Glaukoma: Si Pencuri Penglihatan

oleh Agnes Krisantibullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Muthia Trisa Nindita
Glaukoma: Si Pencuri Penglihatan
Glaukoma: Si Pencuri Penglihatan

Glaukoma dapat menyebabkan kebutaan total. Terutama jika tidak segera dirawat. Masalahnya, gejala glaukoma sendiri baru dikeluhkan oleh penderita ketika sudah berada di tahap lanjut. Bagaimana langkah pendeteksian awal untuk mengantisipasinya?

Glaukoma


Glaukoma adalah penyakit mata yang umumnya disebabkan adanya tekanan besar di dalam mata. Jika tekanan itu meningkat, jaringan optik di mata pun terkikis. Akibatnya, mata bisa kehilangan fungsi penglihatannya hingga buta total.




Dua jenis glaukoma yang paling umum adalah Open-Angle Glaucoma dan Angle-Closure Glaucoma.


Open-angle glaucoma di awal stadium tidak menunjukkan gejala. Lambat laun muncul titik buta pada penglihatan samping (perifer). Di stadium lanjutan, penglihatan akan berangsur-angsur menurun pada satu atau kedua mata.


Angle closure glaucoma disebabkan menyempitnya sudut bilik mata depan. Penderita biasanya mengeluhkan nyeri pada mata, mata merah, dan pandangan kabur. Ketidaknyamanan tersebut bisa menyebabkan rasa mual dan muntah.


Selain dua di atas, masih banyak lagi jenis glaukoma yang dibedakan berdasarkan penyebabnya. Misalnya, glaukoma akibat katarak, akibat kecelakaan, glaukoma pasca operasi, dan glaukoma karena komplikasi diabetes melitus (tipe 2).


Faktor risiko glaukoma yang perlu diwaspadai adalah:

  1. Memiliki keluarga kandung dengan riwayat glaukoma
  2. Menderita mata minus dan hiperopia tinggi
  3. Mengidap penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus, hipertensi, dan kelainan kardiovaskuler
  4. Mengalami cedera mata di satu fase hidupnya
  5. Mengonsumsi steroid dalam jangka panjang


Glaukoma pada anak


Tak hanya dewasa, glaukoma juga bisa dialami anak-anak sebelum usia 3 tahun. Rasionya, 1:10.000. Meski tergolong jarang, sebaiknya tetap perhatikan kesehatan mata putra dan putri Anda, ya.


Glaukoma pada anak umumnya merupakan Primary Congenital Glaucoma (PCG), bisa terdeteksi pada usia 3–6 bulan hingga 3 tahun.


PCG terjadi karena kerusakan saraf dan tidak dapat disembuhkan. Karena itu, deteksi dini sangatlah penting untuk mencegah anak mengalami kebutaan permanen saat dewasa nanti.


Gejala PCG meliputi:

  • Tampak simpul putih di bagian hitam mata.
  • Bagian hitam mata tampak lebih besar dari biasanya.
  • Refleks sering menutup mata, terutama saat terpapar cahaya terang.
  • Sering mengeluhkan sakit pada mata saat terpapar cahaya terang.
  • Mata sering kali berair tanpa sebab.

Glaukoma pada anak biasanya memerlukan tindakan operasi atau pembedahan untuk mengontrol tekanan pada mata.



Pemeriksaan


Pemeriksaan glaukoma tergolong sederhana dan tidak menimbulkan sakit. Secara umum, dokter akan meneteskan obat ke mata untuk melebarkan pupil. Kemudian memeriksa mata untuk mengetahui adanya glaukoma atau masalah mata lainnya.


Tes lapangan pandang (visual field test) juga umumnya dilakukan untuk mendeteksi disfungsi penglihatan sentral maupun perifer.


Selain cara di atas, pemeriksaan mata juga bisa dilakukan dengan teknologi bernama Airdoc retinal artificial intelligence system (ARAS). Teknologi ini mempermudah pemeriksaan glaukoma, masalah mata lainnya, hingga masalah kesehatan yang terkait mata tanpa perlu merasakan ketidaknyamanan obat tetes mata.


Berbentuk kamera scanner, Anda hanya perlu memosisikan kedua mata sesuai perintah dari alat. Sistem kecerdasan buatan akan memindai retina mata Anda lalu memotretnya. Hasil pemotretan akan dianalisis sistem dan hasilnya akan dideskripsikan untuk Anda.


Berdasarkan penelitian, akurasi, spesifikasi, dan nilai prediksi negatif ARAS cukup tinggi dalam mendeteksi kelainan fundus dan retina.


Sementara itu, sensitivitas dan nilai prediksi positif terbilang bervariasi dalam mendeteksi kelainan yang berbeda pada tiap individu.


Anda bisa mendapatkan pemeriksaan dengan ARAS di klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta.



Perawatan


Glaukoma tergolong penyakit kronis. Deteksi sedini mungkin dan perawatan yang tepat akan sangat membantu pemulihan dan pencegahan dari kebutaan permanen.


Perawatan glaukoma bertujuan mengontrol tekanan yang ada di dalam mata sehingga kerusakan saraf dan jaringan optik pun dapat diperlambat. Perawatan dapat berupa pengobatan, laser, dan operasi. Pastikan untuk meninjau dengan cermat saran dari dokter Anda.


Jika mengalami ketidaknyamanan pada mata, seperti nyeri parah dan tiba-tiba di kepala maupun mata, serta penglihatan yang menurun secara mendadak segera periksakan. Dapatkan pertolongan sesegera mungkin, baik di IGD maupun dokter spesialis oftalmologi.


^^


Mata adalah sarana terbaik dalam menikmati keindahan dunia. Mari jaga kesehatan mata hingga akhir usia kita.


ReferensiBritish Journal of Ophthalmology. Application of artificial intelligence system for screening multiple fundus diseases in Chinese primary healthcare settings: a real-world, multicentre and cross-sectional study of 4795 cases. Diakses pada Desember 2023. Healthline. Diakses pada 2023. Glaucoma. Jakarta Eye Center (JEC). Diakses pada 2023. Glaucoma. National Eye Institute. Diakses pada 2023. Glaucoma