Meningitis dan Cara Mencegahnya

oleh dr. Sekar Cesaruni & Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Bandoro
Meningitis dan Cara Mencegahnya
Meningitis dan Cara Mencegahnya

WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menetapkan visi untuk mengalahkan meningitis pada tahun 2030. Namun, CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika) memperingatkan adanya peningkatan kasus meningitis yang mematikan pada Maret 2024.

Meningitis dapat terjadi karena infeksi dan peradangan yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh virus, bakteri, parasit atau jamur patogen yang mempengaruhi meninges, yaitu selaput yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Namun, meningitis juga bisa disebabkan faktor lain, seperti kanker, obat-obatan, atau kondisi peradangan lainnya.


Penyakit ini berbahaya karena berisiko tinggi menyebabkan kematian. Dengan pengobatan antibiotik, 10 hingga 15 dari 100 penderita penyakit meningokokus akan meninggal. Bahkan 1 dari 5 orang yang selamat pun akan mengalami kecacatan jangka panjang.



Bagaimana penularannya?





Siapa pun bisa terkena meningitis. Kelompok tertentu mempunyai risiko lebih tinggi termasuk mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, kelompok usia tertentu (anak-anak di bawah 1 tahun, remaja dan dewasa muda berusia 16 hingga 23 tahun, serta lansia berusia lebih dari 65 tahun ), mereka yang bekerja di lingkungan endemi, dan wisatawan.


Beberapa kasus meningitis dapat membaik tanpa pengobatan dalam beberapa minggu, sedangkan kasus lainnya dapat menyebabkan kematian dan memerlukan perawatan darurat. Diagnosis dan pengobatan dini sangat penting untuk prognosis yang lebih baik.


Infeksi dapat ditularkan dari orang ke orang melalui tetesan sekret pernapasan, kontak dekat dan lama, seperti berciuman, bersin atau batuk, tinggal bersama orang yang terinfeksi, berbagi gelas minum, peralatan makan, atau barang-barang pribadi, seperti sikat gigi.



Faktor yang meningkatkan risiko





Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami meningitis:


  • Tidak mendapatkan imunisasi tertentu, seperti vaksinasi Hib, MMR, Pneumokokus, dan Meningokokus.
  • Anak berusia di bawah lima tahun.
    Bayi rentan terhadap meningitis karena mereka belum mendapat vaksinasi lengkap. Daya tahan tubuh yang rendah juga membuat tubuh mereka belum mampu melawan infeksi.
  • Ibu hamil.
  • Orang lanjut usia. Kelompok umur ini rentan terhadap meningitis karena imunitasnya rendah.
  • Tinggal di area permukiman padat.
  • Bepergian ke daerah rawan meningitis seperti sub-Sahara Afrika.


Apa saja tanda dan gejala meningitis?





Gejala yang paling umum adalah demam, sakit kepala parah, dan leher kaku. Gejala tambahan meliputi:


  • Mual atau muntah.
  • Penglihatan ganda.
  • Sensitivitas terhadap cahaya terang/fotofobia.
  • Perubahan kondisi mental (kebingungan).
  • Merasa lelah.
  • Tangan dan kaki dingin.
  • Pegal atau nyeri hebat pada otot, persendian, dada, atau perut. 
  • Napas cepat.
  • Diare.
  • Pada stadium lanjut timbul ruam berwarna ungu tua.
  • Kejang.
  • Meningitis bakterial mungkin berhubungan dengan kegagalan ginjal dan kelenjar adrenal, serta syok.

Tanda-tanda penting yang harus diwaspadai pada bayi yang diduga menderita meningitis, antara lain:


  • Demam.
  • Lesu. 
  • Kesadaran menurun.
  • Malas minum.
  • Rewel.
  • Muntah.
  • Kejang.
  • Ruam/lebam ungu di bagian tubuh mana pun.
  • Kulit berjerawat yang semakin pucat atau membiru.
  • Iritabilitas yang tidak dapat dijelaskan/tidak biasa.
  • Fontanel yang penuh atau menonjol (titik lunak di bagian atas kepala).


Bagaimana cara mendiagnosis meningitis?


Pemeriksaan neurologis, pemeriksaan darah, urin dan sekresi tubuh, serta analisis cairan serebrospinal melalui fungsi lumbal akan dilakukan oleh dokter dan tim medis.



Pencegahan meningitis





  • Hindari berbagi makanan, perkakas, gelas, dan benda lain dengan orang yang mungkin terkena atau menderita meningitis.
  • Bersihkan tempat tinggal secara teratur untuk menghindari penyebaran infeksi.
  • Kenakan masker medis di pusat keramaian.
  • Batasi aktivitas luar ruangan pada malam hari atau bila berada di tempat rawan nyamuk/serangga kenakan pakaian berlengan panjang, gunakan obat nyamuk di kawasan tertentu, serta hindari tempat-tempat yang memiliki genangan air tempat nyamuk dan serangga lainnya berkembang biak.
  • Vaksin tersedia untuk mencegah Haemophilus influenzae, Meningitis pneumokokus, dan Meningitis meningokokus.

GWS Medika, klinik di Jakarta, menyediakan dua vaksin meningitis kuadrivalen (A, C, Y, W135) yang mendapat lisensi di Indonesia:


a. Vaksin meningitis polisakarida (MPSV4)

b. Vaksin meningitis konjugat (MCV4/MenACWY)


Beberapa negara, termasuk Arab Saudi, mewajibkan vaksinasi Meningitis bagi wisatawan yang menggunakan visa Haji. Setelah melakukan vaksinasi Meningitis, Anda akan mendapatkan buku Kuning/Yellow Book (International Certificate of Vaccination).


Buku ini merupakan bukti resmi vaksinasi yang diakui secara internasional dan diperlukan untuk memenuhi persyaratan visa Haji.



Masa pemulihan





Setelah mendapatkan perawatan dokter, Anda dapat melakukan perawatan di rumah untuk pemulihan. Perawatan ini berfokus pada kenyamanan dan hidrasi cairan, serta nutrisi.


Berikut beberapa peralatan untuk meningkatkan kenyamanan selama pemulihan:


1. Penyangga leher

Untuk meredakan nyeri leher, gunakan batal atau alat bantu penyangga leher yang nyaman. Cara ini dapat mempertahankan posisi leher yang nyaman.


2. Kompres dingin

Kebanyakan orang merasa lebih nyaman dengan kompres dingin (misal: dengan es yang dilapisi kain) yang diletakkan di dekat kepala, leher, atau bahu. Bagian-bagian ini biasanya masih terasa kaku.


3. Bantalan pemanas

Ini adalah pilihan yang bisa disesuaikan dengan kenyamanan. Anda dapat menggunakan kompres dingin atau bantalan pemanas. Bila mengalami kejang otot di leher dan bahu akibat nyeri kepala dan leher, Anda dapat menggunakan bantalan pemanas untuk meredakan ketegangan.


4. Tetap terhidrasi

Penderita meningitis sering kali merasa lelah dan nafsu makan berkurang. Perhatikan bahwa pada masa pemulihan Anda harus minum cukup agar terhindar dari dehidrasi. Terhidrasi membantu Anda pulih lebih cepat setelah peradangan atau infeksi teratasi.


5. Menjaga nutrisi

Nafsu makan Anda mungkin berkurang. Namun, cobalah makan selama masa pemulihan sehingga Anda dapat pulih lebih cepat setelah meningitisnya teratasi.


6. Istirahat cukup

Istirahat yang cukup sangat penting untuk pemulihan dari infeksi dan peradangan, serta membantu penyembuhan.


7. Mengelola stres

Kecemasan dan stres dapat mengganggu fungsi optimal sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, tindakan untuk mengurangi stres mungkin bermanfaat selama pengobatan meningitis.


Meningitis adalah kondisi yang dapat dengan cepat mengancam jiwa. Jika segera diobati, Anda memiliki peluang besar untuk sembuh. Jika mengalami gejala meningitis, penting untuk segera mencari pertolongan medis.




ReferensiCDC. Diakses pada 2024. Meningococcal. Kementrian Kesehatan. Diakses pada 2024. Panduan Deteksi dan Respons Penyakit Meningitis Meningokokus. Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Meningitis. Meningitis Research Foundation. Diakses pada 2024. Meningitis Symptoms in Babies. NIH. Diakses pada 2024. Meningitis. WHO. Diakses pada 2024. Defeating Meningitis 2030.