Warning: Kembalinya Cacar Monyet

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Muthia Trisa Nindita
Warning: Kembalinya Cacar Monyet
Warning: Kembalinya Cacar Monyet

Berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan meningkatkan risiko berbagai penyakit menular, seperti monkey pox (mpox) atau cacar monyet. Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada 1958 dan kini kembali menjadi perhatian utama.

Per Oktober 2023, Kementrian Kesehatan melaporkan 12 orang di wilayah Jakarta terinfeksi cacar monyet, dan hingga kini jumlahnya terus bertambah. Dari hasil penelusuran, diketahui mereka adalah orang yang hidup dengan HIV dan memiliki orientasi biseksual.


Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan bahwa siapa pun berisiko terinfeksi cacar monyet. Terutama anak-anak, ibu hamil, atau individu yang memiliki daya tahan tubuh lemah.


Pada Rabu (14/8/24), WHO menyatakan cacar monyet sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat global. Penetapan ini merupakan yang kedua kalinya dalam dua tahun. Penetapan ini merupakan tindak lanjut dari menyebarnya infeksi terhadap virus ini ke negara tetangga Republik Demokratik Kongo.


Cacar monyet disebabkan oleh Orthopoxvirus, termasuk dalam keluarga virus yang sama dengan penyakit cacar dari Afrika. Virus ini pertama kali ditemukan pada monyet yang digunakan dalam penelitian sehingga dinamakan cacar monyet. Kasus cacar monyet pada manusia pertama kali dilaporkan terjadi pada 1970 di Republik Kongo.


Cacar monyet termasuk dalam kategori zoonosis, yaitu penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Penyakit ditularkan oleh tikus, tupai, dan semua hewan primata.


Penularan dari hewan ke manusia terjadi melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau kontak kulit hewan terinfeksi atau mengonsumsi dagingnya.


Penularan antarmanusia terjadi melalui kontak kulit dengan individu yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi. Pada beberapa kasus, cacar monyet ditularkan melalui droplet penderita.



Gejala




Gejala cacar monyet biasanya muncul setelah masa inkubasi selama 5—20 hari dan melibatkan demam, menggigil, nyeri otot, nyeri mata, nyeri tenggorokan, dan kelelahan. Beberapa orang mengalami gejala pilek dan flu, termasuk demam dan pembengkakan kelenjar.


Gejala akan muncul sekitar 3 minggu setelah terpapar. Membutuhkan waktu sekitar 2—4 minggu atau lebih untuk sembuh, tergantung daya tahan tubuh.


Kemudian, ruam mulai muncul 4—5 hari kemudian dan berkembang menjadi lepuh berisi cairan dan nanah yang mungkin terasa nyeri atau gatal. Setelah ruam sembuh, luka akan mengering dan mengeras, lalu mengelupas. Kasus cacar monyet tidak berpotensi menular setelah fase ini.


Jumlah lesi bisa bervariasi pada tiap orang. Seseorang mungkin hanya memiliki beberapa lesi, sedangkan yang lain memiliki ratusan.


Lesi bisa muncul di berbagai area tubuh, seperti telapak tangan dan kaki; wajah, mulut, dan tenggorokan; daerah selangkangan dan genital; dubur. 


Pada beberapa kasus, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi, seperti gangguan pada paru dan bronkopneumonia. Virus ini juga bisa menyebabkan infeksi mata dan jaringan parut pada kornea yang bisa mengakibatkan kehilangan penglihatan permanen.



Pencegahannya




Pencegahan utama dari cacar monyet adalah menghindari kontak langsung dengan hewan primata dan pengerat, seperti monyet dan tupai, serta orang yang sedang terinfeksi.


Berikut tindakan untuk pencegahan:

  1. Menghindari kontak langsung dengan orang yang baru terdiagnosis terinfeksi virus cacar monyet.
  2. Jika mengalami gejala demam dan ruam, harap memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan.
  3. Mengenakan masker atau alat pelindung diri jika harus melakukan kontak langsung atau merawat penderita.
  4. Mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer berbahan dasar alkohol 70% setelah melakukan kontak dengan penderita atau hewan yang terinfeksi. 
  5. Mengonsumsi daging yang telah dimasak sempurna.
  6. Menghindari berbagi barang pribadi, seperti alat makan, handuk, dan seprai. 
  7. Berhubungan seks yang aman, bersih, dan sehat.

Penderita cacar monyet memerlukan pengobatan, vaksinasi, dan menjaga daya tahan tubuh. Pengobatan bertujuan meredakan gejala, seperti ruam dan nyeri, serta mencegah terjadinya komplikasi. Selain itu, sangat penting untuk tetap terhidrasi dan memiliki waktu istirahat yang cukup.


Sementara, vaksinasi membantu mencegah infeksi bagi orang yang melakukan kontak dekat dengan penderita, atau berisiko tinggi terinfeksi cacar monyet. Pemberian vaksin dilakukan 4 hari setelah kontak atau 14 hari bila tidak ada gejala.


Vaksin yang digunakan secara global untuk cacar monyet adalah vaksin cacar (smallpox) yang telah dimodifikasi.


Menjaga daya tahan tubuh dapat dimulai dengan mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, tetap terhidrasi, dan berolahraga.



Apakah cacar monyet bisa sembuh?


Cacar monyet memiliki tingkat kesembuhan tinggi. Penyakit ini sering kali dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan, tergantung daya tahan tubuh seseorang.


Gejalanya mirip dengan penyakit lain, seperti cacar air, herpes atau sifilis sehingga diagnosis dokter sangat penting.


Lakukan hal-hal berikut bila Anda mengalami ruam atau gejala lain mirip gejala cacar monyet:


  • Kunjungi penyedia layanan kesehatan jika mengalami gejala atau pernah melakukan kontak dekat dengan penderita cacar monyet.
  • Tim medis mungkin akan merekomendasikan tes laboratorium untuk mengonfirmasi diagnosis.
  • Hindari kontak dekat, termasuk berhubungan seks, dengan siapa pun.
  • Kenakan masker.
  • Hindari untuk memecahkan lepuh atau menggaruk luka, yang dapat memperlambat penyembuhan, menyebarkan infeksi cacar ke bagian tubuh lainnya, dan menyebabkan luka terinfeksi bakteri.

Jika diagnosis mengarah pada cacar monyet, mengisolasi diri selama masa infeksi adalah langkah mencegah penularan. Masa infeksi yang dimaksud adalah masa selama gejala hingga lesi sembuh dan keropeng mengelupas. Biasanya berlangsung selama 2—4 minggu.


Jika Anda mengalami gejala-gejala seperti di atas, segera klik WhatsApp atau kunjungi klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta. Untuk membantu menjaga daya tahan tubuh, GWS Medika juga menyediakan layanan injeksi immune booster. Tim medis kami akan memberikan beberapa pilihan vitamin sesuai kebutuhan Anda.



ReferensiCNBC. Diakses pada 2023. How to Protect Yourself Against Monkeypox Kemkes. Diakses pada 2023. Kasus Monkeypox Bertambah di Indonesia Akibat Sex Berisiko. Penn Medicine. Diakses pada 2023. What Is Monkeypox? WHO. Diakses pada 2023. Mpox (monkeypox) WHO. Diakses pada 2024. WHO Director-General declares mpox outbreak a public health emergency of international concern