Kapan Harus Cek Kolesterol?
Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat membuat kolesterol Anda terkontrol. Jika hal ini tidak berhasil, Anda mungkin perlu mendapatkan pengobatan.
Saat berusia 20—30 tahun, Anda mungkin berfokus pada karier dan finansial. Tak ada kekhawatiran apa pun soal kesehatan. Beragam gorengan. Berbagai varian minuman boba. Kopi. Semua Anda lahap.
Ajaibnya, Anda tak pernah sakit atau merasakan gejala apa pun.
Namun, benarkah kita dapat mengabaikan makanan dan minuman yang kita konsumsi hanya karena merasa baik-baik saja? Coba, lakukan tes kolesterol berapa pun usia Anda. Anda tak perlu menundanya hingga paruh baya.
Mengetahui sejak dini tingkat kolesterol memiliki banyak manfaat bagi hidup Anda ke depan. Ya, kondisi kolesterol berpengaruh pada kesehatan jangka panjang termasuk kesehatan jantung.
Apa itu kolesterol?
Kolesterol adalah lemak yang diproduksi tubuh. Berasal dari dua sumber. Pertama, dari hati. Kedua, dari makanan hewani, seperti daging, unggas, dan produk susu. Namun, makanan tinggi lemak jenuh dan trans menyebabkan hati menghasilkan lebih banyak kolesterol daripada seharusnya.
Tubuh sendiri memerlukan kolesterol untuk membangun sel, serta memproduksi vitamin D dan hormon, seperti estrogen, testosteron, dan adrenal. Kolesterol juga menghasilkan asam empedu yang membantu tubuh mencerna lemak dan menyerap nutrisi penting.
Terlalu banyak kolesterol dapat menimbulkan penumpukan di dinding pembuluh darah bagian dalam. Kondisi ini memicu timbulnya penyakit jantung dan stroke. Hal ini terjadi karena kolesterol menghambat aliran darah menuju jantung dan otak.
Kapan cek kolesterol?
Untuk menormalkan kadar LDL (low density lipoprotein), dokter akan melakukan terapi statin. Statin adalah golongan obat inhibitor HMG-CoA. Memiliki efek mengurangi stres oksidatif dan inflamasi dalam pembuluh darah.
Terapi statin dan perubahan gaya hidup dinilai merupakan cara efektif menurunkan kolesterol tinggi ke kisaran yang sehat. Bagaimanapun, tingkat kolesterol seseorang tidak hanya diketahui dari apa yang dirasakan. Misalnya, sering kesemutan, terasa kaku pada leher dan pundak, sering pusing, atau muncul benjolan lemak di kelopak mata.
Diperlukan tes darah skrining untuk membantu mendiagnosisnya. Karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan kolesterol sejak dini—bahkan anak-anak dan remaja.
Orang dewasa sehat perlu memeriksa kolesterol setiap 4—6 tahun. Sementara, beberapa orang dengan penyakit jantung, diabetes, atau riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi perlu lebih sering melakukannya.
Prosedur tes kolesterol
Sebelum menjalani tes, tim medis akan meminta Anda berpuasa selama 9—12 jam sebelum tes. Namun, beberapa tes kolesterol ada yang tidak memerlukan puasa. Ikut saja petunjuk tim medis.
Saat menjalani tes, tim medis akan mengambil darah dari vena. Biasanya dari lengan. Sebelum menyuntikkan jarum, tim medis akan membersihkan tempat suntikan dengan antiseptik. Jarum dicabut dan tempat bekas suntikan ditutup plester.
Prosedur ini memakan waktu beberapa menit dan relatif tidak menyakitkan dan tidak mengganggu aktivitas Anda.
Tes kolesterol ini digunakan untuk memeriksa kadar:
- Kolesterol low density lipoprotein (LDL), juga disebut kolesterol "jahat". Kadar LDL optimal adalah <100 mg/dL. Memiliki kadar kolesterol LDL yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri dan penyakit jantung atau stroke.
- High-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol “baik”. HDL dikenal sebagai kolesterol “baik” karena kadarnya yang tinggi dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Tingkat HDL yang optimal adalah > 60 mg/dL.
- Trigliserida, sejenis lemak dalam darah yang digunakan tubuh sebagai energi. Kombinasi kadar trigliserida tinggi dengan kolesterol HDL rendah atau kadar kolesterol LDL tinggi dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Tingkat optimal trigliserida adalah <150 mg/dL.
- Kolesterol total, jumlah total kolesterol dalam darah berdasarkan angka HDL, LDL, dan trigliserida. Kadar kolesterol total yang optimal adalah < 200 mg/dL.
Tingginya kadar kolesterol biasanya disebabkan banyak faktor, seperti usia, kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas fisik, kelebihan berat badan atau obesitas, riwayat keluarga, dan pola makan tidak sehat.
Tips menghindari kolesterol tinggi
Bagaimana jika hasil tes menunjukkan kadar kolesterol tinggi? Tentu, ini merupakan PR untuk menurunkannya agar tidak memicu penyakit lain.
Memiliki kolesterol normal bukan impian semata. Kita bisa mendapatkannya dengan menjaga pola makan dan mengubah gaya hidup.
Berikut pola makan untuk jaga kadar kolesterol:
- Perbanyak konsumsi buah dan sayuran. Batasi camilan bernatrium tinggi, seperti keripik. Juga biskuit, kue, dan roti.
- Pilihlah susu rendah lemak.
- Pilih berbagai protein sehat, seperti daging tanpa lemak, ayam, hidangan laut, polong-polongan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
- Batasi konsumsi daging merah. Maksimum tiga kali seminggu.
- Pilihlah ikan berlemak, seperti salmon, sarden, makarel. Konsumsilah minimum dua kali seminggu.
- Pilihlah lemak sehat, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, alpukat, minyak zaitun.
- Batasi garam. Gunakan bumbu dan rempah-rempah.
Mengubah beberapa gaya hidup juga dapat mengurangi kadar kolesterol dan trigliserida. Beberapa aktivitas yang perlu Anda lakukan:
1. Tidak merokok
Merokok meningkatkan kemampuan kolesterol LDL masuk ke dalam arteri dan menyebabkan kerusakan.
2. Olahraga teratur
Olahraga meningkatkan kadar HDP sekaligus mengurangi kadar LDL dan trigliserida.
3. Kurangi kelebihan berat badan atau lemak tubuh
Kelebihan berat badan menyebabkan peningkatan trigliserida dan kadar LDL.
4. Kelola kadar gula darah
Gula darah terkait dengan peningkatan risiko aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), serangan jantung, dan stroke.
Bagaimana jika hal itu tidak cukup?
Pada beberapa orang, mengubah pola makan dan gaya hidup tidak cukup. Artinya, mereka perlu pengobatan untuk mengatasi kadar kolesterol tinggi. Terkadang tingginya kadar kolesterol merupakan warisan orangtua.
Dokter akan memberikan statin untuk menurunkan kadar LDL. Statin memperlambat jumlah kolesterol yang diproduksi hati dan menggunakan kolesterol yang ada di dalam darah sebagai gantinya.
Jika statin tidak cukup menurunkan kolesterol, Anda mungkin memerlukan obat tambahan. Beberapa orang mengalami nyeri otot akibat statin. Karena itu, diet dan olahraga tetap penting meskipun Anda sedang minum obat.
Kolesterol tinggi memicu berbagai penyakit, seperti jantung, stroke, dan pembuluh darah perifer. Sayangnya, orang memiliki kolesterol tinggi, tetapi tidak mengetahuinya — terutama karena tidak memiliki gejala yang menunjukkan kondisi tersebut. Mengetahui tanda-tanda kolesterol tinggi membantu Anda mulai menjaga kesehatan jantung.
Jika Anda memiliki gejala-gejala di atas dan ingin melakukan pengecekan kolesterol, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter atau mengunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta.