Cacing Kremi: Infeksi Cacing yang Sering Terjadi pada Anak

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh
Cacing Kremi: Infeksi Cacing yang Sering Terjadi pada Anak
Cacing Kremi: Infeksi Cacing yang Sering Terjadi pada Anak

Pernahkah Anda melihat anak sering mengeluh anusnya gatal atau nafsu makannya berkurang? Hati-hati, bisa jadi itu tanda anak cacingan.

Cacingan bukan masalah sepele. Di Indonesia, kasus cacingan menempati urutan kedua terbanyak setelah malanutrisi.


Menurut Kementerian Kesehatan RI, secara global terdapat lebih dari 642 juta kasus cacingan pada 2021.


Jenis cacing yang sering menyerang anak, antara lain cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale), dan cacing cambuk (Trichuris trichiura).


Infeksi parasit ini bisa menimbulkan gejala mulai nyeri perut, anemia, hingga malnutrisi. Pada anak, kondisi ini berisiko mengganggu tumbuh kembang serta menurunkan konsentrasi belajar.



Tanda dan gejala cacingan pada anak


Sakit perut dan nafsu makan menurun merupakan beberapa tanda cacingan.
Sakit perut dan nafsu makan menurun merupakan beberapa tanda cacingan.


Gejala cacingan bisa berbeda, tergantung jenis cacingnya. Pada kasus cacing kremi, misalnya, anak mungkin mengalami:


  • Anus terasa gatal, bahkan sampai merah dan meradang karena sering digaruk
  • Sering mengeluh sakit perut
  • Mudah rewel atau tersinggung
  • Sulit tidur karena gatal di malam hari
  • Nafsu makan menurun hingga berat badan susah naik
  • Pada anak perempuan, bisa muncul kemerahan dan gatal di area vagina

Anda bahkan bisa melihat cacing kremi secara langsung. Caranya, periksa anak di malam hari dengan senter. Jika ada benang putih kecil yang bergerak di sekitar anus (atau vagina pada anak perempuan), kemungkinan besar itu cacing kremi.



Bagaimana cacing menyebar?



Bermain tanah dapat menjadi salah satu penyebab cacingan.
Bermain tanah dapat menjadi salah satu penyebab cacingan.


Cacing kremi berbentuk seperti benang putih sepanjang 1 cm. Mereka hidup di usus bagian bawah, lalu keluar dari anus pada malam hari untuk bertelur. Satu ekor cacing betina bahkan bisa menghasilkan hingga 16.000 telur!


Anak yang menggaruk bokongnya akan membuat telur cacing menempel di kuku. Dari sini, telur bisa masuk kembali ke mulut atau menempel di benda-benda sekitar. Telur cacing juga dapat bertahan hidup hingga dua minggu di luar tubuh.


Begitu tertelan, telur menetas di usus halus dan cacing bergerak turun ke anus, menyebabkan siklus infeksi terus berulang.


Infeksi cacing kremi paling sering terjadi karena menelan telur cacing kremi. Setelah tertelan, telur menetas di usus halus dan dalam beberapa minggu tumbuh menjadi cacing dewasa.


Cacing kremi betina kemudian bergerak menuju area anus untuk bertelur, yang memicu rasa gatal.


Saat digaruk, telur dapat menempel di jari atau kuku, lalu berpindah ke mainan, tempat tidur, dudukan toilet, makanan, minuman, pakaian, bahkan ke orang lain.


Telur cacing kremi dapat bertahan hidup di permukaan dalam ruangan selama 2–3 minggu. Meskipun jarang, telur juga bisa terhirup bersama udara lalu tertelan.



Cara mencegah dan mengatasi cacingan



Ajak anak untuk mencuci tangan setelah bermain atau dari toilet, serta sebelum makan.
Ajak anak untuk mencuci tangan setelah bermain atau dari toilet, serta sebelum makan.


Untuk melindungi anak dari cacingan, orang tua bisa melakukan langkah-langkah berikut:


  • Berikan obat cacing secara rutin setiap enam bulan sekali pada anak di atas usia dua tahun
  • Jaga kebersihan kuku: rutin dipotong dan dibersihkan
  • Biasakan cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah dari toilet
  • Pastikan makanan dimasak matang dan air minum direbus terlebih dahulu
  • Hindari anak berjalan tanpa alas kaki atau bermain langsung di tanah
  • Hentikan kebiasaan menggigit kuku
  • Jaga kebersihan lingkungan rumah dan gunakan air bersih

Jika anak mengalami komplikasi serius, seperti cacing yang masuk ke saluran empedu, abses hati, atau obstruksi usus, segera periksakan ke dokter.



Pentingnya nutrisi seimbang


Selain pencegahan, orang tua juga perlu memperhatikan gizi anak. Pola makan yang buruk bisa menyebabkan anak kekurangan zat gizi mikro esensial, seperti seng, kromium, selenium, vitamin B, dan lisin.


Kekurangan berbagai zat tersebut bisa membuat nafsu makan menurun, pertumbuhan terhambat, serta penyerapan nutrisi tidak optimal.


Memastikan anak mendapat nutrisi seimbang akan membantu memperkuat daya tahan tubuh, mendukung pertumbuhan, sekaligus mengurangi risiko dampak buruk cacingan.


Jadi, jangan tunggu sampai anak rewel atau berat badannya sulit naik. Cegah cacingan dengan kebiasaan bersih dan sehat, serta dukung tumbuh kembangnya dengan asupan gizi yang tepat.


Kunjungi klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta, untuk mengetahui tumbuh kembang dan kesehatan buah hati Anda.


ReferensiKementrian Kesehatan RI. Diakses pada 2025. Pengaruh Cacingan pada Kesehatan Anak. National Library of Medicine. Diakses pada 2025. Worm Infections in Children The Royal Children’s Hospital Melbourne. Diakses pada 2025. Worms. Vinmec. Diakses pada 2025. Worm infections in children.