Dapatkah Luka Diabetes Sembuh?

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Muthia Trisa Nindita
Dapatkah Luka Diabetes Sembuh?
Dapatkah Luka Diabetes Sembuh?

Salah satu penanda khas seseorang mengalami diabetes dapat dilihat saat memiliki luka. Pada orang dengan gula darah normal, luka akan cepat sembuh dan mengering. Namun, hal sebaliknya terjadi pada penderita diabetes. Luka lebih lama sembuh, bahkan bisa memburuk lebih cepat.

Diabetes terjadi ketika tubuh tak lagi mampu memproduksi atau menggunakan insulin, yaitu hormon yang berperan mengubah glukosa atau gula menjadi energi. Kesulitan tubuh dalam memetabolisme glukosa mengakibatkan kadar gula darah menjadi tinggi sehingga tubuh tidak mampu menyembuhkan luka dengan cepat.


Luka dapat terjadi di bagian tubuh mana pun. Entah luka tergores, tersayat, atau melepuh. Umumnya, luka akan membaik atau sembuh dalam waktu dua minggu. Namun, pada diabetesi, luka dapat berlangsung lebih lama sehingga memicu masalah kesehatan lainnya. 


Bagian tubuh yang paling umum mengalami luka adalah kaki. Luka pada kaki cepat berkembang menjadi tukak kaki. Luka kaki menjadi serius ketika tidak segera diobati.


Bahkan sekitar 15% penderita diabetes mengalami ulserasi kaki. Karena itu, penting untuk mengetahui dan mengobati luka sejak dini agar tidak terjadi infeksi dan komplikasi.



Mengapa luka sulit sembuh?


Ketika Anda menderita diabetes, ada banyak hal yang menyebabkan luka sulit sembuh, tidak sembuh sempurna, hingga tidak dapat sembuh. Kondisi ini terjadi karena penderita diabetes mengalami berbagai gangguan, seperti:


1. Kadar gula tinggi

Tingginya kadar gula darah mencegah nutrisi dan oksigen memberi energi pada sel. Juga meningkatkan peradangan pada sel-sel tubuh. Karena itu, luka akan lebih lama sembuh.


2. Fungsi saraf

Kadar gula darah tinggi dapat menyebabkan gangguan fungsi saraf. Biasanya terjadi pada tangan, tungkai, dan kaki. Sekitar 60% penderita diabetes mengalami hal ini. Memburuknya fungsi saraf akan berdampak serius pada luka dan penyembuhan.


Masalah besar dari kondisi ini adalah penderita diabetes tidak menyadari bahwa mereka memiliki luka karena tidak merasakan sakit. Akhirnya, luka tidak segera mendapat penanganan sehingga terinfeksi atau berubah menjadi luka serius.


3. Sirkulasi buruk

Sirkulasi buruk menyebabkan luka lebih lama sembuh. Hal ini karena darah lebih sulit mencapai lokasi luka padahal darah berfungsi melawan infeksi dan membantu penyembuhan luka.


Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit pembuluh darah perifer. Penyempitan pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke anggota tubuh berkurang.


Kadar glukosa darah yang lebih tinggi juga akan meningkatkan kekentalan darah. Kondisi ini semakin memengaruhi aliran darah tubuh.


4. Melemahnya sistem kekebalan tubuh

Tingginya kadar gula darah dapat mengubah kimia darah sehingga mengurangi pertahanan tubuh dan membuat sistem kekebalan tubuh bekerja lebih lambat.


Melemahnya sistem kekebalan tubuh pada penderita diabetes akan menyebabkan penyembuhan luka lambat sehingga risiko infeksi lebih tinggi.


Infeksi yang tidak diobati dan dibiarkan menyebar dapat menyebabkan komplikasi, seperti gangren atau sepsis.



Bagaimana jika sudah memiliki luka?




Beberapa tips berikut dapat membantu penyembuhan luka:


1. Lakukan pemeriksaan mandiri berkala

Mendeteksi luka sejak dini adalah cara paling utama untuk menghindari infeksi dan komplikasi. Pastikan Anda melakukan pemeriksaan diri setiap hari dan mencari luka baru, terutama pada kaki Anda. Jangan lupa memeriksa sela-sela dan bawah jari kaki.


2. Angkat jaringan mati

Nekrosis (sel mati) sering terjadi pada luka diabetes. Hal ini terjadi akibat gula darah yang tinggi menyebabkan nutrisi tidak adekuat sampai ke daerah luka sehingga jaringan di lokasi luka dan sekitarnya mati. Jaringan yang nekrosis ini dapat mendorong bakteri dan racun serta meningkatkan infeksi luka.


Hal ini juga dapat menghalangi Anda memeriksa jaringan di bawahnya. Kunjungi dokter. Biasanya dokter akan membantu melakukan pengangkatan jaringan mati.


3. Jaga balutan luka tetap kering dan bersih

Mengganti balutan secara teratur dapat membantu mengurangi bakteri dan menjaga tingkat kelembapan luka. Gunakan pembalut khusus untuk perawatan luka.


4. Usahakan tidak ada tekanan pada area luka

Tekanan dapat merusak kulit dan menyebabkan luka atau bisul yang lebih dalam.


Lalu, apa saja tanda luka diabetes tidak tertangani dengan baik? Luka diabetes yang tidak tertangani dengan baik memiliki ciri-ciri, antara lain:


1. Peradangan berlangsung terlalu lama atau sembuh, tapi muncul kembali

Peradangan adalah bagian normal dari penyembuhan. Namun setelah sekitar satu minggu, kemerahan dan bengkak di sekitar luka akan hilang. Jika tidak, berarti ada sesuatu yang menghalangi penyembuhan. Mungkin terdapat infeksi atau masalah lain.


2. Terjadi infeksi atau kerusakan jaringan

Luka diabetes tidak bisa sembuh jika sudah terinfeksi. Jadi, konsultasikan dengan dokter jika luka Anda atau kulit di sekitarnya:


  • Terasa lembut, nyeri atau panas saat disentuh
  • Mengeluarkan nanah atau cairan
  • Berwarna gelap di tepinya
  • Mengeluarkan bau tidak sedap

3. Luka tak kunjung sembuh hingga lebih dari empat minggu

Luka yang tidak sembuh dalam waktu satu bulan dianggap sebagai luka kronis. Meskipun luka kronis bisa saja sembuh dengan sendirinya, yang terbaik adalah mencari bantuan dokter untuk mengidentifikasi mengapa luka tidak kunjung sembuh.



Cara cegah luka agar tak bertambah parah




Mengetahui dan mengobati luka sejak dini adalah hal terpenting yang dapat dilakukan untuk mencegah luka ringan menjadi serius. Namun, ada beberapa kemungkinan yang dapat mendukung penyembuhan luka, seperti 


1. Mengonsumsi makanan tinggi protein dan makanan sehat

Diet yang direkomendasikan untuk penderita diabetes adalah mengurangi karbohidrat dan meningkatkan asupan protein. Hal ini karena mengonsumsi makanan rendah gula dan rendah glikemik adalah langkah mudah menjaga kadar gula darah.


Sementara, mengonsumsi lebih banyak protein dapat mempercepat penyembuhan luka. Mengonsumsi lebih banyak protein juga mempercepat pembuatan jaringan baru pada luka sehingga lebih cepat sembuh.


Meningkatkan asupan serat, seperti buah-buahan, sayuran hijau, dan kacang-kacangan juga baik untuk penyembuhan luka dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh. 


2. Berolahraga

Rutin berolahraga membantu meningkatkan sensitivitas insulin. Hal ini membantu gula dalam aliran darah memasuki sel dengan lebih efisien, sehingga meningkatkan penyembuhan dan kesehatan.


3. Berhenti merokok

Merokok menurunkan kemampuan sel membawa oksigen. Merokok juga mengganggu sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah. 


4. Rutin kontrol ke dokter

Jika sudah terkena diabetes jangan sampai lupa untuk minum obat dan rutin kontrol ke dokter sesuai jadwal yang ditentukan. Terutama jika sudah ada luka di tubuh.


Jika Anda ingin mendapatkan perawatan luka diabetes atau memiliki pertanyaan terkait diabetes, kunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta.

ReferensiHealthline. Diakses pada 2024. What’s the Connection Between Diabetes and Wound Healing? HealthPartners. Diakses pada 2024. Why Diabetic Wound Won’t Heal and Tips To Treat Them Medical News Today. Diakses pada 2024. How Does Diabetes Affect Wound Healing. National Library of Medicine. Diakses pada 2024. Updates in Diabetic Wound Healing, Inflammation, and Scarring.