Hubungan Diabetes dan Kesehatan Mulut: Kenapa Gula Darah Bisa Pengaruhi Gigi dan Gusi?

Menjaga kadar gula darah tetap stabil— dari makan dengan pola yang lebih sehat, minum obat sesuai anjuran dokter, sampai rutin bergerak—bukan hanya penting untuk tubuh Anda, tapi juga untuk kesehatan mulut.
Banyak orang dengan diabetes tidak menyadari bahwa kondisi ini bisa berdampak langsung pada gigi dan gusi.
Padahal, masalah seperti penyakit gusi, gigi berlubang, sariawan, hingga mulut kering sering sekali terjadi pada penderita diabetes.
Menariknya, perlengkapan perawatan mulut yang Anda butuhkan sebenarnya sederhana: sikat gigi, pasta gigi, benang gigi … dan tentu saja, kontrol gula darah.
Ketika gula darah berada di angka tinggi, kerusakan pada gigi dan gusi bisa terjadi dengan cara yang sama, seperti kerusakan pada jantung, mata, atau saraf. Itu sebabnya pengendalian diabetes yang baik sangat berpengaruh pada kesehatan mulut.
Selain menjaga pola hidup sehat, pemeriksaan gigi secara rutin adalah langkah penting yang sering diabaikan. Jika Anda hidup dengan diabetes, biasakan untuk cek gigi setiap enam bulan sekali.
Dengan begitu, masalah bisa terdeteksi lebih cepat dan Anda bisa terhindar dari komplikasi yang lebih serius.
Menjaga gula darah = menjaga senyum Anda tetap sehat.
Bagaimana mengetahui Anda mengalami masalah mulut akibat diabetes?

Diabetes bisa memengaruhi mulut tanpa Anda sadari. Karena itu, penting untuk rutin memeriksa kondisi gigi dan gusi sendiri di rumah.
Perhatikan apakah Anda mengalami tanda-tanda berikut:
- gusi merah, bengkak, atau mudah berdarah;
- gusi makin menurun hingga akar gigi mulai terlihat;
- gigi terasa goyang atau tidak sekokoh biasanya;
- jarak antargigi tampak semakin melebar;
- mulut terasa kering, mudah sariawan atau infeksi jamur;
- bau mulut yang menetap, meski sudah menyikat gigi;
- rasa nyeri, perih, atau sensasi terbakar pada mulut atau lidah.
Jika Anda mengalami satu atau beberapa gejala di atas, jangan tunda! Segera konsultasikan ke dokter gigi. Semakin cepat ditangani, semakin kecil risiko masalah berkembang menjadi lebih serius.
Masalah kesehatan mulut yang sering dialami penderita diabetes
Pada penderita diabetes, penyakit gusi cenderung berkembang lebih cepat dan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.
Sebaliknya, bila penyakit gusi dibiarkan, kadar gula darah juga bisa menjadi lebih sulit dikendalikan. Karena itu, menjaga kesehatan mulut sama pentingnya dengan mengelola diabetes itu sendiri.
1. Mulut kering
Diabetes yang tidak terkontrol dapat mengurangi produksi air liur. Akibatnya, mulut terasa kering, sulit menelan, mudah sariawan, bau mulut, hingga risiko gigi berlubang meningkat.
Kurangnya air liur juga membuat bakteri lebih mudah berkembang biak di dalam mulut.
2. Penyakit gusi (penyakit periodontal)
Ini adalah masalah mulut yang paling sering dan paling serius pada penderita diabetes. Kondisinya berkembang secara bertahap:
- Gingivitis
Tahap awal berupa radang gusi yang ditandai gusi merah, bengkak, dan mudah berdarah akibat penumpukan plak dan karang gigi. - Periodontitis
Tahap lanjut, ketika infeksi mulai merusak tulang dan jaringan penyangga gigi. Gusi bisa terlepas dari gigi dan membentuk kantong infeksi. Jika tidak diobati, gigi bisa menjadi goyang hingga akhirnya harus dicabut.
Kadar gula darah yang tinggi membuat penyakit gusi berkembang lebih cepat dari ringan menjadi parah.
3. Sariawan (infeksi jamur Candida)
Penderita diabetes lebih rentan mengalami infeksi jamur Candida—terutama jika sering mengonsumsi antibiotik atau memakai gigi palsu terlalu lama.
Jamur tumbuh lebih cepat karena kadar gula dalam air liur ikut meningkat.
4. Sensasi mulut atau lidah terasa terbakar
Biasanya terkait dengan infeksi jamur atau mulut kering yang tidak teratasi. Kondisi ini menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga mengganggu makan dan berbicara.
Cara cegah masalah kesehatan mulut pada penderita diabetes

1. Kendalikan gula darah
Ini adalah kunci utama. Pastikan kadar gula darah tetap stabil dan informasikan kepada dokter gigi bahwa Anda memiliki diabetes.
Jika gula darah sedang tinggi atau tidak stabil, sebaiknya tunda prosedur gigi yang bersifat invasif hingga kondisi lebih terkontrol.
2. Jaga kebersihan mulut dengan baik
- Sikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride.
- Gunakan benang gigi atau interdental brush setiap hari.
- Gunakan obat kumur antiseptik bila disarankan dokter gigi.
- Jika memakai gigi palsu, bersihkan secara rutin dan lepaskan saat tidur.
3. Rutin kontrol ke dokter gigi
Lakukan pemeriksaan minimal setiap enam bulan. Jika Anda sudah memiliki penyakit gusi, kontrol mungkin perlu lebih sering.
4. Perbanyak minum air dan hindari merokok
Air membantu menjaga kelembapan mulut, sedangkan merokok memperparah penyakit gusi dan menghambat penyembuhan.
Jaga kesehatan mulut sejak dini. Jadwalkan pemeriksaan rutin ke dokter gigi di Klinik Utama GWS Medika Blok M atau Permata Hijau, terutama jika Anda memiliki diabetes, untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.



