Penyebab Berat Badan Naik Selama Puasa

Mengapa pada bulan puasa berat badan justru naik? Padahal selama berpuasa asupan makanan dan minuman berkurang. Yuk, ketahui penyebabnya dan cara menghindarinya agar puasa tetap sehat dan berat badan tetap terkontrol!
1. Konsumsi minuman manis berlebihan

Berbuka puasa rasanya masih ada yang kurang bila tidak disertai minuman manis favorit, seperti es buah, es campur, es cendol, es timun suri, atau es kuwut.
Berbuka dengan yang manis memang dianjurkan. Namun, mengonsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan berat badan, menyebabkan lonjakan energi yang cepat turun, serta memengaruhi kontrol gula darah, terutama bagi penderita diabetes.
Agar hal ini tidak terjadi, batasi konsumsi minuman manis maksimal dua kali seminggu. Sebagai alternatif menu minuman berbuka puasa, pilih minuman sehat dan menyegarkan, seperti jus buah tanpa gula tambahan, infused water dengan mentimun dan daun min, atau air kelapa murni.
2. Makan berlebihan saat berbuka puasa

Setelah seharian berpuasa, keinginan untuk makan dalam porsi besar sangat tinggi. Namun, makan berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan, perut kembung, serta peningkatkan berat badan.
Makanlah saat berbuka dalam porsi wajar. Hindari ngemil terus-menerus dari berbuka hingga sahur. Makanlah tidak melebihi jumlah yang Anda konsumsi untuk makan siang atau malam.
Batalkan puasa dengan makanan tinggi serat, air, dan protein sehat, seperti ikan, dada ayam, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, atau susu rendah lemak dalam makanan utama Anda bersama karbohidrat kompleks, seperti beras merah.
Makanan ini akan menstabilkan gula darah Anda dan mencegah makan berlebihan.
Kemudian, makanlah makanan berbuka puasa yang sehat dan seimbang yang mencakup porsi protein sedang, karbohidrat kompleks, lemak sehat, dan banyak sayuran. Terapkan pola makan yang penuh kesadaran – perhatikan sinyal kenyang tubuh.
Berhentilah makan saat merasa kenyang, bukan kekenyangan.
3. Melewatkan sahur

Sahur penting untuk memberikan energi sepanjang hari. Melewatkannya bisa menyebabkan rasa lapar berlebihan, kelelahan, keinginan mengemil, dan sulit berkonsentrasi.
Selain itu, orang yang memiliki mag dapat merasakan nyeri pada perut, mual dan muntah akibat asam lambung yang meningkat selama puasa.
Karena itu, penting untuk memperhatikan menu sahur. Meskipun dalam jumlah sedikit, upayakan agar menu sahur mengandung nutrisi tinggi.
Pilih menu sahur yang mengandung karbohidrat kompleks (beras merah dan oat), yang dikombinasikan dengan protein, seperti telur dan kacang-kacangan, serta lemak sehat (biji-bijian dan alpukat).
Kombinasi ini memastikan kadar glukosa yang stabil dalam darah Anda yang akan menopang Anda hingga berbuka puasa. Hindari makanan tinggi garam untuk mencegah rasa haus berlebih.
4. Kurangnya asupan cairan (dehidrasi)

Untuk menghindari dehidrasi selama puasa, ada sebagian orang yang minum banyak air saat sahur. Namun, benarkah tindakan ini dapat menghindarkan dari dehidrasi?
Perlu dipahami bahwa minum terlalu banyak air pada suatu waktu justru membuat perut terasa tidak nyaman, kembung, dan berpotensi mengencerkan enzim pencernaan, sehingga menghambat proses mencerna.
Minum cukup cairan memang tidak hanya akan mencegah mengalami dehidrasi saat berpuasa, tetapi juga akan mengendalikan keinginan untuk mengonsumsi gula setelah berbuka puasa.
Berapa banyak minum agar terhidrasi? Minumlah setidaknya delapan gelas air selama tidak berpuasa. Anda dapat membaginya: dua gelas air saat berbuka; empat gelas di antara waktu berbuka dan sahur; dua gelas saat sahur.
Hindari minuman berkafein tinggi, seperti kopi atau teh hitam karena hanya akan membuat tubuh Anda semakin dehidrasi.
Anda juga dapat menghidrasi tubuh dengan cara mengakhiri puasa dengan beberapa teguk air putih dan satu atau dua kurma. Kemudian, secara bertahap memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum segelas air putih setiap beberapa jam sepanjang malam. Pendekatan ini memastikan hidrasi yang optimal tanpa membebani sistem tubuh.
5. Kurang aktivitas fisik

Banyak orang mengurangi aktivitas fisik selama puasa, yang berisiko menurunkan metabolisme dan menyebabkan kenaikan berat badan. Solusinya, meskipun puasa, lakukan olahraga ringan, seperti berjalan kaki atau yoga. Ubahlah jadwal latihan menjadi setelah berbuka puasa, minimal satu jam setelah makan, selama 15—45 menit.
Tepat setelah berbuka puasa, tubuh berfokus mencerna makanan yang baru saja Anda konsumsi. Melakukan olahraga berat akan menyebabkan kram dan gangguan pencernaan.
6. Mengonsumsi gorengan secara berlebihan

Gorengan memang menggoda menjelang buka puasa sangat menggiurkan. Namun, sebaiknya hindari makanan ini.
Gorengan mengandung lemak tidak sehat dan kalori, yang berkontribusi meningkatkan berat badan dan gangguan pencernaan. Gorengan juga sulit dicerna, khususnya setelah puasa seharian.
Alih-alih gorengan, pilihlah makanan tinggi serat, seperti sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan. Serat sangat penting untuk kesehatan pencernaan, mengatur kadar gula darah, dan meningkatkan rasa kenyang. Kekurangan serat dapat menyebabkan sembelit, lonjakan gula darah, dan peningkatan rasa lapar.
Sertakan banyak makanan kaya serat dalam makanan sahur dan buka puasa.
**
Puasa adalah momen yang tepat untuk menyehatkan tubuh dan meningkatkan kualitas spiritual. Agar tetap sehat dan berat badan terjaga, perhatikan pola makan, hidrasi, serta aktivitas fisik selama Ramadan.
Dengan menerapkan pola makan seimbang dan menghindari kebiasaan buruk, puasa Anda akan lebih berkah dan bermanfaat bagi kesehatan.
Yuk, cek kesehatan lebih awal dan hindari risiko penyakit serius. Segera kunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan terpercaya di Jakarta.