Dapatkah Katarak Dicegah?

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Sekar Cesaruni
Dapatkah Katarak Dicegah?
Dapatkah Katarak Dicegah?

Mata memiliki peran penting dalam kita berinteraksi dengan dunia. Sayangnya, kita sering kali meremehkannya. Gaya hidup sehat dan rutin memeriksakan mata merupakan kunci agar mata selalu sehat.

Menurunnya fungsi penglihatan, gejala mata merah tanpa penurunan penglihatan, gejala mata merah disertai menurunnya penglihatan merupakan beberapa gangguan mata.


Berbagai gangguan tersebut biasanya dipicu kebiasaan buruk yang kita lakukan, seperti mengucek mata, menonton TV atau menatap monitor terlalu dekat, atau membaca sambil tiduran. Namun, hingga saat ini, penyakit mata yang paling banyak diderita adalah katarak.


Menurut hasil survey Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) dan Balitbangkes di 15 provinsi pada 2020, penyebab kebutaan pada populasi usia 50 tahun ke atas adalah katarak.


Angkanya mencapai sekitar 81%. Diperkirakan 1,3 juta penduduk Indonesia dan hampir 40 juta populasi dunia (data WHO pada 2020) mengalami kebutaan akibat katarak.


Sebagian besar katarak berhubungan dengan penuaan. Semasa muda, rata-rata lensa mata terlihat jernih. Namun, pada sekitar usia 40 tahun, protein di lensa mata mulai rusak dan menggumpal. Gumpalan ini membuat area lensa menjadi keruh. Inilah yang disebut katarak.


Paparan sinar matahari selama bertahun-tahun juga memperparah kondisi ini. 


Beberapa penyakit, seperti diabetes dan penggunaan steroid juga bisa memicu munculnya katarak. Termasuk cedera pada satu atau dua mata, ini disebut sebagai katarak traumatik. Katarak dapat muncul tepat setelah kecelakaan atau beberapa tahun kemudian.


Namun, katarak tak hanya menyerang orang tua. Pada beberapa kasus, bayi bisa mengalaminya (katarak kongenital).


Katarak kongenital sering didiagnosis terlambat karena bayi tidak dapat menyampaikan gejala tersebut. Orang tua juga baru mulai membawa anak ke dokter mata setelah menyadari anaknya tidak dapat mengenal wajah seseorang atau mainan di depannya.


Terapi untuk katarak kongenital dapat bersifat operatif atau tidak.


Beberapa orang lebih berisiko terkena katarak bila memiliki:


  • riwayat keluarga dengan katarak;
  • umur; 
  • diabetes;
  • obesitas;
  • merokok;
  • sering terpapar sinar matahari;
  • menjalani radiasi untuk pengobatan kanker;
  • pernah mengalami cedera mata;
  • riwayat trauma mata, riwayat operasi mata.


Apa saja gejala katarak?




Katarak tak bergejala pada awalnya. Hal ini karena perkembangannya lambat. Bisa terjadi pada satu mata atau dua-duanya. Namun, tidak menular, ya .… Maksudnya, katarak di mata yang satu tidak akan menular ke mata yang sehat.


Protein di lensa yang mulai rusak dan menggumpal mengurangi cahaya yang melewati retina sehingga mengganggu penglihatan. Seiring waktu, pelan, tapi pasti, lensa mata mulai keruh dan berawan. Warna terlihat memudar. Lebih sensitif pada cahaya atau silau, seperti cahaya lampu atau laptop. Pandangan menjadi ganda. Mulai kesulitan mengemudi pada malam hari atau melihat wajah dengan detail yang jelas.


Katarak juga mengubah fokus mata. Bila mulai sering berganti kacamata karena masalah penglihatan, waspadalah. Bisa saja mata Anda mengalami katarak. 



Bagaimana mengobatinya?


Setelah mengetahui berbagai gejala, dokter mata akan menjalankan beberapa tes:


  • Tes ketajaman visual. Tes grafik mata umum untuk mengukur kemampuan penglihatan pada banyak jarak.
  • Pelebaran pupil. Pupil diperlebar dengan obat tetes mata untuk memungkinkan pemeriksaan jarak dekat retina mata.
  • Pemeriksaan Tonometri. Tes yang mengukur tekanan bola mata (intraocular). 

Pada tahap awal, kehilangan penglihatan akibat katarak dapat dibantu dengan penggantian kacamata, penggunaan kaca pembesar, atau pencahayaan yang lebih kuat. Ketika tindakan ini tidak lagi membantu, pembedahan adalah satu-satunya pengobatan yang efektif.


Karena itu, jangan pernah biarkan penglihatan Anda terganggu karena katarak. Semakin lama dibiarkan, katarak akan memburuk dan menyebabkan kebutaan total. Akibatnya, bisa menyebabkan komplikasi. Padahal, seharusnya, operasi katarak adalah operasi yang paling aman dan efektif.


Komplikasi yang bisa terjadi saat operasi katarak, antara lain:


1. Terjadi infeksi

Pada beberapa orang mungkin merasa lebih sensitif terhadap cahaya atau mengalami nyeri, kemerahan, dan bermasalah dengan penglihatan pascaoperasi. Namun, infeksi merupakan kasus yang jarang terjadi. Jadi, tak perlu khawatir.


2. Peradangan

Mata sedikit bengkak dan kemerahan setelah operasi adalah hal wajar. Untuk mengatasinya, dokter memberikan tetes mata.


3. Ablasi retina

Operasi katarak sedikit meningkatkan risiko mengalami ablasi retina. 


4. Pendarahan

Bila mengalami sedikit pendarahan, hal ini tak masalah. Namun, pendarahan dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan kebutaan. Hal ini bisa diatasi dengan beristirahat di tempat tidur dengan kepala tegak.


5. Disfotopsia

Ada dua macam disfotopsia: negatif dan positif. Disfotopsia negatif adalah bila Anda melihat bayangan melengkung di tepi penglihatan.


Sementara, disfotopsia positif adalah Anda melihat lingkaran cahaya, kilatan, ledakan bintang, atau garis cahaya. Efek ini dapat hilang dengan sendirinya, kecuali disfotopsia negatif. Namun, bisa diredakan dengan obat tetes mata.



Bagaimana mencegahnya




Langkah-langkah berikut dapat dilakukan untuk melindungi mata dari katarak:


  • Lindungi mata dari sinar matahari. Kenakan kacamata hitam dan topi untuk melindungi mata dari sinar matahari.
  • Lindungi mata dari cedera. Misalnya, saat melakukan aktivitas menggunakan alat-alat listrik atau berolahraga tertentu, kenakan kacamata pelindung untuk melindungi mata dari cedera yang tidak disengaja.
  • Berhenti merokok.

Selain itu, perhatikan asupan vitamin dan nutrisi untuk kesehatan mata yang lebih baik.


1. Lutein dan zeaxanthin

Banyak penelitian menunjukkan bahwa lutein dan zeaxanthin mengurangi risiko penyakit mata kronis. Sayuran berdaun hijau tua, serta buah dan sayuran berwarna lainnya, seperti brokoli, jagung, kacang polong, kesemek, dan jeruk keprok memiliki kandungan lutein dan zeaxanthin tinggi.


2. Vitamin C

Bukti ilmiah menunjukkan vitamin C menurunkan risiko pengembangan katarak dan bila dikombinasikan dengan nutrisi penting lainnya dapat memperlambat perkembangan degenerasi makula terkait usia dan kehilangan ketajaman visual.


Untuk dosis harian, tambahkan jeruk, anggur, stroberi, pepaya, paprika hijau, dan tomat ke dalam makanan Anda.


3. Vitamin E

Vitamin E melindungi sel-sel di mata dari molekul tidak stabil yang disebut radikal bebas, yang merusak jaringan sehat. Sumber makanan yang baik dari vitamin E termasuk minyak nabati, kacang-kacangan, dan ubi jalar.


4. Asam lemak esensial

Asam lemak omega-3 penting bagi perkembangan visual dan fungsi retina yang tepat. Salmon, tuna, dan ikan bermintak lainnya adalah sumber asam lemak omega-3 terbaik dan dapat membantu mengurangi peradangan, meningkatkan produksi air mata, dan mendukung lapisan luar mata yang berminyak.


5. Seng (Zinc)

Seng berperan penting membawa vitamin A dari hati ke retina untuk menghasilkan melanin, pigmen pelindung di mata. Penglihatan yang terganggu, seperti penglihatan malam yang buruk dan katarak berawan, bisa jadi akibat kekurangan seng. Sumber seng alami terdapat pada daging merah, tiram dan kerang lainnya, serta kacang-kacangan dan biji-bijian.


**


Mata adalah jendela dunia. Karena itu, setiap orang pasti ingin memiliki mata sehat. Sayangnya, ada berbagai faktor yang menyebabkan penurunan fungsi mata.


Nah, bila mata Anda mengalami gangguan, kunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta, untuk mendapatkan perawatan.

ReferensiJohn Hopkins Medicine. Diakses pada 2023. Cataracts. Kementrian Kesehatan RI. Diakses pada 2023. Katarak Penyebab Terbanyak Kebutaan. National Eyes Institute. Diakses pada 2023. Cataracts.