Benarkah Makanan yang Dibakar Sebabkan Kanker?

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Sarah Josephine
makanan-yang-dibakar-sebabkan-kanker?
makanan-yang-dibakar-sebabkan-kanker?

Siapa nih yang suka makanan gosong? Sepotong roti panggang dengan pinggiran hitam, marshmallow yang terbakar, atau sate mungkin terdengar menggugah selera bagi sebagian orang. Namun, apakah makanan gosong aman dikonsumsi?

Faktanya, beberapa jenis makanan memang dapat meningkatkan risiko penyakit kronis, termasuk kanker. Makanan gosong bahkan diklasifikasikan sebagai karsinogen—zat yang dapat menyebabkan kanker pada jaringan meskipun belum ada bukti kuat mengenai hal tersebut.


Jadi, apa yang harus dipercayai oleh pecinta makanan gosong? Apakah Anda harus berhenti memanggang marshmallow langsung ke api?


Metode memasak menggunakan suhu tinggi, seperti menggoreng, memanggang, atau mengasapi beberapa makanan, khususnya karbohidrat, seperti roti atau kentang, melepaskan zat kimia bernama akrilamida. Akrilamida terbentuk dalam reaksi antara asam amino alami asparagin dan beberapa karbohidrat (yang terjadi secara alami).


Produk susu, daging, atau ikan cenderung tidak mengandung akrilamida. Zat ini dapat ditemukan pada keripik, sereal, biskuit, kue, dan kopi.


Lalu, bagaimana dengan daging? Penyuka sate atau steak mungkin ingin tahu. Daging yang dimasak pada suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa karsinogenik, seperti amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH).


HCA terbentuk ketika daging dimasak dengan suhu tinggi dari reaksi antarmolekul, seperti asam amino dan gula, sedangkan PAH terbentuk dari sari lemak dan sari daging yang menetes ke api saat memasak.


HCA tidak ditemukan dalam jumlah signifikan pada makanan selain daging yang dimasak pada suhu tinggi. Namun, PAH dapat ditemukan pada makanan yang diasapi lainnya, juga pada asap rokok dan knalpot mobil.


Akrilamida dan senyawa karsinogenik lainnya tidak ditemukan secara alami dalam makanan, tetapi terbentuk selama proses memasak.


Sebagai contoh, makanan bertepung yang berubah menjadi cokelat keemasan mengandung lebih sedikit akrilamida dibandingkan makanan yang dimasak hingga berwarna cokelat tua atau gosong.


Sebaliknya, metode memasak, seperti merebus atau mengukus tidak menghasilkan akrilamida.



Akrilamida dan kanker: fakta dan mitos




Beberapa penelitian menunjukkan memasak makanan terlalu lama dapat menciptakan karsinogen yang berpotensi membahayakan tubuh.


Namun, bukti ilmiah mengenai hubungan langsung antara akrilamida dan kanker pada manusia masih terbatas. Studi yang mengamati hubungan antara akrilamida dan kanker di berbagai bagian tubuh, seperti usus, ginjal, kandung kemih, dan prostat, belum menemukan korelasi yang konsisten.



Haruskah saya mengurangi?


Cukup sulit menghindari akrilamida karena zat ini terdapat dalam banyak produk. Namun, Anda dapat membatasi jumlah konsumsinya. Apabila sebagian besar akrilamida yang kita konsumsi berasal dari makanan olahan, ada beberapa langkah sederhana yang dapat kita lakukan, seperti:


  • kurangi konsumsi makanan olahan, seperti keripik dan kentang goreng;
  • masak makanan hingga berwarna kuning keemasan, bukan cokelat tua;
  • hindari memanggang roti hingga terlalu gosong.

Ada banyak mitos, pertanyaan, dan topik hangat terkait risiko kanker. Namun, dari berbagai penelitian selama puluhan tahun tentang pencegahan kanker, kita mengetahui cara yang terbukti dapat menurunkan risiko Anda.


Misalnya, tidak merokok, menjaga berat badan sehat, mengurangi alkohol, dan mengonsumsi makanan sehat dan seimbang.



Pola makan dan risiko kanker




Makan roti panggang gosong tidak serta merta meningkatkan risiko kanker. Pola makan secara keseluruhan (apa yang Anda makan sehari-hari) lebih penting. Menerapkan pola makan sehat dan seimbang dapat mengurangi risiko kanker.


Berikut beberapa tips:


  • Konsumsi buah dan sayur, serta biji-bijian utuh, seperti roti gandum utuh, beras merah.
  • Pilih sumber protein sehat, seperti ayam, ikan dan kacang-kacangan.
  • Batasi konsumsi daging olahan dan daging merah, alkohol, serta makanan yang tinggi gula, lemak, dan garam.


Perhatikan teknik memasak dan peralatan




Selain memperhatikan makanan yang dimasak, peralatan memasak juga berpengaruh. Misalnya, peralatan masak antilengket atau aluminium foil dapat melepaskan bahan kimia berbahaya jika digunakan pada suhu tinggi.


Oleh karena itu:


  • Gunakan api kecil hingga sedang saat memasak.
  • Pantau makanan agar tidak terlalu matang.
  • Hindari penggunaan bahan yang berisiko melepaskan racun saat dipanaskan.
  • Menggunakan microwave untuk memasak daging sebelum pemasakan dengan suhu tinggi dapat secara signifikan mengurangi pembentukan HCA. Metode ini mengurangi durasi daging bersentuhan dengan panas tinggi, sehingga membantu menyelesaikan pemasakan dengan risiko HCA yang lebih rendah.

**


Makanan gosong, seperti roti panggang atau daging bakar, memang mengandung akrilamida, dan senyawa karsinogenik lainnya. Namun, risiko ini dapat diminimalkan dengan cara memasak yang tepat dan membatasi konsumsinya.


Lebih penting lagi, fokuslah pada pola makan sehat dan seimbang untuk mengurangi risiko penyakit kronis, termasuk kanker.

ReferensiCancer.gov. Diakses pada 2025. Chemicals in Meat Cooked at High Temperatures and Cancer. Cancer Research UK. Diakses pada 2025. Does Burnt Toast Cause Cancer? Eating Well. Diakses pada 2025. Is It Safe to Eat Burnt Food? Healthline. Diakses pada 2025. Can Eating Burnt Toast Cause Cancer? The Conversation. Diakses pada 2025. Does Burnt Food Give You Cancer? WebMD. Diakses pada 2025. Does This Food Cause Cancer?