Masih Perlukah Minum Susu?

oleh Agnes Krisantibullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Bandoro
Masih Perlukah Minum Susu?
Masih Perlukah Minum Susu?

Hari Susu Sedunia tahun ini berfokus menunjukkan bagaimana sektor susu mampu mengurangi jejak lingkungannya selagi terus menyediakan nutrisi dan mata pencaharian bagi banyak orang. Ya. Produksi susu memang terkenal tidak ramah lingkungan. Di balik banyak manfaatnya, ada kecemasan akan dampak lingkungan pada masa depan. Lalu, masih perlukah kita mengonsumsi susu?

Hari Susu Sedunia tahun ini berfokus menunjukkan bagaimana sektor susu mampu mengurangi jejak lingkungannya selagi terus menyediakan nutrisi dan mata pencaharian bagi banyak orang.


Ya. Produksi susu memang terkenal tidak ramah lingkungan. Di balik banyak manfaatnya, ada kecemasan akan dampak lingkungan pada masa depan. Lalu, masih perlukah kita mengonsumsi susu?



Hari susu sedunia


Sejak 2001, Hari Susu Sedunia diperingati tiap 1 Juni. Organisasi pangan dunia, FAO, mulai mencanangkannya untuk mengingatkan warga dunia tentang pentingnya susu sebagai makanan global. Selain itu, kita juga diajak untuk menyadari bahwa sektor susu menjadi sumber mata pencaharian miliaran orang.


Susu adalah cairan kaya nutrisi yang dihasilkan glandula mammae (kelenjar susu). Kelenjar yang hanya dimiliki kelompok mamalia, termasuk manusia. Produksi susu dipengaruhi faktor fisiologi dan lingkungan.


Susu termasuk makanan utuh. Kaya kandungan gizi hingga tubuh lebih lama mencernanya. Itu artinya membuat tubuh awet kenyang.


Seiring beragamnya produk susu, susu sapi tetaplah juaranya. Satu, dalam hal gizi. Dua, dalam hal penghasil jejak lingkungan tertinggi. Bicara tentang jejak lingkungan, kita tidak bisa mengabaikan susu formula. Artikel ini akan berfokus pada susu sapi dan susu formula.



Susu sapi segar





Susu sapi dapat dikonsumsi apa adanya. Jika pencernaan Anda kuat, silakan meminumnya secara langsung. Namun, kami lebih merekomendasikan untuk meminum susu yang sudah dipasteurisasi (pemanasan). 


Banyak orang mengira pasteurisasi menurunkan gizi susu. Faktanya, pasteurisasi hanya mematikan bakteri yang membuat kita sakit perut. Hasilnya, susu lebih aman dikonsumsi. Pasteurisasi juga berfungsi memperpanjang umur simpan susu hingga 2 - 3 bulan.


Kandungan gizi susu sapi sangat kompleks dan semuanya dibutuhkan tubuh. Nutrisi dalam secangkir susu sapi segar—sekitar 249 gram—mencakup 152 kalori, 88% air, 8,14 gram protein, 12 gram karbohidrat, 12 gram gula, 0 gram serat, dan 8 gram lemak.


Jika Anda kurang menyukai bentuk cair, susu sapi juga bisa dinikmati setelah diolah. Misalnya, dalam bentuk keju, krim, mayones, mentega, dan yoghurt. Namun, hati-hati dengan komponen lain yang ditambahkan selama pengolahan, ya.



Susu formula





Lazim di Indonesia bahwa setelah disapih, anak diberi susu formula sebagai pengganti ASI (air susu ibu). Bahkan ada juga bayi yang terpaksa meminum susu formula karena ibunya terkendala memberi ASI. 


Apa itu susu formula? Susu yang diolah secara khusus untuk memenuhi kebutuhan gizi tertentu. Umumnya, susu ini dibuat untuk bayi (<1 tahun) dan anak (>1 tahun). Produsen bahkan membuat formulasi khusus bagi tiap jenjang usia dalam rentang tersebut.


Meski tampak meyakinkan—dengan penjenamaan dan iklan yang menarik—beberapa ahli kurang merekomendasikan susu formula.


Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), susu formula hanyalah bermanfaat diberikan apabila ASI tidak tersedia, ASI tetaplah nutrisi yang terbaik untuk bayi.


Kandungan pemanis dan bahan tambahan lain pada susu formula membuatnya menjadi tidak direkomendasikan sebagai pilihan utama. Selain itu, jika anak bisa makan dengan baik, susu formula jadi kurang bermanfaat.



Jejak karbon produksi susu





Produksi susu sapi memiliki jejak lingkungan (environmental footprints) terbesar. Meski kandungan gizinya tak terbantahkan, para pemerhati lingkungan mencemaskan dampak ini. Terutama jejak karbon dan jejak air.


Peternakan sapi perah umumnya tidak ramah lingkungan. Tempat ini kaya gas metana (salah satu gas emisi rumah kaca) yang berasal dari kotoran sapi. 


Sebuah penelitian tahun 2018 menemukan bahwa produksi susu sapi menghasilkan gas emisi rumah kaca 3 kali lebih tinggi daripada susu nabati. Susu sapi memiliki potensi pemanasan global antara 1,14 di Australia dan Selandia Baru sampai 2,50 di Afrika.


Dibutuhkan sekitar 242 liter air untuk menghasilkan secangkir susu sapi. Dan sekitar 628 liter air untuk setiap liter produk olahan susu. Belum ditambah jejak lingkungan dalam tata kelola lahan peternakan, pemrosesan keseluruhan, hingga distribusi susu.


Susu formula tak jauh beda. Menurut para ahli, produksi susu formula memperburuk kerusakan lingkungan. Sebab, pemrosesannya hanya memperpanjang proses normal produksi susu. Misalnya, proses membuat susu cair menjadi bubuk, uji kelayakan, dan pengemasan.


Limbah yang dihasilkan produksi susu formula juga tidak sedikit. Selain dalam prosesnya, kemasan yang berakhir menjadi sampah pun membawa dampak lain yang juga serius.



Masih perlukah minum susu sapi?





Dampak produksi susu tidak perlu seburuk itu. Melihat betapa menjanjikannya sektor ini bagi kesejahteraan banyak orang, upaya-upaya untuk menurunkan jejak lingkungan perlu lebih digalakkan.


Seperti yang dilakukan Amerika. Tahun 2019 lalu, industri susu Amerika menjadi industri pertanian pertama yang memperoleh dukungan Greenhouse Gas (GHG) Protocol atas akuntabilitas dan pelaporan terkait sumber emisi. 


Amerika mengadopsi praktik-praktik dan teknologi baru dalam beternak. Menyesuaikannya. Menerapkannya. Mengevaluasinya. Amerika Utara menjadi salah satu region yang mampu menurunkan emisi secara drastis, yaitu -0,5%, dalam rentang tahun 2005—2015. Luar biasanya, produksi susu total mereka terus meningkat.


Masalah lingkungan mestinya tidak menurunkan nilai susu. Jika masalah lingkungan dapat diatasi, berikut manfaat susu yang kita dapatkan:


  1. Mengendalikan nafsu makan. Susu tidak akan menaikkan berat badan, kecuali Anda menambahkan gula, es krim, dan sebagainya. Atau, jika Anda mengabaikan efek rasa kenyang dan tetap menyantap hidangan di hadapan Anda.

    Rasa kenyang yang muncul setelah minum susu seharusnya mampu menekan nafsu makan. Mencegah Anda mengonsumsi kalori lain yang hanya akan menambah berat badan.

  2. Menguatkan tulang. Susu mendukung pertumbuhan dan peningkatan kepadatan tulang. Rajin minum susu menurunkan risiko patah tulang pada anak-anak.

    Penelitian menunjukkan bahwa wanita hamil yang rajin mengonsumsi produk susu akan melahirkan anak yang pertumbuhan tulangnya juga baik dan kuat. Susu menyediakan protein yang penting bagi kesehatan tulang, gigi, dan otot.

  3. Menyehatkan tulang dan gigi. Susu mengandung kalsium, potasium, dan magnesium. Mineral-mineral yang dibutuhkan untuk kesehatan tulang dan gigi.

    Susu juga mengandung vitamin D. Bahan yang penting dalam meningkatkan penyerapan kalsium dan mineralisasi tulang.

  4. Mencegah diabetes. Diabetes tipe 2 terjadi karena tingginya kadar gula darah. Tanpa perawatan, diabetes dapat mengarah pada penyakit jantung, penyakit ginjal, dan stroke.

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi produk susu mungkin berhubungan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah karena protein dalam susu mampu meningkatkan keseimbangan gula darah.

  5. Menyehatkan jantung. Lemak susu dapat meningkatkan kolesterol baik, HDL. HDL dapat membantu mencegah terjadinya penyakit jantung dan stroke.

  6. Potasium dalam susu membantu pengaturan tekanan darah. Selain itu, ada juga asam lemak omega-3 dan asam linoleat yang melindungi kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Konsumsilah susu segar tanpa tambahan gula dan pemanis lainnya. Pastikan juga susu bebas bakteri jahat dan masih layak minum, ya.


Susu mendorong pertumbuhan. Susu menguatkan tulang. Susu menurunkan berat badan. Susu menyempurnakan. Sudahkah Anda minum susu hari ini?


ReferensiHealthline. Accessed in 2023. Is Milk Bad for You? Parents. Accessed in 2023. What Experts Say About Toddler Formula vs. Cow’s Milk. U.S. Dairy Export Council. Accessed in 2023. The Conversation. Accessed in 2023. Susu Apa yang Paling Ramah Lingkungan? Ini Hasil Riset Kami. U.S. Department of Agriculture. Accessed in 2023. Milk, Whole, 3.25% Milkfat, with Added Vitamin D. World Milk Day. Accessed in 2023. World Milk Day.