Bagaimana Meningkatkan Produksi ASI
Menjadi ibu merupakan momen membahagiakan bagi seorang perempuan. Setelah melahirkan, tugas pertamanya adalah menyusui bayinya.
Momen pertama menyusui sering kali menjadi sulit. Payudara yang masih bengkak dan terasa sakit menjadi tantangan. Karena pada waktu ini, ASI pun belum keluar. Sementara, sang buah hati sudah menangis karena kelaparan.
ASI merupakan asupan pertama saat bayi lahir. Pemberian ASI eksklusif direkomendasikan hingga bayi berusia 6 bulan. Sayangnya, pada beberapa kasus, produksi ASI tidak lancar sehingga tidak memenuhi kebutuhan bayi. Stres, kelelahan, pola makan tidak seimbang merupakan beberapa penyebab kondisi tersebut.
Jika ibu khawatir dengan produksi ASI, ketahuilah ibu tidak sendirian. Banyak ibu baru merasakan kekhawatiran yang sama.
Tips meng-ASI-hi dengan optimal
1. Berikan ASI sesering mungkin
Susuilah bayi sesering mungkin. Semakin sering bayi menyusu, semakin banyak ASI yang diproduksi tubuh. Susui bayi kapan pun ia lapar dan selama ia menginginkannya.
Terutama dalam beberapa minggu pertama saat tubuh mulai membangun persediaan ASI. Tetap menyusui menggunakan payudara pada sisi yang lain saat payudara yang pertama kosong agar produksi ASI optimal.
Ibu juga bisa mempraktikkan teknik menyusui yang benar dengan memastikan perlekatan dan posisi ibu dan bayi sudah tepat. Indikator dalam proses menyusui yang benar mencakup posisi ibu dan bayi yang benar, perlekatan bayi yang baik pada payudara, serta isapan bayi yang efektif.
Dengan teknik yang tepat, proses menyusui dapat berjalan lebih lancar dan nyaman.
2. Tak perlu khawatir
Ibu tidak perlu cemas dengan produksi ASI. Selama bayi aktif, rutin menyusu, dan sering mengompol, itu pertanda bahwa kemungkinan besar produksi ASI ibu cukup. Beberapa hari setelah melahirkan biasanya produksi ASI mulai lancar.
Pada hari-hari pertama setelah melahirkan, ASI yang keluar berupa kolostrum, cairan berwarna kekuningan atau bening, dengan volume sekitar 5-7 ml. Meski jumlahnya sedikit, kolostrum kaya akan protein dan sel darah putih yang mengandung antibodi yang penting bagi sistem kekebalan tubuh bayi.
3. Berusahalah istirahat
Kurang tidur bisa memengaruhi produksi ASI. Jika memungkinkan, luangkan waktu untuk bersantai bersama bayi, beristirahat, makan dengan baik, dan menyusui. Tentu saja, ini lebih mudah dilakukan pada anak pertama dibandingkan jika ibu juga harus mengurus anak yang lebih besar. Namun, cobalah untuk menjaga tubuh agar untuk pulih dan menjaga keseimbangan.
4. Ciptakan lingkungan yang nyaman
Stres dan kelelahan dapat menurunkan produksi ASI. Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk mengelola stres dengan baik. Jangan ragu meminta dukungan pasangan, keluarga, atau teman untuk mengurus hal-hal lainnya.
Ciptakan suasana tenang dan nyaman saat setiap kali menyusui bayi. Lingkungan yang santai akan membuat ibu merasa lebih rileks, sehingga produksi ASI lebih lancar.
5. Minum banyak air
Dehidrasi dapat menurunkan produksi ASI. Dalam kesibukan mengurus bayi, ibu mungkin sering lupa minum air. Untuk mengatasinya, bawalah botol air ke mana pun Anda pergi atau simpan di tempat ibu biasa menyusui. Mengonsumsi makanan yang kaya air, seperti buah-buahan dan sayuran juga dapat menjaga tubuh terhidrasi.
6. Menjaga pola makan seimbang dan sehat
Produksi ASI yang optimal membutuhkan asupan nutrisi yang cukup. Ibu perlu mengonsumsi sekitar 300–500 kalori tambahan setiap hari dengan memilih makanan yang sehat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein, dan produk susu. Selain itu, konsumsi makanan yang dikenal dapat meningkatkan produksi ASI, seperti daun katuk, juga dianjurkan.
Daun katuk mengandung senyawa fitosterol dan papaverine yang membantu merangsang produksi ASI. Kandungan papaverine dan polifenol dalam daun katuk dapat meningkatkan kadar hormon prolaktin dan oksitosin yang berperan penting dalam melancarkan dan meningkatkan produksi ASI.
Daun katuk juga mengandung protein, lemak, karbohidrat, serat, serta vitamin B6, C dan D. Dengan pola makan seimbang, ibu tidak hanya menjaga kesehatan tubuh, tetapi juga memberikan nutrisi terbaik bagi si kecil.
7. Usahakan menyusui langsung
Bagi ibu bekerja atau yang sering tidak berada di dekat bayi, memberikan ASI perah adalah solusi yang umum. Namun, saat berada di rumah, sebaiknya ibu tetap menyusui langsung.
Isapan bayi langsung pada payudara tidak hanya memberikan kenyamanan emosional bagi ibu dan bayi, tetapi juga secara alami merangsang produksi ASI.
8. Pijat payudara
Memijat payudara dapat membantu meningkatkan volume dan kandungan lemak pada ASI. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Korean Academy of Nursing menunjukkan bahwa pijatan pada payudara selama 30 menit dalam 10 hari pertama pasca melahirkan dapat memperlancar produksi ASI.
Selain memperlancar ASI, pijat payudara juga membantu ibu merasa lebih rileks dan nyaman. Alternatif lainnya adalah pijat oksitosin, yang dilakukan di sepanjang tulang belakang untuk memicu keluarnya hormon oksitosin. Hormon ini berperan penting dalam melancarkan produksi ASI.
Langkah memijat payudara dengan benar
- Cuci tangan terlebih dahulu
Pastikan tangan bersih dengan mencucinya menggunakan sabun di bawah air mengalir sebelum memulai. - Gerakan maju mundur
Letakkan satu tangan di bawah payudara kiri dan tangan lainnya di atas payudara. Gerakkan tangan secara pelan, maju dan mundur. Saat tangan kiri bergerak maju, tangan kanan bergerak mundur, dan sebaliknya. - Gerakan atas-bawah
Tempatkan kedua telapak tangan di bagian depan payudara. Gerakkan satu tangan ke atas dan tangan lainnya ke bawah secara bergantian. Ulangi gerakan ini 15–20 kali. - Gerakan melingkar di sekitar puting
Buat gerakan melingkar lembut di sekitar puting susu. Ulangi selama 15–20 kali. - Urut dari bawah ke puting
Lakukan gerakan urut perlahan dari bagian bawah payudara menuju puting. - Putar puting dengan Lembut
Gunakan ujung ibu jari dan jari telunjuk untuk memelintir puting susu secara perlahan. Lakukan beberapa kali dengan lembut untuk merangsang aliran ASI.
Teknik pijat ini tidak hanya membantu memperlancar ASI, tetapi juga membuat tubuh lebih rileks, sehingga ibu merasa lebih nyaman saat menyusui.
**
Menyusui adalah perjalanan yang penuh makna, meski sering kali diwarnai tantangan di awal. Dengan pengetahuan, dukungan, dan usaha yang tepat, ibu bisa memberikan yang terbaik untuk bayi, baik dari segi nutrisi maupun kedekatan emosional.
Jangan ragu untuk meminta bantuan jika mengalami kesulitan, baik kepada pasangan, keluarga, maupun tenaga kesehatan.
Ingatlah, setiap ibu dan bayi memiliki perjalanan menyusui yang unik. Apa pun tantangan yang dihadapi, fokuslah pada kebutuhan bayi dan kesehatan ibu. Dengan cinta dan kesabaran, masa-masa menyusui bisa menjadi momen berharga yang tak terlupakan.