5 Alasan Kenapa Imunisasi Dasar Tak Boleh Ditinggalkan

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh
Imunisasi dasar penting diberikan untuk melindungi anak dari berbagai penyakit.
Imunisasi dasar penting diberikan untuk melindungi anak dari berbagai penyakit.

Menyaksikan anak disuntik memang bukan hal yang menyenangkan. Apalagi jika Anda sendiri masih memiliki kekhawatiran tentang keamanan vaksin, atau mendengar berbagai rumor yang menyebutkan bahwa imunisasi dapat menimbulkan masalah kesehatan.

Hal-hal seperti inilah yang sering membuat orang tua ragu, hingga akhirnya memilih untuk menunda atau bahkan tidak memberikan imunisasi kepada buah hati.


Padahal, masa kanak-kanak adalah periode ketika anak sangat rentan terhadap infeksi menular.


Di fase ini, tubuh mereka sedang memasuki masa emas pertumbuhan dan perkembangan, tetapi sistem kekebalan mereka masih dalam tahap pematangan.


Artinya, tanpa perlindungan tambahan seperti vaksin, tubuh mereka belum sepenuhnya siap melawan penyakit serius.



Mengapa tak boleh mengabaikan imunisasi dasar?



Imunisasi dasar melindungi anak terhadap berbagai penyakit serius.
Imunisasi dasar melindungi anak terhadap berbagai penyakit serius.

1. Melindungi anak dari penyakit berbahaya


Imunisasi dasar memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit serius seperti campak, difteri, pertusis, hepatitis B, polio, dan lainnya. 


Penyakit-penyakit ini bukan sekadar menimbulkan gejala berat, tetapi juga dapat memicu komplikasi jangka panjang, bahkan mengancam nyawa.


Vaksin membantu tubuh mengenali dan melawan infeksi sebelum penyakit menyerang.


  • Polio menyebabkan kelumpuhan pada ratusan ribu anak setiap tahunnya; kini hampir sepenuhnya tereliminasi.
  • Vaksin MMR dapat mencegah campak, yang berpotensi menyebabkan kebutaan dan kerusakan otak.
  • Vaksin untuk Hepatitis B memberikan perlindungan terhadap penyakit hati serius.

2. Membentuk kekebalan sejak dini


Sistem imun anak masih berkembang dan belum sepenuhnya kuat.


Dengan imunisasi, tubuh mereka mendapatkan “latihan” awal untuk mengenali virus atau bakteri berbahaya. Ketika paparan nyata terjadi, tubuh sudah siap membentuk pertahanan yang lebih cepat dan efektif.


3. Mengurangi risiko penularan ke orang lain


Anak-anak yang divaksinasi melindungi diri mereka sendiri dan juga menjaga orang-orang di sekitarnya:


  • Bayi baru lahir yang belum cukup umur untuk divaksinasi.
  • Individu dengan kondisi kesehatan tertentu (seperti mereka yang sedang menjalani terapi kanker).
  • Lanjut usia yang mungkin berisiko terinfeksi.

Semakin banyak yang diimunisasi, semakin kecil kemungkinan penyakit menular menyebar. Hal ini dikenal sebagai herd community.


4. Mencegah wabah penyakit


Banyak penyakit yang dulu pernah mewabah kini sudah jarang ditemukan berkat program imunisasi.


Jika tingkat vaksinasi menurun, penyakit tersebut dapat muncul kembali. Imunisasi anak-anak secara rutin adalah langkah penting untuk mencegah kembalinya wabah di masyarakat.


5. Investasi kesehatan jangka panjang


Imunisasi tidak hanya melindungi anak saat ini, tetapi juga di masa mendatang. Anak yang jarang sakit dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.


Belajar dengan lebih baik, bermain lebih bebas, dan tidak terganggu oleh masalah kesehatan jangka panjang. Selain itu, imunisasi membantu mengurangi biaya pengobatan yang mungkin timbul jika anak terkena penyakit serius.


Vaksin tertentu melindungi dari penyakit yang selanjutnya dapat menyebabkan kondisi kronis. Sebagai contoh:


  • Vaksin Hepatitis B mencegah infeksi yang dapat menyebabkan kanker hati di kemudian hari.
  • Vaksin HPV (diberikan pada masa kanak-kanak atau remaja) memberikan perlindungan terhadap kanker serviks dan jenis kanker lainnya.

Ketika vaksinasi dimulai sejak dini, anak-anak akan dibimbing menuju masa depan yang lebih sehat.



Konsekuensi melewatkan imunisasi dasar



Anak yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap mudah terserang penyakit.
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap mudah terserang penyakit.

Kelalaian mengimunisasi anak dapat mengakibatkan dampak serius, yang memengaruhi individu dan masyarakat luas:


1. Munculnya kembali penyakit


Daerah dengan tingkat vaksinasi yang tidak memadai telah mengalami wabah campak, batuk rejan, dan polio.


Hal ini terjadi pasca COVID-19. Karena situasi yang tidak memungkinkan orang untuk bepergian, banyak orang tua melewatkan masa imunisasi anak. Pada 2020, Indonesia melaporkan kejadian luar biasa penyakit polio di Provinsi Aceh. 


2. Kerentanan komunitas


Anak-anak yang tidak divaksinasi dapat menularkan penyakit kepada mereka yang tidak dapat divaksinasi.


3. Tingkat kematian yang lebih tinggi


Di ​​daerah dengan vaksinasi yang tidak memadai, penyakit yang dapat dicegah masih menyebabkan kematian.


4. Tekanan pada sistem pelayanan kesehatan


Wabah menyebabkan tindakan darurat yang mahal, rawat inap di rumah sakit, dan kebutuhan perawatan berkelanjutan.


Satu kasus penyakit yang dapat dicegah saja dapat meningkat menjadi epidemi di seluruh komunitas, membahayakan banyak nyawa.


***


Jangan tunda imunisasi si kecil. Lindungi pertumbuhan dan masa depannya sejak dini dengan memastikan ia mendapatkan imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal.


Konsultasikan ke dokter atau kunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta, untuk menjadwalkan imunisasi bagi buah hati Anda.

ReferensiNational Foundation for Infectious Diseases. Diakses pada 2025. 10 Reasons to Get Vaccinated. Stanford Children's. Diakses pada 2025. What Every Parent Should Know About Vaccines. Unicef. Diakses pada 2025. 7 consequences and risks of not getting your child routinely vaccinated Verywell Health. Diakses pada 2025. Who Is at Risk From Unvaccinated Kids?