Cara Cegah Demam Berdarah
Indonesia menempati urutan keempat jumlah kasus demam berdarah tertinggi di dunia pada 2022. Setiap tahun, kasus demam berdarah dengue ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) di beberapa wilayah di Indonesia.
Demam berdarah dengue, dikenal DBD, adalah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Nyamuk betina, sebagai vektor atau pembawa virus dengue, berasal dari spesies Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua spesies nyamuk tersebut hidup di daerah tropis dan subtropis.
Bagaimana persebaran kasus demam berdarah saat ini?
Meningkatnya kasus DBD di seluruh dunia
Di seluruh dunia, kasus DBD cenderung meningkat beberapa tahun terakhir. Dari 505.430 kasus pada 2000, 2,4 juta pada 2010, hingga 4,1 juta pada 2022. Data ini diperkirakan jauh lebih tinggi. Diduga kasus DBD dengan gejala ringan mungkin tidak dilaporkan atau didiagnosis sebagai penyakit demam lainnya.
Pada 2022, dari 4.110.465 kasus DBD di seluruh dunia, 4.099 dilaporkan meninggal dunia. Tiga negara yang melaporkan kasus tertinggi adalah Brasil (2.363.490), Vietnam (367.729), dan Filipina (220.705).
Sebelum tahun 1970, terhitung 9 negara mengalami epidemi DBD. Sekarang, penyakit ini menjadi endemi di lebih dari 100 negara di Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat.
Bagaimana di Indonesia?
Awal 2023, Kemkes RI melaporkan jumlah kasus DBD mencapai sekitar 710 kasus, dengan enam kasus kematian. Kasus ini sementara ditemukan di DKI Jakarta dan Nusa Tenggara Timur.
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kemkes RI melaporkan total kasus DBD pada 2022 mencapai 131.000 kasus, dengan 1.100 dilaporkan meninggal dunia. Sebanyak 40% kasus DBD dialami anak-anak berusia 0—14 tahun.
Lima kabupaten/kota dengan angka kasus demam berdarah tertinggi pada 2022 adalah Bandung, Kabupaten Bandung, Bekasi, Depok, dan Sumedang.
Tidak mengejutkan. Selama lima tahun terakhir, rata-rata kasus DBD di Indonesia sebanyak 121.000 per tahun. Melihat hal ini, Kemkes RI menargetkan untuk menuju 0 kasus kematian karena DBD pada 2030.
Mengenal DBD
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan DBD menjadi dua kategori, yaitu DBS (dengan/tanpa gejala dan DBD akut. DBD dengan/tanpa gejala terjadi setelah masa inkubasi 4—10 hari sejak digigit nyamuk yang terinfeksi.
DBD dengan/tanpa gejala terjadi setelah masa inkubasi 4—10 hari sejak digigit nyamuk yang terinfeksi.
Gejalanya, antara lain demam tinggi (40°C) disertai dua gejala lain, seperti sakit kepala, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, kelenjar bengkak, ruam, dan nyeri (otot, sendi, atau nyeri tulang). Gejala ini berlangsung 2—7 hari.
Namun, waspadalah! Sekitar 1 dari 20 orang justru mengalami DBD akut. DBD akut diawali dengan turunnya demam (di bawah 38°C). Lalu, pasien mengalami sakit perut, muntah terus-menerus (setidaknya tiga kali dalam 24 jam), pernapasan lebih cepat, gusi berdarah, mimisan, kelelahan, kegelisahan, mudah tersinggung, dan darah dari muntahan atau feses.
Gejala pada orang dewasa mudah dideteksi. Bagaimana dengan bayi? Gejala DBD pada bayi sulit dikenali. Gejalanya mirip dengan masalah kesehatan lain yang sering terjadi pada anak-anak.
Segera bawa bayi ke dokter apabila mengalami demam atau suhu rendah (kurang dari 36°C) disertai kantuk, kurang berenergi, rewel, ruam, dan muntah (setidaknya tiga kali dalam 24 jam).
Ayo, cegah DBD dengan PSN 3M Plus!
DBD harus diwaspadai karena akibatnya fatal. Memberantas nyamuk adalah kunci utama mencegah penyakit ini mewabah.
DBD memang tidak menular langsung. Namun, seseorang yang sakit DBD dapat menularkan ke nyamuk yang menggigitnya. Nyamuk yang terinfeksi pun akan menularkannya ke orang lain melalui gigitan.
Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di wadah alami, seperti lubang pohon. Seiring waktu, nyamuk ini beradaptasi dengan baik di wadah buatan manusia, seperti ember, pot lumpur, bak mandi, dan ban bekas.
Tak heran, penyakit ini sangat mudah dijumpai di daerah perkotaan yang padat penduduk, terutama saat penghujan!
Kemkes RI mengimbau masyarakat untuk menerapkan PSN 3M Plus (Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3M Plus).
1. Menguras
Bersihkan dan kuras tempat penampungan air, seperti bak mandi, drum, ember, dan tempat penampungan air lainnya.
Bersihkan dengan rutin untuk memberantas telur nyamuk, terutama saat musim hujan dan pancaroba.
2. Menutup
Tutup rapat tempat penampungan air yang masih digunakan, seperti bak mandi.
Menutup juga berarti mengubur barang bekas di dalam tanah. Tujuannya, lingkungan bersih sehingga mengurangi potensi sarang nyamuk.
3. Manfaatkan kembali
Barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk dan tempat perkembangan nyamuk dapat didaur ulang sehingga tidak menjadi sarang nyamuk.
3M bertujuan menghilangkan tempat bertelur dan sarang nyamuk. Plus merupakan upaya pencegahan tambahan yang bisa dilakukan.
Hindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat anti nyamuk (semprot, oles, bakar, atau elektrik), memakai pakaian yang menutupi tubuh, dan menanam tanaman pengusir nyamuk, seperti lavender atau geranium.
Untuk menghindari nyamuk, peliharalah ikan pemakan jentik nyamuk, pasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, gunakan kelambu, serta perbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar. Jangan menggantung atau menumpuk pakaian. Simpan pakaian dalam wadah tertutup.
Jaga imun tubuh agar tetap kuat. Minumlah vitamin C. Vitamin ini bermanfaat menjaga daya tahan tubuh.
Asupan harian yang direkomendasikan untuk vitamin C adalah 75 miligram (mg) sehari untuk wanita dan 90 mg sehari untuk pria. Kandungan vitamin C dapat ditemukan pada sayuran dan buah-buahan, serta suplemen.
Selain program PSN 3M Plus, orang yang pernah terinfeksi virus dengue dapat melakukan vaksinasi. Tujuannya, mencegah terjangkit kembali penyakit DBD.
Kasus demam berdarah di dunia, bahkan Indonesia, cenderung meningkat. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Lakukanlah pencegahan yang tepat agar tetap sehat.