Perawatan Kaki untuk Penderita Diabetes

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Sekar Cesaruni
Perawatan Kaki untuk Penderita Diabetes
Perawatan Kaki untuk Penderita Diabetes

Diabetes dapat menyebabkan kerusakan aliran darah dan saraf, sehingga aliran darah menuju kaki terbatas. Hal ini menyebabkan luka lebih mudah terinfeksi dan lebih sulit disembuhkan serta meningkatkan risiko amputasi.

Diabetes Melitus (DM) atau sering juga disebut kencing manis merupakan penyakit kronis (menahun) yang ditandai oleh kadar gula darah (glukosa) melebihi batas normal. Kondisi ini memengaruhi cara tubuh menggunakan gula (glukosa) sebagai sumber energi.


Beberapa faktor yang dapat menyebabkan diabetes, antara lain obesitas, hipertensi, dan kualitas tidur yang buruk. Bagi orang yang punya riwayat diabetes atau telah mengidap diabetes, penting untuk menjaga kadar gula darah dalam rentang normal.


Untuk pemeriksaan dan diagnosis awal diabetes, beberapa jenis pemeriksaan kadar gula darah yang umum dilakukan, meliputi:


  • Tes gula darah sewaktu (GDS): normal <200 mg/dL.
  • Tes gula darah puasa (GDP): normal 70—99 mg/dL
  • Tes gula darah 2 jam setelah makan/gula darah post prandial (GDPP): 70—139 mg/dL
  • HbA1C normal <5,7

Diabetes dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Salah satu komplikasi yang umum terjadi adalah komplikasi pada kaki dan kulit, biasanya berupa luka yang tak kunjung sembuh.


Tingginya kadar gula darah memudahkan jamur dan bakteri berkembang biak. Ditambah lagi, kemampuan tubuh menyembuhkan luka menurun karena diabetes dapat menurunnya imun.



Masalah kaki pada penderita diabetes




1. Neuropati diabetik

Orang dengan diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit pembuluh darah perifer, terutama jika tidak mengonsumsi obat atau kesulitan mengalami kesulitan mengendalikan kadar gula darah.


Penyakit ini terjadi ketika timbunan lemak mempersempit pembuluh darah, sehingga mengurangi sirkulasi darah.


Kerusakan saraf atau neuropati diabetik umumnya terjadi pada kaki dan tangan, yang dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan, atau nyeri.


Neuropati diabetik juga menurunkan kemampuan merasakan nyeri, panas, atau dingin. Padahal nyeri adalah sinyal alami tubuh bahwa ada sesuatu yang tidak normal. Ketidakmampuan merasakan nyeri di telapak kaki meningkatkan risiko luka, bisul, dan lepuh, yang dapat berujung pada infeksi yang sering terlambat disadari.


Kerusakan saraf bisa dialami oleh siapa saja yang menderita diabetes, tetapi risiko akan meningkat jika terdapat faktor-faktor berikut:


  • Kadar gula darah yang tidak terkontrol.
  • Menderita diabetes dalam jangka waktu lama
  • Kelebihan berat badan.
  • Berusia lebih dari 40 tahun.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Kolesterol tinggi.

2. Lepuh

Diabetes meningkatkan risiko timbulnya lepuh melalui beberapa mekanisme. Neuropati diabetik dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk merasakan ketika sepatu tidak nyaman atau terlalu ketat, yang dapat meningkatkan risiko lecet dan lepuh. Selain itu, neuropati dapat mengubah pola gerakan, yang juga meningkatkan risiko lepuh.


Orang dengan diabetes dapat mengalami kondisi yang disebut “bullous diabeticorum”, yaotu lepuh yang muncul secara spontan tanpa sebab yang jelas. Meskipun dokter belum sepenuhnya memahami penyebab munculnya lepuh ini, korena kondisi ini cukup sering terjadi pada penderita diabetes. 


Lepuh yang tidak ditangani dengan benar dapat terinfeksi, menyebabkan rasa sakit dan meningkatkan risiko infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh.


3. Ulkus diabetik

Sekitar 7% penderita neuropati perifer mengalami ulkus kaki diabetik setiap tahun. Kombinasi antara sirkulasi darah yang buruk dan kerusakan saraf berarti seseorang mungkin tidak menyadari adanya ulkus hingga kondisinya parah.


Aliran darah yang lemah juga dapat memperlambat penyembuhan. Jika tidak segera diobati, ulkus dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada kaki dan rentan terinfeksi.


Ulkus juga dapat membuat berjalan terasa sangat sakit. Tekanan dari sepatu dan kaus kaki dapat memperburuk gejala dan memperlambat pemulihan.


4. Kapalan diabetik

Kalus atau kapalan adalah area sel kulit yang keras dan menebal karena penumpukan sel kulit mati. Kapalan yang besar pada kaki dapat mengganggu kenyamanan berjalan dan mempengaruhi bentuk sepatu.


Masalah utama dari kapalan adalah memperburuk ulkus dan infeksi. Oleh karena itu, menjaga kapalan tetap bersih dan menghilangkannya secara aman sangat penting untuk melindungi kesehatan kaki.


Di Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta, Anda bisa mendapatkan layanan bedah minor untuk menghilangkan kapalan dengan aman.


5. Infeksi kaki

Ulkus diabetik yang terinfeksi dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak segera dirawat. Infeksi ini dapat menyebar ke aliran darah, merusak organ tubuh, dan membahayakan nyawa.


Diabetes juga meningkatkan risiko gangren, yaitu kematian jaringan dan dapat menyebabkan amputasi.


Infeksi kaki dan sirkulasi yang buruk juga dapat merusak struktur dasar kaki, termasuk tulang, dan menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai “kaki Charcot”. Hal ini mengubah bentuk kaki, menyebabkan nyeri, dan kesulitan berjalan.



Tips agar kaki tetap sehat




Meskipun Anda diabetes, bukan berarti Anda tidak dapat memiliki kaki sehat. Berikut tips untuk mendapatkan kaki sehat:




Untuk mendapatkan kesehatan secara keseluruhan, orang dengan diabetes harus mengendalikan kadar gula darah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menjalani pengobatan, memperhatikan asupan hingga olahraga teratur dan menghindari gaya hidup sedenter.


Jika Anda ingin mengevaluasi atau mengelola diabetes, kunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta.


ReferensiBetterHealth Channel. Diakses pada 2024. Diabetes Foot Care. CDC. Diakses pada 2024. Diabetes and Your Feet. CDC. Diakses pada 2024.Tips for Healthy Feet. Healthline. Diakses pada 2024. Your Guide to Diabetes Foot Care. Medical News Today. Diakses pada 2024. Foot Problems. WebMD. Diakses pada 2024. How to Care for Your Feet When You Have Diabetes.