Punya Rematik? Hindari Makanan Ini
![Punya Rematik? Hindari Makanan Ini](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fstatic.gwsmedika.id%2Farticle%2Fb77ad4c6-3324-42ef-ae75-e709fd9d3786%2Fimages%2F5ebb46f4-957e-4951-b76b-c5d6669fa717.jpg&w=1200&q=100)
Rematik adalah penyakit autoimun yang ditandai rasa nyeri hebat, kaku, dan bengkak pada sendi. Jika Anda punya rematik, hindari daging merah, gorengan, makanan olahan, dan gluten.
Pengidap rematik, atau rheumatoid arthritis (RA) merasakan nyeri yang luar biasa di persendian. Nyeri membatasi gerakan yang dibuat. Dan rasa frustrasi yang mengiringi tentu menambah buruk suasana hati.
Meski tidak ada makanan tertentu yang dapat menyembuhkan rematik, apapun yang kita konsumsi memengaruhi perkembangan kesehatan kita. Menu makan yang baik dan pola hidup sehat bisa diupayakan untuk mengurangi sakit dan keparahan gejala.
Beberapa makanan sebaiknya dihindari agar tidak menyebabkan penyakit atau memperparah gejala yang sudah dialami. Berikut adalah daftar makanan yang perlu Anda hindari jika Anda didiagnosis dengan rematik.
1. Daging merah
![](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fstatic.gwsmedika.id%2Farticle-language%2F6eb347dd-ce19-4074-b57f-2ad685bf32c9%2Fimages%2Fbcd88538-ad9f-4433-b478-d90242f2906f.jpg&w=1200&q=100)
Daging merah secara umum mengandung lemak jenuh dan trans yang memicu peradangan dan obesitas (kelebihan berat badan). Obesitas membuat gejala rematik terasa lebih menyiksa karena besarnya beban persendian. Daging yang terproses juga dapat meningkatkan peradangan.
Jika tetap ingin mengonsumsi daging merah, pilihlah daging sapi berkualitas. Menurut penelitian, pakan sapi memengaruhi kualitas dagingnya. Sapi yang diberi pakan biji-bijian di pabrik lebih buruk kualitas dagingnya daripada sapi yang dibiarkan berkeliaran di padang rumput dan mencari makan sendiri.
Daging sapi dari peternakan cenderung tinggi asam lemak omega-6 pro-inflamasi. Sementara daging yang diberi makan rumput dan digembalakan cenderung tinggi asam linoleat terkonjugasi yang bersifat anti-inflamasi.
2. Gula dan karbohidrat sederhana
![](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fstatic.gwsmedika.id%2Farticle-language%2F6eb347dd-ce19-4074-b57f-2ad685bf32c9%2Fimages%2F3ec5d061-9276-4fe1-843e-6fe405e02e1a.jpg&w=1200&q=100)
Sama seperti lemak, gula dapat menyebabkan penambahan berat badan. Lebih dari itu, semua bentuk gula—dari organik hingga gula merah—meningkatkan risiko serangan rematik.
Ketika gula darah naik setelah mengonsumsi gula atau jenis karbohidrat sederhana apa pun, seperti tepung olahan, tubuh akan melepaskan sitokin, bahan kimia yang memicu peradangan pada persendian.
Gula dan karbohidrat sederhana juga menyebabkan penambahan berat badan, yang selanjutnya dapat menambah beban kepada persendian Anda.
Jika ingin mengonsumsi karbohidrat atau makanan manis, Anda dapat menggantinya dengan ubi jalar yang kaya vitamin dan serat serta buah-buahan rendah glisemik, seperti buah beri.
3. Gorengan dan makanan olahan
![](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fstatic.gwsmedika.id%2Farticle-language%2F6eb347dd-ce19-4074-b57f-2ad685bf32c9%2Fimages%2F3c0f63da-c224-44de-8ff0-7f8571080ea7.jpg&w=1200&q=100)
Makanan yang diolah dan digoreng mengandung banyak jenis racun yang disebut produk akhir glikasi lanjutan atau AGEs (Advanced Glycation End products). AGEs yang terakumulasi berdampak buruk bagi tubuh karena dapat meningkatkan oksidasi sel dan memicu inflamasi.
Mengurangi gorengan dari menu harian dapat membantu menurunkan berat badan tanpa membatasi kalori. Tubuh pun lebih mampu membangun pertahanan dari penyakit hingga mencegah penuaan.
4. Makanan asin
![](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fstatic.gwsmedika.id%2Farticle-language%2F6eb347dd-ce19-4074-b57f-2ad685bf32c9%2Fimages%2Fcce6bfcd-4c98-4c73-8bc8-adfd48752e49.jpg&w=1200&q=100)
Penelitian telah mengaitkan asupan garam yang tinggi dengan peradangan yang lebih parah dan peningkatan risiko terkena RA. Makanan asin juga dapat memperburuk gejala arthritis. Jumlah natrium yang sebaiknya dikonsumsi berjumlah kurang dari 2.300 miligram (mg)(sekitar 1 sendok teh garam) per hari.
Garam digunakan sebagai pengawet dalam banyak makanan kaleng, termasuk sayuran, daging, dan sup. Makanan lain yang tinggi natrium meliputi daging olahan, sosis, bacon.
Makanan cepat saji, seperti pizza, burger, kentang goreng juga mengandung natrium yang tinggi. Carilah produk yang rendah sodium atau tidak mengandung garam tambahan.
5. Gluten
![](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fstatic.gwsmedika.id%2Farticle-language%2F6eb347dd-ce19-4074-b57f-2ad685bf32c9%2Fimages%2Ff5c564aa-e788-4e5c-aa14-e9512130acc1.jpg&w=1200&q=100)
Gandum dan biji-bijian lainnya mengandung protein bernama gluten. Makanan bebas gluten diyakini beberapa orang dapat mengendalikan gejala rematik. Apabila seseorang memiliki sensitivitas terhadap gluten, sebaiknya dihindari.
Meski belum ada bukti yang cukup kuat membuktikan dampak langsung gluten terhadap rematik, menjadi hal yang bijak jika Anda mulai beralih dari roti gandum ke roti bebas gluten, pasta, dan produk lainnya.
Selain makanan di atas kurangi pula konsumsi gula tambahan dan alkohol. Beberapa sumber menyarankan untuk membatasi konsumsi produk susu dan olahannya agar gejala rematik tidak makin parah.
^^
Daftar makanan di atas perlu Anda konsultasikan lagi dengan dokter agar bisa disesuaikan dengan kondisi tubuh. Pastikan Anda menerapkan pola diet untuk untuk rematik yang benar-benar mampu mendukung kesehatan Anda.
Jika mengalami gejala-gejala di atas, segera kunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta untuk mengonsultasikan kesehatan Anda.
Untuk nyeri sendi dan perawatannya, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter kami di Klinik GWS Medika Kalibata, klinik kesehatan di Jakarta Selatan.