Kenali Tanda Malanutrisi
Seblak, makanan khas Bandung yang terbuat dari kerupuk basah, dimasak dengan berbagai bumbu dan tambahan bahan, seperti sayuran, telur, serta bakso, sangat digemari banyak orang. Hidangan ini mengandung karbohidrat dari kerupuk, protein dari telur dan bakso, serta serat dari sayuran. Namun, apakah seblak dapat memenuhi kebutuhan gizi harian kita?
Bahan-bahan dalam seblak memang terlihat cukup beragam. Namun, mengonsumsinya berlebihan dapat berpotensi memicu ketidakseimbangan gizi.
Seblak cenderung tinggi kalori dan natrium, tetapi kandungan serat dan proteinnya relatif rendah dibandingkan kebutuhan gizi harian. Ketidakseimbangan ini dapat meningkatkan risiko malanutrisi, yang berujung pada masalah kesehatan serius.
Sebelum membahas lebih jauh, mari kita pahami dulu apa itu malanutrisi. Banyak yang mengira malanutrisi hanya berarti kurang gizi. Nyatanya, malanutrisi adalah kondisi ketidakseimbangan gizi pada tubuh seseorang. Baik itu kelebihan maupun kekurangan gizi.
Meski umumnya terjadi pada anak-anak, malanutrisi bisa dialami semua usia. Tanda kekurangan gizi meliputi berat badan di bawah rata-rata, penurunan nafsu makan, hingga perut kembung. Sementara, tanda kelebihan gizi meliputi obesitasi dan nyeri sendi.
Lebih rinci, malanutrisi dibagi menjadi dua jenis utama:
1. Kurang gizi
Kondisi ini disebabkan asupan kalori, protein, dan mikronutrien (vitamin dan mineral) yang tidak mencukupi. Akibatnya, fungsi tubuh terganggu. Pada anak-anak, kekurangan gizi dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kekurangan gizi mencakup beberapa aspek, yaitu
- Wasting: Berat badan rendah untuk tinggi badan akibat kurangnya kalori dan protein.
- Stunting: Tinggi badan rendah untuk usianya akibat kekurangan gizi kronis. Kondisi ini bisa berdampak pada perkembangan otak dan kognitif.
- Underweight: Berat badan rendah untuk usianya karena kruangnya asupan kalori dan nutrisi.
- Defisiensi mikronutrien: Kurangnya vitamin dan mineral penting, seperti zat besi, yodium, dan vitamin A yang dapat menyebabkan anemia hingga gangguan penglihatan.
2. Kelebihan gizi
Sebaliknya, mengonsumsi makanan secara berlebihan, terutama yang tinggi kalori, lemak, dan mikronutrien tertentu, juga bisa menyebabkan malanutrisi. Kelebihan gizi ini sering dikaitkan dengan obesitas, yang menjadi faktor risiko penyakit kronis, seperti jantung, diabetes, dan hipertensi.
Makanan seperti gorengan, serta makanan manis dan makanan cepat saji sering kali tinggi kalori, tetapi rendah gizi, sehingga dapat memicu penumpukan lemak tubuh, terutama jika tidak disertai aktivitas fisik.
Apa penyebab malanutrisi?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami malanutrisi:
1. Pola makan tidak seimbang
Pola makan yang tidak mencukupi, seperti terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi kalori dan asupan makanan yang terbatas, serta kurangnya variasi dalam jenis makanan yang dikonsumsi bisa memicu kekurangan zat gizi tertentu, seperti vitamin dan mineral.
2. Kondisi medis dan gangguan pencernaan
Beberapa kondisi medis, seperti penyakit radang usus (Inflammatory Bowel Disease/IBD), penyakit Crohn, dan kolitis ulseratif dapat memengaruhi kemampuan tubuh menyerap nutrisi dari makanan.
Insufisiensi pankreas atau gangguan penyerapan lain dapat mengakibatkan malabsorpsi, sehingga meskipun asupan makanan mencukupi, tubuh tidak dapat memanfaatkan nutrisi dengan baik.
3. Konsumsi alkohol berlebihan
Konsumsi alkohol berlebihan dapat mengganggu metabolisme tubuh dan menyebabkan kekurangan kalori, protein, serta nutrisi lainnya.
Alkohol juga dapat mengurangi nafsu makan dan mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, yang memperburuk kondisi malanutrisi.
4. Kesehatan mental
Gangguan kesehatan mental, seperti depresi, gangguan makan (anoreksia nervosa dan bulimia nervosa) dapat menyebabkan pola makan yang tidak teratur dan mengurangi asupan nutrisi penting.
Orang dengan masalah kesehatan mental mungkin tidak memiliki nafsu makan yang baik, atau malah makan berlebihan sebagai mekanisme koping, sehingga meningkatkan risiko malnutrisi.
Apa saja gejala malanutrisi?
Gizi buruk dapat terlihat seperti:
- Penurunan berat badan sehingga indeks massa tubuh menjadi kurang dari 18,5.
- Lengan dan kaki kurus dengan edema (bengkak karena cairan) di perut dan wajah akibat kekurangan protein.
- Gizi buruk pada anak-anak dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan intelektual terhambat.
- Mudah pingsan dan merasa kelelahan.
- Mudah tersinggung.
- Kulit kering dan tidak elastis, timbul ruam, dan lesi.
- Rambut rapuh sehingga mudah rontok, serta kehilangan pigmen rambut.
- Sering mengalami infeksi parah.
- Suhu tubuh rendah sehingga selalu merasa kedinginan.
- Denyut jantung dan tekanan darah rendah.
Sementara, kelebihan nutrisi bisa menyebabkan kegemukan, tekanan darah tinggi, resistensi insulin, dan penyakit jantung serta penyakit lain yang merupakan komplikasi dari obesitas.
Bagaimana mencegah malanutrisi?
Cara terbaik untuk mencegah kekurangan gizi adalah mengonsumsi makanan sehat dan seimbang.
Anda perlu mengonsumsi berbagai jenis makanan, seperti buah dan sayur, buah, lauk-pauk, dan makanan pokok (karbohidrat).
Kementrian Kesehatan merekomendasikan Isi Piringku untuk mencegah malanutrisi. Dalam satu piring makan tersedia lengkap mulai makanan pokok, lauk-pauk, dan sayur atau buah-buahan.
Komposisinya meliputi kombinasi 50% buah dan sayur, serta 50% karbohidrat dan protein dengan pembagian sepertiga lauk dan dua pertiga karbohidrat.
Usahakan tidak melewatkan waktu makan dan makan tiga kali sehari dalam porsi kecil dan dua hingga tiga kali camilan sehari jika nafsu makan buruk. Minumlah setelah makan, bukan sebelum atau selama makan karena dapat membuat kenyang.
Mengonsumsi suplemen dan penambahan zat gizi mikro atau makanan yang difortifikasi tinggi kalori dan protein juga dapat membantu mencegah malnutrisi.
Jangan lupa untuk memantau kenaikan dan penurunan berat badan secara teratur. Buatlah catatan mingguan.
Lakukan olahraga harian secara teratur meski hanya dengan gerakan ringan selama 3 - 5 kali dalam seminggu minimal 30 menit. Meningkatkan aktivitas fisik dapat merangsang nafsu makan dan memperkuat massa tulang dan otot.
**
Jangan biarkan malnutrisi mengganggu kesehatan Anda dan keluarga!