Alasan Anda Harus Mendapatkan Vaksin

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Sarah Josephine
Alasan Anda Harus Mendapatkan Vaksin
Alasan Anda Harus Mendapatkan Vaksin

Dalam 50 tahun terakhir, vaksin telah menyelamatkan sedikitnya 154 juta jiwa di seluruh dunia—setara dengan enam nyawa per menit. Prestasi luar biasa ini menunjukkan betapa pentingnya vaksin bagi kesehatan manusia, bahkan hingga hari ini.

Vaksin bekerja dengan cara mengajarkan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan penyakit. Saat tubuh sudah tahu cara membuat antibodi terhadap suatu virus atau bakteri, ia dapat memberikan perlindungan yang bertahan lama, bahkan seumur hidup.


Selain mencegah seseorang jatuh sakit atau mengurangi tingkat keparahan penyakit, vaksinasi juga melindungi orang-orang di sekitar kita.


Dengan menciptakan kekebalan kelompok, vaksin membantu mengendalikan penyebaran penyakit serius di masyarakat—melindungi mereka yang tidak bisa divaksin karena alasan medis. Karena itu, vaksin bukan hanya soal perlindungan pribadi, tapi juga bentuk kepedulian sosial.


Yuk, ketahui alasan mengapa bayi hingga orang dewasa perlu vaksinasi!





1. Melindungi dari penyakit serius

Vaksin membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi sebelum penyakit berkembang. Ini sangat penting karena banyak infeksi bisa menjadi parah, menyebabkan komplikasi jangka panjang, atau bahkan berakibat fatal. Misalnya:


  • Campak bisa menyebabkan radang otak dan kematian.
  • Cacar air dapat memicu pneumonia dan infeksi kulit serius.
  • Polio bisa menyebabkan kelumpuhan permanen.
  • Gondongan dapat menyebabkan infeksi pada testis dan berujung menyebabkan kemandulan pada pria.
  • Infeksi Haemophilus influenzae bisa mengakibatkan tuli permanen dan kerusakan otak.
  • HPV menyebabkan beberapa jenis kanker, termasuk kanker serviks.
  • Tetanus menghasilkan racun mematikan yang menyerang sistem saraf.

Vaksin membantu tubuh mengenali kuman tersebut dan membentuk pertahanan jangka panjang tanpa harus terkena penyakit itu sendiri.


2. Penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin belum hilang

Virus dan bakteri yang menyebabkan penyakit dan kematian masih ada dan dapat ditularkan kepada mereka yang tidak divaksinasi dan tidak terlindungi.

Meskipun banyak penyakit yang dapat dicegah dan kasusnya sudah lebih jarang ditemukan, perjalanan global memudahkan penyakit ini menyebar.


3. Vaksin menyelamatkan jutaan jiwa

Dalam 50 tahun terakhir, vaksinasi telah menyelamatkan lebih dari 154 juta jiwa – setara dengan 6 nyawa per menit selama lima dekade. Vaksinasi menyumbang 40% dari peningkatan harapan hidup bayi, dan vaksin campak sendiri berperan sebesar 60% dalam pencapaian tersebut.


Dengan terus memperluas cakupan vaksinasi, kita dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa — dari bayi yang baru lahir, anak-anak, hingga orang dewasa dan lansia.


4. Melindungi orang-orang di sekitar (kekebalan komunitas)

Vaksin tidak hanya melindungi diri Anda, tetapi juga mereka yang tidak bisa divaksinasi:

  • Bayi yang terlalu muda untuk divaksin.
  • Orang lanjut usia dengan sistem imun lemah.
  • Pasien kanker, transplantasi organ, atau penyakit autoimun.

Saat cukup banyak orang mendapatkan vaksin, penyebaran penyakit berhenti. Ini disebut kekebalan komunitas.


5. Lebih baik mencegah daripada mengobati

Banyak penyakit yang dicegah dengan vaksin tidak memiliki pengobatan yang efektif, atau jika ada, membutuhkan rawat inap dan biaya besar.

Vaksinasi adalah cara paling aman dan hemat untuk mencegah infeksi — sebelum kuman membuat Anda sakit.


6. Vaksin aman dan teruji

Vaksin telah melalui pengujian ketat dan pengawasan berkelanjutan untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.

Efek samping ringan seperti demam atau nyeri pada tempat suntikan adalah tanda bahwa tubuh sedang membentuk perlindungan.


7. Vaksin untuk semua usia — bukan hanya anak-anak

Imunisasi bukan hanya untuk anak-anak. Orang dewasa juga membutuhkan vaksin, seperti:

  • Vaksin Influenza tahunan untuk semua usia.
  • Vaksin HPV untuk remaja dan dewasa muda. 
  • Vaksin Tetanus-Difteri-Pertusis untuk orang dewasa dan ibu hamil.
  • Vaksin Pneumonia dan Cacar Api untuk lansia.
  • Vaksin Hepatitis dan Meningitis bagi wisatawan atau pekerja tertentu.
  • Vaksin Demam Berdarah untuk mereka yang pernah terinfeksi demam berdarah dan memiliki risiko terinfeksi lagi.


Cara kerja vaksin: memicu kekebalan tanpa menyebabkan penyakit





Vaksin meniru infeksi secara aman agar sistem kekebalan belajar mengenal dan melawannya. Ada beberapa jenis vaksin:


  • Vaksin hidup yang dilemahkan: Efektif membentuk kekebalan jangka panjang, tetapi tidak cocok untuk orang dengan imun lemah.

    Vaksin ini mengandung virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit, tetapi masih mampu merangsang kekebalan tubuh untuk merespons.

  • Vaksin yang dimatikan atau inaktif: Cocok untuk semua kelompok usia dan kondisi kesehatan. Vaksin jenis ini mengandung patogen yang telah dibunuh atau dinonaktifkan sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit.

  • Vaksin subunit atau konjugat: Mengandung bagian kecil dari patogen (seperti protein atau karbohidrat) yang dapat memicu respons imun.

  • Vaksin rekombinan: Mengandung protein yang dihasilkan melalui teknik rekayasa genetika.

Setelah vaksinasi, tubuh membentuk antibodi dan memori imun. Jika Anda terpapar kuman di masa depan, tubuh Anda sudah siap melawannya.



Efek samping vaksin


Kebanyakan orang tidak mengalami efek samping serius akibat vaksin. Efek samping yang paling umum—seperti nyeri di tempat suntikan—biasanya ringan dan cepat hilang dengan sendirinya.


Efek samping yang paling umum setelah vaksinasi bersifat ringan. Efek samping tersebut meliputi:


  • nyeri, bengkak, atau kemerahan di tempat suntikan;
  • demam ringan;
  • menggigil;
  • merasa lelah;
  • sakit kepala;
  • nyeri otot dan sendi.

Efek samping tersebut merupakan tanda bahwa tubuh mulai membangun kekebalan (perlindungan) terhadap suatu penyakit. 


Namun, dari 1 juta dosis vaksin, hanya 1—2 orang mungkin mengalami reaksi alergi parah, seperti kesulitan bernapas, bengkak pada wajah dan tenggorokan, jantung berdetak cepat, ruam parah di sekujur tubuh, serta pusing dan lemas.


**


Apa langkah selanjutnya?


Cek kembali status vaksinasi Anda dan keluarga. Konsultasikan dengan dokter tentang vaksin yang direkomendasikan berdasarkan usia, gaya hidup, dan kondisi kesehatan.


Karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Vaksin menyelamatkan jiwa — termasuk jiwa Anda dan orang-orang yang Anda cintai.

ReferensiHealth and Human Services. Diakses pada 2025. Vaccines Protect You. Health and Human Services. Diakses pada 2025. Vaccine Side Effects. Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Vaccine Guidance from Mayo Clinic. WHO. Diakses pada 2025. World Immunization Week.