Begini Cara Efektif Atasi Inkontinensia Urine

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Sarah Josephine
Cara efektif atasi inkontinensia urine.
Cara efektif atasi inkontinensia urine.

Pernahkah Anda tiba-tiba merasa bocor saat batuk atau bersin? Jangan khawatir, Anda tidak sendirian! Kondisi ini memang umum terjadi, tetapi kabar baiknya—ada solusi efektif untuk mengatasinya. Yuk, cari tahu cara mengembalikan kendali dengan diagnosis dan perawatan yang tepat!

Pengertian inkontinensia urine



Inkontinensia urine merupakan gangguan saluran kemih bagian bawah yang terjadi karena berbagai faktor.
Inkontinensia urine merupakan gangguan saluran kemih bagian bawah yang terjadi karena berbagai faktor.

Berdasarkan International Continence Society (ICS), inkontinensia urine didefinisikan sebagai keluarnya urine tanpa disadari atau tidak disengaja. Dalam istilah lainnya disebut kebocoran urine.


Inkontinensia urine merupakan bagian dari gangguan saluran kemih bagian bawah dan dapat terjadi akibat berbagai penyebab.


Baik laki-laki maupun perempuan dapat mengalaminya, tetapi kejadiannya lebih banyak ditemukan pada wanita.


Faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan inkontinensia urine meliputi kehamilan, persalinan normal, menopause, obesitas, riwayat keluarga, usia, diabetes, obesitas.



Inkontinensia urine dan penyebabnya


  1. Inkontinensia stres
    Kebocoran urine yang tidak disengaja akibat peningkatan tekanan intra-abdomen saat aktivitas misalnya saat batuk, mengejan, bersin, atau tertawa.

    Penyebabnya adalah melemahnya atau rusaknya otot dasar panggul dan sfingter uretra. Perempuan lanjut usia, sudah melahirkan, atau menopause paling sering mengalami kondisi seperti ini.

  2. Inkontinensia urgensi
    Keinginan tiba-tiba dan kuat untuk buang air kecil, disertai kebocoran urine. Hal ini disebabkan oleh aktivitas berlebihan otot detrusor yang mengendalikan kandung kemih yang dapat terjadi karena beberapa kondisi, seperti stroke, penyakit Parkinson, dan multiple sklerosis. Ditandai dengan sering berkemih pada siang maupun malam hari.

  3. Inkontinensia luapan
    Kandung kemih tidak dapat dikosongkan sepenuhnya, sehingga penderitanya harus sering buang air kecil atau dapat mengalami kondisi kebocoran terus-menerus akibat gangguan kontraktilitas otot detrusor atau adanya sumbatan saluran kandung kemih sehingga kandung kemih terlalu mengembang.

    Umumnya disebabkan oleh penyumbatan oleh massa abdomen atau panggul, striktur uretra atau gangguan saraf seperti cedera tulang belakang, multipel sklerosis dan diabetes. Kondisi ini sering dialami oleh laki-laki yang memiliki masalah pembesaran prostat.

  4. Inkontinensia total
    Kandung kemih tidak dapat menampung urine sama sekali, menyebabkan kebocoran terus-menerus. Pada kasus ini terdapat gangguan kontinuitas jaringan saluran kemih dan genitalia.

  5. Inkontinensia campuran
    Suatu kondisi yang ditandai dengan kebocoran urine yang tidak disengaja, meliputi gejala inkontinensia stres dan urgensi.


Gejalanya



Mengompol merupakan salah satu gejala inkontinensia.
Mengompol merupakan salah satu gejala inkontinensia.

  • Kebocoran urine saat menjalani aktivitas sehari-hari, seperti mengangkat beban, membungkuk, atau berolahraga.
  • Kesulitan menahan buang air kecil setelah muncul dorongan mendadak dan kuat.
  • Kebocoran urine tanpa adanya tanda atau keinginan untuk buang air kecil.
  • Tidak sempat mencapai toilet tepat waktu.
  • Mengompol saat tidur.
  • Urine bocor selama aktivitas seksual.
  • Kesulitan mengosongkan kandung kemih, seperti harus mengejan, aliran urine lemah, terasa tidak tuntas, atau kandung kemih masih terasa penuh, yang umum terjadi pada inkontinensia urin luapan (overflow).


Cara atasi inkontinensia urine


Jika Anda mengalami inkontinensia urine, beberapa langkah berikut dapat membantu mengelola dan mengurangi gejalanya:


1. Jaga berat badan ideal

Berat badan berlebih meningkatkan tekanan pada kandung kemih, sehingga menurunkan berat badan dapat membantu mengurangi kebocoran urine.


2. Atur jadwal minum

  • Minumlah cairan dalam jumlah cukup, tetapi batasi konsumsi setelah pukul 6 sore untuk mengurangi buang air kecil pada malam hari.
  • Hindari terlalu banyak atau terlalu sedikit minum, karena dapat memperburuk gejala.

3. Hindari konsumsi zat iritan kandung kemih

Hindari kafein, alkohol, dan makanan asam, seperti jeruk karena dapat memperparah gejala.


4. Teratur buang air kecil

  • Cobalah buang air kecil setiap dua hingga tiga jam.
  • Jangan menunda keinginan buang air kecil terlalu lama karena dapat melemahkan otot kandung kemih dan meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.

5. Lakukan latihan dasar panggul

Latihan ini membantu memperkuat otot-otot yang mengendalikan kandung kemih. Salah satu latihan yang paling efektif adalah latihan kegel, yaitu dengan menahan dan melepaskan kontraksi otot dasar panggul selama beberapa detik secara berulang.


Cara melakukan latihan kegel:

  • Kencangkan otot panggul seolah-olah sedang menahan buang air kecil.
  • Tahan selama 3—5 detik, lalu relaksasi selama 3—5 detik.
  • Ulangi sebanyak 10—15 kali, tiga kali sehari.

6. Atasi sembelit

Tinja yang keras dapat meningkatkan tekanan pada kandung kemih. Konsumsi makanan kaya serat, minum cukup air, dan pertahankan pola buang air yang sehat untuk mengurangi risiko ini.


**


Inkontinensia urine memang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi kondisi ini bisa dikendalikan dengan perawatan dan kebiasaan yang tepat.


Jika gejala terus berlanjut atau memburuk, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.


Kunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta, untuk mendapatkan perawatan.





ReferensiCleveland Clinic. Diakses pada 2025. Kegel Exercises. Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Urinary Incontinence. IAUI. Diakses pada 2025. Inkontinensia. Mays Cancer Center. Diakses pada 2025. Five exercises to strengthen your pelvic floor. Mayo Clinic Health System. Diakses pada 2025. 6 helpful tips for managing urinary incontinence. National Library of Medicine. Diakses pada 2025. Urinary Incontinence. National Library of Medicine. Diakses pada 2025. Mixed Urinary Incontinence. NHS. Diakses pada 2025. Urinary Incontinence.