Diet untuk Cegah dan Atasi Ginjal Kronis

oleh Agnes Krisantibullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Zamzam, dr. Koh Hau-Tek & Puspa W. Cahyono
Diet untuk Cegah dan Atasi Ginjal Kronis
Diet untuk Cegah dan Atasi Ginjal Kronis

“Makan adalah keputusan,” kata Albert Ellis, psikolog ternama Amerika. Jika tak berhati-hati, keputusan itu justru menjadikan kita umpan penyakit. Salah satunya ginjal kronis.

Ginjal atau ren adalah organ yang terletak di bawah tulang rusuk bagian belakang. Ukurannya hanya satu kepalan tangan. Normalnya sepasang.


Ginjal bertugas menyaring darah, mengeluarkan limbah dan racun dari tubuh, mengatur tekanan darah, serta menghasilkan hormon. Terganggunya organ ini menyebabkan penyakit, seperti gagal ginjal akut dan kronis, batu ginjal, infeksi saluran kencing, dan asidosis.


Penyakit ginjal kronis sering kali tak terdeteksi


Penyakit ginjal kronis (PGK) terjadi jika ginjal gagal menyaring darah. Akibatnya, sisa cairan dan limbah yang seharusnya dikeluarkan, justru menumpuk di dalam tubuh. Memicu masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit jantung.


Orang yang tidak tahu dirinya memiliki PGK biasanya merasa sehat-sehat saja. PGK memang tidak menimbulkan gejala hingga di titik parahnya. 


Tanpa adanya gejala fisik, satu-satunya cara mendeteksi PGK adalah melalui tes darah dan urin. Makin dini dideteksi, makin mudah ditangani. 


Selain tes, ada faktor-faktor risiko yang perlu diperhatikan. Diabetes, hipertensi, keturunan, obesitas. Jika memilikinya, berhati-hatilah. Kebiasaan merokok, efek samping pengobatan atau penggunaan obat-obatan, dan makan makanan tidak sehat juga memicu PGK.


Antara pola makan dan kesehatan ginjal


Ginjal berisi banyak pembuluh darah kecil yang bertugas menyaring limbah dan air berlebih pada darah, lalu membuangnya keluar tubuh. Pembuluh darah yang rusak menghambat fungsi penyaringan. Inilah penyakit ginjal kronis.


Apa yang merusak pembuluh darah? Tingginya gula darah dan tekanan darah. Inilah mengapa PGK berkaitan erat dengan diabetes dan hipertensi. Kedua penyakit itu merupakan pemicu utama PGK.


Setelah mengetahui korelasinya, tak salah jika pola makan sehat untuk diabetes dan hipertensi kita terapkan juga pada PGK.


Pola makan untuk orang dewasa dengan PGK


Rendah sodium. Rendah fosfor. Rendah potasium. Inilah inti menu makanan ramah ginjal. Makin parah penyakit ginjal, makin terbatas pula asupan garam dan protein yang diperlukan.


Jika terdiagnosis PGK, dokter pasti menentukan makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi. Namun, Anda juga bisa mengikuti langkah-langkah berikut untuk merancang menu makanan ramah ginjal.


1. Pilih makanan rendah garam (natrium) dan sodium

Makan makanan yang mengandung kurang dari 2.300 mg sodium membantu mengendalikan tekanan darah.



Tips: Hindari makanan kemasan (termasuk makanan cepat saji, makanan beku, dan makanan kaleng). Perhatikan kadar sodium dan garam pada label kandungan nutrisi. Atau, cuci bersih makanan kaleng sebelum memakannya.


2. Makan protein yang tepat dalam porsi tepat

Metabolisme protein menghasilkan limbah. Ginjal kitalah yang mengolah limbah ini. Memakan banyak protein membuat ginjal bekerja lebih keras.


Protein nabati, meliputi kacang-kacangan, polong-polongan, dan biji-bijian. Seporsi polong setara ½ cangkir. Seporsi kacang setara ¼ cangkir. Seporsi nasi atau mi setara ½ cangkir. 


Protein hewani, meliputi ayam, ikan, daging, telur, dan susu. Seporsi ayam, ikan, atau daging setara 2—3 ons. Seporsi makanan olahan susu setara ½ cangkir susu (atau yoghurt), atau sepotong keju.



Tips: Tanyakan ahli gizi tentang protein terbaik yang perlu Anda konsumsi. Makanlah jenis protein yang tepat dalam porsi kecil.


3. Hindari makanan yang digoreng

Minyak  goreng memicu penumpukan lemak dalam pembuluh darah.


Pilih makanan yang dipanggang, direbus, dibakar, atau ditumis. Hindari lemak pada daging, termasuk bagian kulit unggas. Batasi konsumsi lemak jenuh (perhatikan label makanan).



Tips: Makanan ramah jantung, meliputi sepotong daging tanpa lemak, daging unggas tanpa kulit, ikan, kacang-kacangan, sayur, buah, susu rendah lemak atau tanpa lemak, yoghurt, dan keju. Kurangi minuman beralkohol.


4. Kurangi makanan kemasan dan daging olahan

Makanan kemasan kaya akan fosfor. Penyakit ginjal kronis membuat fosfor menumpuk dalam darah. Fosfor menyerap kalsium dari tulang. Membuat tulang tipis, ringkih, dan mudah patah. Efek lainnya, kulit gatal serta sakit pada tulang dan persendian.


Perhatikan kandungan “fosfor” atau “PHOS” pada kemasan makanan. Hati-hati juga memilih daging. Fosfor kadang ditambahkan ke daging segar sebagai pengemulsi. Mintalah tukang daging memilihkan daging yang tidak diberi fosfor.



Tips: Makanan rendah fosfor, meliputi sayur dan buah segar. Roti, pasta, dan nasi. Sereal dari jagung dan beras. Soda berwarna cerah (lemon-lime) atau es teh rumahan.


5. Perbanyak makan buah dan sayur rendah potasium

Potasium  (kalium) berfungsi menjaga keseimbangan cairan tubuh, memecah karbohidrat, dan membantu pembentukan protein. Terlalu tinggi atau terlalu rendahnya potasium dalam darah mengganggu kinerja saraf dan otot.


Rusaknya ginjal membuat potasium menumpuk. Mengakibatkan masalah jantung. Hati-hatilah dengan makanan yang mengandung pengganti garam (salt substitutes). Misalnya, saus tiram, kecap asin, saus karena tinggi potasium.



Tips: Tiriskan buah dan sayuran kaleng sebelum memakannya. Apel, persik, anggur, dan cranberry adalah buah-buahan rendah potasium. Untuk sayuran, makanlah wortel dan buncis. 


Sebagai sumber karbohidrat, ada beberapa pilihan, seperti roti tawar, pasta, nasi, sereal, atau bubur jagung rendah potasium. 


Meski telah menjalani pola makan ramah ginjal, pastikan selalu memantau kondisi. Ingat, penyakit ginjal berkorelasi dengan diabetes dan hipertensi. Pastikan semuanya tetap di bawah kendali.


ReferensiEveryday Health. Diakses pada 2023. Chronic Kidney Disease: Are You at Risk? Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. The Best Food for Kidney Health. NIH. Diakses pada 2023. Eating Right for Chronic Kidney Diseases.