Penyakit Tropis Terabaikan: Kaki Gajah
Diperkirakan lebih dari satu miliar orang di 149 negara terkena dampak penyakit tropis terabaikan, yang dapat mengakibatkan kekurangan gizi, kecacatan, dan bahkan kematian.
Penyakit tropis terabaikan adalah kelompok beragam penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan parasit yang mempengaruhi masyarakat yang hidup dalam kemiskinan di seluruh dunia. Terutama di daerah tropis dan subtropis, seperti Asia, Afrika, Amerika Selatan.
Salah satu penyakit terabaikan tersebut adalah kaki gajah atau filariasis. Filariasis adalah suatu penyakit menahun yang disebabkan oleh cacing jenis filaria yang menyerang pembuluh kelenjar getah bening dan pembuluh darah.
Orang yang terinfeksi cacing ini akan mengalami pembengkakan pada kaki dan penurunan fungsi sistem getah bening sehingga tubuhnya kesulitan melawan kuman dan infeksi. Akibatnya, terjadilah pengerasan dan penebalan kulit sehingga mirip kaki gajah. Karena itulah, penyakit ini disebut kaki gajah.
Di Indonesia, penyakit kaki gajah disebabkan tiga jenis cacing filaria, yaitu Brugia malayi, Brugia timori, dan Wuchereria bancrofti. Cacing ini dapat menular antar manusia melalui gigitan nyamuk.
Cacing yang telah menginfeksi kelenjar getah bening akan mengalir ke pembuluh darah. Saat nyamuk menggigit penderita kaki gajah, larva parasit cacing filaria terbawa bersama darah dan masuk tubuh nyamuk. Selama satu hingga dua minggu, larva mengalami transformasi dalam tubuh nyamuk.
Kemudian, nyamuk yang telah terinfeksi menggigit orang sehat. Larva pun masuk melalui kulit, dan menuju kelenjar getah bening. Di sanalah larva tumbuh hingga dewasa dan bertahan dalam tubuh manusia selama 5—7 tahun.
Cacing dewasa kawin dan melepaskan jutaan larva yang disebut mikrofilaria ke dalam darah. Orang yang darahnya mengandung cacing dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain melalui gigitan nyamuk.
Tinggal di daerah endemi, lingkungan yang buruk, dan berulang kali digigit nyamuk meningkatkan risiko terkena penyakit ini.
Gejala
Beberapa orang tidak menunjukkan gejala. Namun, beberapa orang lain dapat mengalami demam filaria yang bermanifestasi sebagai limfangitis (peradangan sistem limfatik) dan limfadenitis (peradangan kelenjar getah bening) dengan gejala tidak spesifik, termasuk sakit kepala, demam, menggigil, dan malaise.
Filariasis dapat menyebabkan limfedema (retensi cairan) atau hidrokel (pembengkakan pada skrotum).
Kaki adalah area yang biasanya terinfeksi. Pembengkakan dan penebalan pada bagian tubuh dapat menyebabkan nyeri dan gangguan mobilitas. Kulit yang terinfeksi juga akan tampak kering,
tebal, mengalami ulserasi, lebih gelap, dan berbintik-bintik.
Gejala kaki gajah dapat dibagi menjadi beberapa tahap:
1. Fase tanpa gejala
Pada fase ini, penderita tidak merasakan gejala apa pun. Bahkan sering kali tidak menyadari bahwa tubuhnya telah terinfeksi cacing filaria.
Faktanya, infeksi tersebut telah merusak sistem pembuluh getah bening, ginjal, dan penurunan sistem kekebalan tubuh. Fase tanpa gejala ini menyebabkan pasien terlambat mendapat pengobatan dan penyakit berlanjut ke fase akut.
2. Fase akut
Fase akut dapat ditandai dengan munculnya peradangan lokal di kulit, kelenjar getah bening, dan pembuluh limfatik sebagai respons daya tahan tubuh terhadap infeksi parasit yang terjadi.
Penderitanya mengalami gejala demam, pembengkakan kelenjar getah bening dan kaki, bahkan pembengkakan skrotum pada pria.
3. Fase kronis
Pada fase kronis, jaringan getah bening mulai membengkak dan menebal, terutama kulit kaki. Kondisi ini disertai penebalan skrotum pada pria serta pembengkakan payudara dan vagina pada wanita.
Terkadang, kondisi ini juga disertai gejala lain, seperti kulit terasa kaku dan keras, nyeri di area bengkak, menggigil, demam, dan tidak enak badan.
Tanpa pengobatan, filariasis dapat menyebabkan komplikasi masalah kesehatan. Salah satunya adalah pembengkakan parah pada area terinfeksi yang menimbulkan rasa nyeri.
Diagnosis
Standar pemeriksaan untuk mendiagnosis penyakit kaki gajah adalah melalui pemeriksaan darah. Petugas medis akan mengambil sampel darah penderita dan memeriksanya di bawah mikroskop karena cacing ini tidak terlihat dengan mata telanjang. Pengambilan sampel biasanya dilakukan pada malam hari karena saat itulah cacing ini aktif.
Jika diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti tes pemindaian dengan USG atau foto rontgen, dan tes urine.
USG skrotum dapat menunjukkan adanya pergerakan cacing dewasa pada pria yang tidak menunjukkan gejala. "Filarial dance sign" adalah pola pergerakan cacing yang dapat dideteksi di pembuluh limfatik pria yang terinfeksi.
Pengobatan
Untuk mengatasi pembengkakan dan ketidaknyamanan, biasanya rasa nyeri, penyakit kaki gajah dapat diobati dan dirawat dengan cara:
- meminum obat antiparasit, seperti diethylcarbamazine (DEC), ivermectin dan albendazole;
- membersihkan area yang terinfeksi dengan sabun dan air (antiseptik) untuk mencegah infeksi;
- meninggikan bagian tubuh yang bengkak;
- merawat luka di area infeksi;
- berolah raga;
- pada beberapa kasus dapat dilakukan pembedahan, seperti rekonstruksi pada area terinfeksi atau pembedahan untuk mengangkat jaringan limfatik.
Pencegahannya
Cara paling efektif terhindar dari penyakit kaki gajah adalah menghindari gigitan nyamuk pada sore dan dinihari. Juga menghancurkan habitat perkembangbiakan nyamuk di rumah dan lingkungan sekitar.