Waspadai Kanker Limfoma

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Koh Hau-Tek
Waspadai Kanker Limfoma
Waspadai Kanker Limfoma

Beberapa waktu lalu, dunia bulutangkis Indonesia kehilangan pemain putri terbaiknya, Az Zahra Putri Dania. Pebulutangkis muda ini meninggal akibat kanker limfoma atau kanker kelenjar getah bening. Di Indonesia, kanker limfoma menempati urutan keenam dan angka kejadiannya terus meningkat.

Salah satu fungsi sel darah putih bagi tubuh adalah melawan berbagai mikroorganisme penyebab infeksi. Normalnya, kadar sel darah putih pada orang dewasa sekitar 4.500—10.000 sel/mm3. 


Namun, karena berbagai sebab, sel darah putih bisa memperbanyak diri tanpa terkendali pada kelenjar getah bening atau organ-organ pembentuk sel darah putih.


Berubahnya sel darah putih menjadi ganas ini memicu munculnya salah satu jenis kanker, yaitu kanker limfoma atau kanker kelenjar getah bening. Terdapat dua macam kanker limfoma, yaitu limfoma non-hodgkin (LNH) dan limfoma hodgkin (LH). 


Pengidap kanker limfoma umumnya terdiagnosis LNH. Kasus LH jarang ditemukan di Indonesia, dan setiap tahun, jumlahnya juga terus menurun. Berkebalikan dengan LNH yang jumlahnya terus meningkat. 

Gejala LNH tidak spesifik dan bervariasi pada setiap orang. Namun, umumnya, gejala yang muncul berupa pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak, leher, wajah, atau selangkangan. Benjolan ini biasanya tidak nyeri, keras, dan tidak dapat digerakkan. 



Namun, jangan mendiagnosis diri sendiri, ya …. Jika Anda menemukan munculnya benjolan di area tersebut, konsultasikan ke dokter.


Selain benjolan, ada beberapa gejala lain yang mengikutinya, seperti demam tak kunjung membaik, menurunnya berat badan tanpa sebab jelas, hilangnya selera makan, lebih mudah berkeringat terutama

pada malam hari,  rentan mengalami infeksi, gatal-gatal di kulit, nyeri dan perut bengkak, batuk-batuk, dan napas pendek.


Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan sampel jaringan kelenjar getah bening (biopsi). LH ditandai adanya sel Reed Sternberg, yaitu sel limfosit B abnormal  yang menjadi sel kanker.  Namun, pada LNH tidak ditemukan. Jenis LNH biasanya disebabkan pertumbuhan abnormal sel B atau sel T. LNH juga bertipe limfoma sel mantel.


LNH perlu mendapat perhatian karena berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh. Pada jangka panjang, berbagai pengobatan membuat sistem imun melemah. 


Obat-obatan kemoterapi juga memicu berkembangnya penyakit lain, seperti jantung, gangguan hormon, infertilitas, dan kanker sekunder, termasuk leukemia. Nah, kanker inilah yang memicu terjadinya kematian pada penderita LNH.


Apa penyebabnya?


Sejauh ini, penyebab LNH belum diketahui. Siklus hidup limfosit dapat diprediksi. Limfosit tua akan mati dan tubuh membuat limfosit baru untuk menggantikannya. 


Pada kanker LNH, limfosit tua tidak mati, tetapi tubuh terus memproduksi limfosit baru. Akibatnya, tubuh kelebihan limfosit baru yang menumpuk di kelenjar getah bening. Inilah yang menyebabkan terjadinya pembengkakan pada kelenjar getah bening, limpa, dan hati.


Ada beberapa faktor risiko kanker limfoma. Di antaranya adalah 


  • Usia
    Kanker limfoma sering terdiagnosis pada seseorang berusia 55 tahun ke atas.
  • Laki-laki
    Laki-laki lebih berpotensi terdiagnosis kanker limfoma ketimbang wanita.
  • Sistem imun yang rentan
    Sering terjadi pada orang yang memiliki masalah dengan kekebalan tubuh.
  • Memiliki infeksi tertentu
    Seseorang yang terkena virus epstein-barr dan infeksi Helicobacter pylori lebih rentan terkena kanker limfoma. 
  • Paparan radiasi tertentu.
  • Banyak mengonsumsi daging, lemak, susu dan turunannya.

Pengobatan



LNH sering kali diobati dengan kemoterapi atau radioterapi. Beberapa orang mungkin tidak memerlukan pengobatan langsung.


Rencana perawatan dan pengobatan kanker limfoma ini berbeda. Tergantung kesehatan dan usia secara umum. Jika LNH berkembang lambat, dokter biasanya meminta Anda melihat dan menunggu, serta memantau kondisi secara teratur. 


Bila kondisi semakin parah, dokter akan menyarankan beberapa tindakan:


1. Kemoterapi

Kemoterapi melibatkan penggunaan obat untuk membunuh sel kanker. Dapat digunakan sendiri, atau dikombinasikan dengan terapi biologis dan radioterapi. 


2. Kemoterapi dosis tinggi

Pengobatan ini diberikan jika pengobatan awal tidak membaik. Sayangnya, kemoterapi dosis tinggi dapat menghancurkan sumsum tulang belakang. Untuk menggantikan sumsum tulang belakang yang rusak, penderita memerlukan transplantasi sel punca.


3. Radioterapi

Paling sering digunakan pada LNH stadium awal saat kanker hanya ada di satu bagian tubuh. Diberikan tidak lebih dari tiga minggu.


Radioterapi tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi memiliki efek samping yang signifikan. Tergantung pada bagian tubuh mana yang dirawat. 


Pada jangka panjang bahkan dapat menimbulkan kemandulan atau kehitaman permanen pada kulit yang mendapat radiasi.


4. Terapi antibodi monoklonal

Merupakan salah satu jenis obat yang dikonsumsi penderita LNH. Obat-obatan ini menempel pada sel-sel sehat dan kanker, dan memberi sinyal pada sistem kekebalan tubuh untuk menyerang dan membunuh sel tersebut. 


Pengobatan ini berlangsung sekitar dua tahun setelah pengobatan awal, dikombinasikan dengan kemoterapi.


Salah satu obat antibodi monoklonal adalah rituximab. Berupa suntikan langsung ke pembuluh darah selama beberapa jam.


5. Obat steroid

Digunakan dalam kombinasi dengan kemoterapi. Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan steroid membuat kemoterapi lebih efektif dan membantu mengurangi efek samping. 


Obat diberikan dalam bentuk tablet atau suntikan bersamaan dengan kemoterapi dan dikonsumsi selama beberapa hari atau satu minggu setiap siklus kemoterapi. 


Tindakan pengobatan tak lepas dari efek samping. Misalnya, mual dan muntah, diare, kehilangan selera makan, sariawan, ruam kulit, atau rambut rontok. 


Beragam efek samping tersebut dapat mengakibatkan malnutrisi. Hal ini terjadi karena menurunnya nafsu makan sehingga asupan makan berkurang. 


Karena itu, bila Anda sedang menjalani pengobatan, sebaiknya berfokus pada asupan makanan bergizi dan padat kalori, seperti telur, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh. Anda juga harus tetap terhidrasi. 


Sementara itu, Anda juga perlu menghindari jenis makanan tertentu, seperti lemak hewani, gula termasuk gula tambahan, dan biji-bijian halus, seperti roti putih dan nasi.

ReferensiCentre For Clinical Haematology. Diakses pada 2023. Apa Itu Limfoma? Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Diet for Lymphoma. Literasi Kanker Indonesia. Diakses pada 2023. Kanker Kelenjar Getah Bening (Limfoma). Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Lymphoma: Symptoms and Causes. Medical News Today. Diakses pada 2023. Cancer in Lymph Nodes: What Happens and Treatment. Primaraya Hospital. Diakses pada 2023. Penyakit Limfoma: Gejala, Mencegah, dan Mengobati.