Memilih Jajanan Sehat untuk Buah Hati

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Bandoro
Memilih Jajanan Sehat untuk Buah Hati
Memilih Jajanan Sehat untuk Buah Hati

Cilok, cilor, penthol, sosis, tempura, donat, pisang aroma, es cincau … Ini adalah sedikit dari jajanan yang sering dikonsumsi anak-anak di sekolah. Mungkin salah satunya menjadi favorit buah hati Anda! Ketahuilah, sederet jajanan itu tinggi kandungan garam, gula, dan lemak.

Memilih jajanan untuk anak memang gampang-gampang susah. Di satu sisi, kita ingin jajanan yang bergizi untuk mendukung tumbuh kembang mereka. Di sisi lain, jajanan bergizi biasanya kurang menarik di mata anak karena penampilannya biasa saja dan rasanya pun tidak terlalu gurih.


Setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik kepada anaknya. Namun, godaan jajanan kekinian dengan rasa yang lezat dan warna yang menarik sering kali membuat si kecil lebih memilih jajanan tersebut.



Lalu, bagaimana menyiasatinya?


1. Buat jajanan sendiri di rumah

Ini adalah cara terbaik untuk memastikan jajanan anak bebas dari bahan-bahan berbahaya dan bergizi sesuai kebutuhannya.


2. Kreasikan jajanan sehat dengan tampilan menarik

Gunakan bentuk dan warna menarik agar anak tertarik mencobanya.


3. Libatkan anak dalam pembuatan jajanan

Hal ini dapat membantu mereka belajar tentang pentingnya makan makanan sehat dan membuat mereka lebih bersemangat memakannya.


4. Berikan edukasi tentang pentingnya jajanan sehat

Jelaskan kepada anak tentang manfaat jajanan sehat bagi tubuh mereka dan bahayanya jajanan tidak sehat.


5. Tetap sediakan jajanan di rumah

Hal ini untuk berjaga-jaga agar anak tidak jajan sembarangan di luar rumah.


Umumnya, jajanan anak itu murah, sesuai uang saku mereka. Karena itu, bahan-bahan bakunya sering kali tak jelas asal-usulnya dan mengandung bahan berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi terus-menerus. Misalnya, boraks, formalin, serta pewarna Rhodamin B dan Methanyl Yellow (keduanya adalah bahan pewarna tekstil).



Ciri jajanan tak sehat





1. Tinggi gula

Siapa tak suka permen, biskuit, donat, atau pisang aroma. Rasanya yang manis menjadi magnet bagi anak-anak untuk terus mengonsumsinya.


Sayangnya, di balik kemanisannya, berbagai jenis makanan manis tersebut tinggi gula buatan, biasanya fruktosa. Jenis gula ini dapat meningkatkan risiko diabetes dan obesitas. Makanan tinggi gula juga mudah merusak gigi anak.


Menurut data Ikatan Dokter Indonesia (IDI), per Januari 2023, prevalensi kasus diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat dibandingkan pada 2010.


Salah satu penyebabnya adalah pola makan yang tidak sehat, seperti mengonsumsi jajan kekinian yang tidak jelas nilai gizinya, serta kurangnya aktivitas fisik.


2. Tinggi garam dan lemak

Siapa sih anak yang tak suka makan chiki atau keripik? Rasanya yang gurih dan renyah membuat anak ketagihan.


Faktanya, keripik olahan ini memiliki kandungan garam tinggi dan juga lemak trans karena diolah dalam minyak dengan cara deep fry.


Mengonsumsi makanan tinggi garam secara terus-menerus dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi. Beberapa penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi makanan tinggi garam dan risiko meningkatnya kanker lambung.


Secara umum, kejadian hipertensi pada anak berkisar 1-2%. Angka kejadian hipertensi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti meningkatnya kejadian obesitas/kegemukan pada anak dan perubahan gaya hidup, seperti kurang beraktivitas, terlalu banyak bermain gadget atau menonton televisi, serta asupan makanan tinggi kalori dan tinggi garam.


Anak dengan hipertensi memiliki risiko empat kali lipat menderita hipertensi ketika dewasa dibandingkan anak normal.


3. Mengandung zat adiktif

Hati-hati dengan makanan pinggir jalan, seperti cilok, cilor, penthol, dan teman-temannya. Debu, kotoran bahkan bakteri, seperti Campylobacter, Clostridum difficelle, Escherichia Colli, salmonella, serta Shigella dengan mudah menempel pada makanan ini.


Bakteri-bakteri tersebut dapat menyebabkan keracunan makanan dengan salah satu gejalanya adalah diare.


Rasanya jajanan di atas akan terasa lebih lezat jika dicocol saus. Sayangnya, karena harga jual murah, beberapa pedagang mungkin menggunakan saus yang mengandung pewarna sintetis yang tidak aman dan bahan pengawet berlebihan.



Jajanan sehat





Jajanan sehat adalah camilan kaya nutrisi untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Jajanan sehat mengandung zat gizi makro, seperti karbohidrat, lemak, dan protein yang penting untuk tumbuh-kembang anak.


Bagaimana cara memastikan anak mengonsumsi jajanan sehat? Berikut beberapa tips yang dapat membantu.


1. Pilih jajanan yang aman, bersih, dan dimasak matang

Ajari anak untuk memilih jajanan yang bersih, dimasak matang, tidak berbau tengik atau asam. Memilih tempat dan penjual yang menjaga kebersihan juga penting untuk diperhatikan.


Misalnya, tempat berjualan tidak berdekatan dengan tempat pembuangan sampah atau selokan, penjual menggunakan sarung tangan untuk mengambil makanan atau mencuci tangannya setelah menerima uang.


2. Hindari jajanan berwarna mencolok

Ajak anak untuk menghindari makanan yang memiliki warna mencolok, rasa yang terlalu kuat, atau aroma menyengat. Jajanan seperti ini biasanya mengandung bahan pengawet yang membahayakan kesehatan anak.


Rasa gurih yang terlalu kuat pada makanan biasanya ada penambahan MSG (Monosodium glutamate). Pada beberapa anak yang memiliki hipersensitivitas terhadap MSG, mengonsumsi MSG dapat menimbulkan gejala mual dan muntah, sakit kepala, nyeri dada, dan lain-lain.


3. Batasi konsumsi makanan cepat saji dan makanan ringan

Makanan cepat saji umumnya memiliki kadar garam dan lemak tinggi, tetapi minim serat. Hal ini dapat memicu obesitas dan hipertensi.

Ajari anak membatasi mengonsumsi jenis makanan ini dan pilih camilan yang lebih sehat.


4. Baca label

Ajak anak agar selalu membaca label pada kemasan sebelum memilih makanan. Minimal tanggal kedaluwarsa makanan tersebut dan sertifikasi halal.


5. Cuci tangan

Jaga kebersihan dengan cuci tangan sebelum dan sesudah makan. Hal ini penting untuk menghindarkan anak dari kuman atau cemaran berbahaya yang dapat menyebabkan sakit.


Memilih jajanan sehat untuk anak memang membutuhkan usaha ekstra. Tapi dengan kreativitas dan kesabaran, kita bisa memberikan yang terbaik untuk anak dan membiasakan mereka dengan pola makan sehat.


ReferensiThe Asian Parent. Diakses pada 2024. Jajanan Tidak Sehat. UPK Kementrian Kesehatan. Diakses pada 2024. Tips Sehat Memilih Jajanan untuk Anak di Sekolah. WebMD. Diakses pada 2024. Healthy Snack for Kids. Yankes Kementrian Kesehatan. Diakses pada 2024. Diabetes Melitus pada Anak.