namun di beberapa kasus, kanker hati dapat berkembang pada pengonsumsi berat alkohol yang tidak mengidap sirosis. Pengonsumsi alkohol yang terinfeksi HBV atau HCV juga berisiko tinggi terkena kanker hati.


5. Aflatoksin B1

Zat ini adalah racun dari jamur yang tumbuh di makanan, seperti jagung dan kacang-kacangan, yang disimpan di tempat panas dan lembap.


Mengonsumsi makanan yang mengandung aflatoksin B1 dapat meningkatkan risiko kanker hati. Karena itu, hindari mengonsumsi makanan/minuman yang telah ditumbuhi jamur.


6. Steatohepatitis non-alkohol (NASH)

Jika Anda tidak mengonsumsi alkohol, tapi suka makan makanan tinggi lemak, hati-hatilah. Anda berisiko mengalami perlemakan di sel-sel hati. NASH adalah kondisi paling parah dari perlemakan hati non-alkohol.


Beberapa orang mengalami peradangan dan luka pada sel hati karena kondisi ini. Mengidap NASH terkait sirosis meningkatkan risiko kanker hati.


7. Merokok

Terlalu sering merokok meningkatkan risiko kanker hati.


8. Kondisi lain

Beberapa kondisi kesehatan yang meningkatkan risiko kanker hati, meliputi:


  • Hemokromatosis menurun yang tidak dirawat
  • Defisiensi alfa-1 antitripsin
  • Penyakit penyimpanan glikogen
  • Porfiria kutanea tarda
  • Penyakit Wilson

Perlu dicatat, tidak semua orang dengan satu atau beberapa faktor risiko di atas pada akhirnya mengidap kanker hati. Sebab, kanker ini bahkan bisa berkembang meski seseorang tidak memiliki satu pun faktor risiko.


Jika Anda memiliki gejala atau pertanyaan terkait kesehatan hati, silakan klik WhatsApp atau kunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta, untuk konsultasi lebih lanjut.


ReferensiCDC. Diakses pada 2023. Liver Cancer. Healthline. Diakses pada 2023. Liver Cancer: Symptoms, Types, Treatment, and Diagnosis. Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Liver Cancer– Symptoms and Causes. NIH. Diakses pada 2023. Liver Cancer Causes, Risk Factors, and Prevention.