Kanker pada Anak: Waspadai Gejalanya

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Muthia Trisa Nindita
Kanker pada Anak: Waspadai Gejalanya
Kanker pada Anak: Waspadai Gejalanya

Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun bisa terkena kanker. Namun, pengobatan kanker pada anak-anak akan lebih efektif dan berdampak positif bila terdeteksi sejak dini.

Pada anak-anak, kanker dapat disebabkan oleh perubahan genetika yang dapat diakibatkan oleh beberapa hal seperti masalah pada saat kehamilan atau paparan radiasi. Sementara, kanker pada orang dewasa, selain faktor genetik, juga gaya hidup, seperti obesitas dan kebiasaan merokok, juga turut memicu risiko kanker.


WHO mencatat terdapat 110—130 kasus kanker per satu juta anak per tahun. Berdasarkan data Indonesian Pediatric Center Registry, terdapat 3.834 kasus baru kanker anak di Indonesia pada 2021—2022.



Gejala kanker pada anak




Gejala kanker pada anak lebih sulit dikenali karena mereka belum bisa menjelaskan apa yang mereka rasakan. 


Berikut beberapa gejala kanker pada anak:

  1. Pucat atau mudah memar. Kulit terlihat lebih pucat dan kadang-kadang terdapat memar yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
  2. Demam terus-menerus tanpa diketahui penyebabnya, misal pada leukemia.
  3. Kehilangan energi atau kelelahan. Kanker limfoma dapat menyebabkan kelelahan pada anak meskipun sedang tidak banyak beraktivitas.
  4. Pembengkakan atau benjolan. Kebanyakan benjolan tidak berbahaya. Namun, penting untuk tetap memeriksakannya. Tumor penyebab kanker bisa muncul di bagian tubuh mana saja.
  5. Sakit kepala terus-menerus, dengan atau tanpa muntah. Kejadian ini sering terjadi pada pagi hari. 
  6. Batuk tak kunjung sembuh atau bermasalah dengan pernapasan meskipun sudah diobati.
  7. Pembengkakan pada kelenjar di leher atau selangkangan dan tak kunjung hilang setelah beberapa minggu. 


Jenis kanker yang sering menyerang anak-anak




Pada semua jenis kanker, terjadi perubahan genetik yang menyebabkan sel-sel tubuh membelah diri tanpa henti. Biasanya, sel baru yang mulai terbentuk akan menggantikan sel yang mati.


Sayangnya, sel-sel lama tidak mati meskipun sel-sel baru telah terbentuk. Sel-sel baru ini dapat menyebar ke jaringan tubuh lainnya.


Pertumbuhan sel baru inilah yang memicu terbentuknya tumor. Tumor bisa jinak atau ganas. Tumor ganas inilah yang disebut sebagai kanker. Pada anak-anak, kanker bisa muncul secara tiba-tiba. Bahkan tanpa gejala awal. 


Kasus kanker yang paling banyak ditemukan menyerang anak-anak adalah leukemia, osteosarkorma (tulang), retinoblastoma, dan limfoma.


1. Leukemia

Leukemia sering terjadi pada anak-anak usia 2—6 tahun. Kanker ini menyerang sumsum tulang belakang, jaringan lunak di dalam tulang, tempat tubuh memproduksi sel darah putih dan sel darah merah.


Pada kondisi ini, tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah putih abnormal. Pembentukan sel darah putih begitu cepat sehingga lebih banyak sel darah putih yang tidak matang, akibatnya fungsi sel darah putih untuk menjaga tubuh dari infeksi tidak maksimal.


Sel-sel ini mendominasi dan mempersulit sumsum tulang belakang memproduksi sel darah merah. Akibatnya, anak akan mengalami anemia. Anak juga akan kekurangan trombosit yang menyebabkan mereka mudah untuk berdarah atau terjadi memar.


Perubahan rasio sel darah ini memicu terjadinya gejala leukemia pada anak: demam, mudah memar, infeksi, anemia, nyeri tulang, serta pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.


Nyeri tulang pada anak-anak mungkin sulit dideteksi karena anak belum dapat menyampaikan secara tepat apa yang dirasakannya.


Karena itu, orang tua perlu waspada jika tiba-tiba anak yang sudah bisa berjalan menjadi lebih suka digendong, serta tidak mau berdiri dan berjalan lagi.


2. Osteosarkoma atau kanker tulang

Kanker ini ditandai rasa nyeri di tulang pada malam hari atau setelah beraktivitas. Sering kali disertai kemerahan atau pembengkakan pada area tulang yang nyeri.


Penderita kanker tulang biasanya sering mengalami patah tulang karena tulangnya rapuh akibat rusaknya jaringan. Beberapa penderita mengalami demam tanpa sebab yang jelas, mudah merasa lelah, penurunan berat badan.


Osteosarkoma berkembang dari tulang-tulang besar, seperti tulang paha, tulang kering, tulang lengan bagian atas.


3. Retinoblastoma

Retinoblastoma atau tumor mata ganas yang sering menyerang anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Jarang ditemukan pada anak-anak usia 6 tahun atau dewasa. Kanker mata pada anak terjadi karena dua hal, yaitu diturunkan orang tua dan cacat bawaan.


Gejala kanker mata, antara lain: manik mata berwarna putih, mata kucing, juling, pembesaran bola mata, peradangan jaringan bola mata, dan penglihatan buram.


4. Limfoma

Limfoma adalah kanker limfosit, sel darah putih dari sel sumsum tulang. Limfoma menetap di pembuluh darah dan kelenjar getah bening di sistem getah bening.


Dua jenis limfoma utama yang umum terjadi pada anak-anak adalah Limfoma Non-Hodgkin (NHL) dan Limfoma Hodgkin (HL).


Gejalanya meliputi menurunnya berat badan, kelelahan, berkeringat terutama pada malam hari, demam, dan munculnya pembengkakan di bawah kulit tanpa disertai rasa nyeri. Biasanya di leher, ketiak, dan selangkangan. 



Dapatkah anak bertahan dari kanker?


Sebagian besar kanker pada anak dapat disembuhkan. Bahkan 80% dari mereka bisa bertahan hingga 5 tahun ke depan atau usia dewasa. Salah satu penyebabnya adalah anak-anak lebih tahan terhadap efek kemoterapi dan radiasi dibanding orang dewasa.



Bagaimana pengobatannya?



Pengobatan kanker pada anak tergantung pada jenis dan stadiumnya. Namun, kebanyakan kanker anak diobati dengan pembedahan, kemoterapi, radiasi, atau kombinasi dari terapi tersebut.


Pembedahan biasanya dilakukan untuk tumor padat.


Obat kemoterapi, yang diberikan secara intravena, menyerang sel yang tumbuh cepat dan merupakan penyebab sebagian besar kanker pada anak.


Kanker pada anak cenderung memberikan respons yang lebih baik terhadap kemoterapi dibandingkan beberapa kanker pada orang dewasa. Efek samping, seperti rambut rontok, mual, muntah, dan jumlah darah rendah dapat terjadi, terkadang bersamaan dengan efek samping jangka panjang, seperti infertilitas dan kerusakan saraf.


Terapi radiasi menggunakan sinar X berenergi tinggi untuk membunuh atau merusak sel kanker. Sesi pengobatan berlangsung kurang dari 30 menit, dan dapat terjadi setiap hari selama beberapa minggu.


**


Kanker pada anak merupakan salah satu penyakit tidak menular. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat pada setiap gejala yang muncul memberi peluang kesembuhan. Karena itu, penting bagi orang tua untuk memperhatikan kesehatan anak sehingga segera dapat mengambil tindakan bila menemukan gejala mencurigakan.


Jika Anda menemukan gejala tersebut, segera konsultasikan kepada dokter dengan klik WhatsApp, Anda juga dapat mengunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta, untuk mendapatkan saran perawatan. 

ReferensiAyo Sehat. Kementerian Kesehatan. Diakses pada 2024. Osteosarkoma pada Anak. Betterhealth. Diakses pada 2024. Cancer in Children. Verywell Health. Diakses pada 2024. Success of Rhabdomyosarcoma Treatment in Children. Yayasan Onkologi Anak Indonesia. Diakses pada 2024. Kanker Anak.