Gondongan
Kasus anak terserang penyakit mumps atau gondongan di Indonesia melonjak drastis dalam beberapa bulan terakhir. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan hingga pertengahan November 2024, kasus gondongan mencapai 6.000 kasus lebih.
Gondongan dulunya merupakan penyakit yang sangat umum pada anak-anak. Setelah vaksin gondongan tersedia pada tahun 1967, jumlah kasusnya menurun drastis.
Namun, wabah gondongan masih terjadi, terutama di antara orang-orang yang memiliki kontak dekat dalam jangka waktu lama.
Vaksin MMR (Measles [campak], Mumps [gondongan], Rubella [rubela atau campak Jerman]) dapat melindungi seseorang dari penyakit ini.
Meskipun merupakan penyakit ringan, penyakit gondongan dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti
- artritis: peradangan sendi.
- tuli: kehilangan pendengaran permanen.
- ensefalitis: peradangan pada otak.
- meningitis: peradangan pada jaringan yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang.
- oophoritis: peradangan pada ovarium.
- orchitis: peradangan pada testis.
- pankreatitis: peradangan pada pankreas.
- tiroiditis: peradangan pada kelenjar tiroid.
Apa itu gondongan?
Gondongan adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus paramyxoviruses.
Virus ini menyerang kelenjar parotis (kelenjar yang memproduksi air liur) sehingga memicu pembengkakan. Gondongan dapat ditularkan melalui droplet dari percikan ludah atau air liur yang keluar dari mulut atau hidung dari penderita yang batuk dan bersin.
Gejala awal gondongan biasanya ringan. Bahkan banyak orang tidak menunjukkan gejala apa pun dan tidak tahu bahwa mereka terinfeksi.
Masa inkubasi (waktu antara infeksi dan penyakit) berkisar antara 7—25 hari. Gejala awal yang dapat timbul adalah demam, sakit kepala, pegal otot disertai rasa nyeri pada daerah sudut rahang, nyeri telinga yang bertambah berat saat mengunyah atau berbicara, mudah lelah/lemas, nafsu makan menurun, nyeri saat menelan.
Beberapa hari kemudian, mungkin akan terjadi pembengkakan yang menyakitkan pada kelenjar parotis. Pembengkakan dapat terjadi pada satu atau kedua sisi wajah. Tanda klasik gondongan ini adalah pipi menggembung dan rahang membengkak.
Siapa saja yang terkena gondongan?
Gondongan paling sering menyerang anak-anak berusia 2—12 tahun yang belum menerima vaksin MMR. Namun, remaja dan orang dewasa pun dapat terkena gondongan meskipun telah divaksinasi. Hal ini terjadi karena kekebalan vaksin menurun setelah beberapa tahun.
Cara terbaik untuk melindungi diri dari infeksi gondongan adalah mendapatkan vaksinasi lengkap.
Bagaimana pengobatannya?
Tidak ada pengobatan khusus untuk gondongan. Penyakit ini biasanya sembuh dengan sendirinya setelah beberapa minggu. Anak-anak maupun dewasa yang terinfeksi gondongan sebaiknya tidak beraktivitas keluar rumah dan melakukan isolasi mandiri selama kurang lebih lima hari agar tidak menularkan virus.
Pengobatan gondongan difokuskan pada meredakan gejala agar penderita merasa nyaman. Langkah-langkah berikut dapat membantu mengelola gejala:
- perbanyak minum air putih;
- berkumur dengan air garam;
- hindari makanan asam yang memicu keluarnya air liur;
- kompres area bengkak dengan air hangat atau air dingin untuk meredakan rasa sakit;
- konsumsi makanan lunak agar tidak perlu terlalu banyak mengunyah;
- minum obat pereda demam atau pereda nyeri.
Pencegahan
Gondongan adalah penyakit yang sangat mudah dicegah karena efektivitas vaksin MMR. Berikut tindakan yang dapat dilakukan untuk pencegahannya:
1. Vaksinasi MMR berfungsi melindungi tubuh dari penyakit campak, rubella, dan gondongan.
Anak-anak umumnya menerima dua kali dosis MMR. Dosis pertama pada usia 15-18 bulan dan dosis kedua pada usia 5—7 tahun.
Pada orang dewasa dan lanjut usia, vaksin MMR diberikan dua kali dosis dengan interval waktu minimal 28 hari.
2. Siapa pun yang berusia di atas 6 bulan dan akan melakukan perjalanan internasional perlu mendapatkan vaksinasi MMR sebelum bepergian. Ini termasuk:
- Bayi berusia 6—11 bulan membutuhkan satu dosis vaksin MMR.
- Bayi di bawah usia 12 bulan yang telah mendapatkan satu dosis vaksin MMR membutuhkan dua suntikan tambahan antara usia 12—15 bulan, dengan jarak minimal 28 hari.
- Anak-anak berusia 12 bulan atau lebih akan membutuhkan dua vaksinasi MMR, dengan minimal jarak 28 hari.
- Remaja atau orang dewasa membutuhkan dua dosis vaksin MMR, dengan jarak minimal 28 hari.
3. Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
4. Tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan penderita.
5. Menerapkan etika batuk, seperti menutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin.
**
Gondongan dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri serta mendapatkan vaksinasi MMR secara lengkap.
Jika Anda berencana bepergian ke luar negeri atau ingin melengkapi vaksinasi untuk buah hati maupun diri sendiri, kunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan terpercaya di Jakarta, untuk layanan vaksinasi yang aman dan nyaman.